PROLOG

947 63 0
                                    


Masih dengan tatapan nanar. Seorang pria menatap wanita dihadapannya dengan iba sekaligus hancur.  Bagaimana tidak wanita yang ia jaga,ia cintai dalam diam selama ini sekarang berdiri dihadapannya dengan rapuh. Air mata yang sejak tadi tidak hentinya turun membasahi pipi,hidungnya yang mancung sudah merah karena karena jari jari lentiknya menyusut ingusnya dengan kasar. Emosi yang meledak dalam dada menjadi pemicu nya, Penampilannya? Jangan tanya lagi,sudah berantakan,sejak sampai di depan rumahnya wanita ini tidak bisa dikatakan orang normal ketika melihat penampilannya. Baju nya basah kuyup karena kebetulan sedang hujan deras, pria itu yakin wanita itu nekat mengendarai sepeda motor kesayangannya sampai ke rumah ini tanpa membawa jas hujan.

Pria itu mendekatinya detik berikutnya pria itu memeluk erat tubuh ringkih wanita mungil itu dengan sekali sentakan. Ketika melihat wanita itu hancur,dirinya juga sama hancurnya. Apalagi saat melihat wanita ini lebih memilih seseorang yang menurutnya baik tapi justru sebaliknya.

Peribahasa 'don't judge the book by the cover' memang akan selalu berlaku untuk siapapun,termasuk wanita mungil didekapanya ini,yang untuk kesekian kali nya tertipu oleh janji manis seseorang.

Buku jari pria itu memutih ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan si wanita,pertanda bahwa amarahnya berada diujung ubun ubun,siap untuk meledak kapan saja. Dalam hati ia merapalkan doa agar cepat bisa menemui seseorang yang dengan berani membuat wanitanya menangis.

Tangan besar nan kokoh itu masih memeluk tubuh mungil itu,mengusap punggungnya pelan seolah memberikan ketenangan lewat setiap gerakannya.

Beberapa menit kemudian tangis wanita itu reda,hanya ada keheningan diantara keduanya,sibuk dengan pikiran masing masing. Sampai akhirnya si pria melepaskan pelukannya lalu dengan berani mengenggam tangan wanita itu lembut namun penuh ketegangan. Pria itu menatap dalam kearah mata si wanita,lalu sebuah  kalimat berhasil membuat kepala wanita itu mendongak menatap pria itu tidak percaya.

"Nikah sama aku ya Hann,kita berjuang sama sama mulai saat ini,aku akan ada disamping kamu" detik berikutnya sebuah kecupan hangat hinggap di kening wanita sebagai tanda bahwa apa yang dia ucapkan adalah sebuah keseriusan.

***

REVISI. SEMOGA SUKA YA.

29 AGUSTUS 2024

#indonesiamembaca2018 #watty2018

Septi yulianingrum

My Name Is RigitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang