end

75 2 2
                                    

Hari ini kami berlibur kepuncak. Melepas penat karena aktivitas sekolah yang tidak kunjung hentinya, pemandangan disini sangat indah dengan udara sejuk yang belum tercemar oleh polutan. Kami membereskan barang masing-masing dikamar yang telah ditentukan baru setelah semuanya selesai kami akan berjalan-jalan disekitar vila tapi rasanya aku malas sekali, melihat mereka semua sudah berjalan keluar sedangkan aku masih duduk manis disofa ruang tamu, aku berniat ingin tidur saja dikamar tapi gagal karena tiba-tiba yudha kembali dan langsung menggandeng tanganku, tangannya lebih besar dariku dan sangat hangat rasanya nyaman sekali berada dalam genggamannya ingin terus seperti ini saja rasanya.

"Ayo cin, malah diem aja" ucap yudha membuyarkan fikirankanku

"Eh iya ayo, btw ini tangannya ga mau dilepas?" Tanyaku

"Ga mau" jawabnya dengan memeletkan lidahnya seperti anak kecil, aku pun langsung mencubit perutnya dan sudah jelas dia terlihat kesakitan karena perbuatan ku, aku jadi merasa bersalah tapi biarin ah.

Tiba-tiba saja yudha memelukku, aku jadi teringat keputusan yang kubuat kemarin malam bahwa aku akan kembali kediriku, cindy yang sesungguhnya, yaitu cindy yang penyendiri,halus,tidak kasar, selalu tersenyum, dan rapuh. Dia tidak ingin lagi berkamuflase untuk melindungi dirinya dan untuk mendapatkan teman bermain. Mengingat hal itu tanpa sadar aku meneteskan air mata, aku sudah tidak sanggup menahan air mata ini. Mungkin kalian melihatku yang seperti tidak memiliki masalah tapi aku punya. Masalah yang aku tidak pernah bisa atasi, yaitu kepribadianku dan cara pikirku. Yang takut tersakiti lagi, tidak ingin mengulang kejadian yang sudah membuatku trauma. Mungkin saat ini yudha tahu bahwa aku menangis,dia mengeratkan pelukannya mengelus punggungku dan menenangkanku

"Nangis aja, jangam ditahan. Gue sakit liat lo nahan air mata lo"
Aku langsung mendongakkan kepalaku
"darimana dia tau?"-batinku.
Dia dengan lembut menyeka airmata dipipiku seraya berkata
"gue tau semuanya, bahkan disaat lo gak ngenalin diri lo lagi. Gue masih bisa ngenalin lo" saat mendengar ucapannya itu aku langsung memeluknya dengan erat, berterimakasih pada tuhan dalam hati bahwa yudha selama ini tidak menyerah kepadanya dan terimakasih karna dia sudah ada dihidupnya terus mengejarnya walaupun berkali-kali dijatuhkan. Terimakasih tuhan bahwa aku sadar sekarang dan bisa mengikhlaskan serta membuka hatiku mulai sekarang . Akupun melepaskan pelukanku, dia menangkup pipiku dan berkata "udah ya, gue ada disini kapan pun lo butuhin. Gue ada, mulai sekarang terus senyum ya" lalu dia mencium kening ku.
Aku langsung tersenyum padanya dan menggandeng tangannya untuk menyusul yang lain

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang