Tempat pulang

383 34 8
                                    

Andra POV

Aku menghela nafas lelah. Kulirik jam yang melingkar ditanganku yang sudah menunjukkan pukul 1:00 dini hari. Kulangkahkan kaki ku untuk masuk ke rumahku. Rumah yang sudah hampir 8 tahun ini kutinggali.

"Pasti udah tidur" gumam ku setelah mengunci pintu kembali.

Aku berjalan menuju lantai 2,ke kamarku. Keadaan kamar yang remang remang membuatku menyulitkan memfokuskan pandangan,akhirnya kunyalakan lampu utama yang terang,aku tersenyum ketika melihat seseorang yang sudah tidur meringkuk diranjang. Aku melangkah mendekatinya,duduk di tepi kasur sembari memandang wajah yang hampir 3 bulan tidak bertemu,hanya melalui panggilan video call yang sering kita lakukan untuk sekedar mengurangi rindu.

Istriku.

Kuusap keningnya yang berkeringat,kebiasaannya sejak dulu. Kucium keningnya lembut sebelum memutuskan pergi kekamar mandi untuk membersihkan badan dan segera istirahat karena badan yang serasa akan rontok karena lelah.

Beberapa menit kemudian setelah selesai urusan dikamar mandi,aku langsung berbaring di samping wanita yang kucintai. Senyum tak pernah luntur dari bibirku sejak masuk kamar tadi. Rasa rindu yang sudah meluap. Kalau bukan karena tanggung jawab aku enggan meninggalkan wanita yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja ini,sampai lupa kalau dirinya tidak sendiri lagi.

Sebenarnya aku tidak pernah setuju dengan keputusannya untuk bekerja,karena demi apapun gaji yang aku dapat masih cukup untuk menghidupi kita berdua,tapi karena dia keuhkeuh ingin bekerja karena bosan dirumah walhasil aku mengijinkan. Aku sama sekali tidak pernah menyangka dirinya akan menduduki kursi Manager Produksi disalah satu perusahaan milik Jepang,mengingat riwayat pendidikannya yang sering dipandang sebelah mata. Tentu saja karena kegigihan dan keuletannya sampai dia berada di titik itu. Semuanya perlu proses bukan?.

Aku tidak pernah peduli dengan omongan orang tentang dia,yang aku tau dia adalah milikku sekarang dan selamanya,tanggung jawabku dan akan menjadi teman,sahabat dan istri disaat yang aku butuhkan.

"Mimpi indah sayang, i love you" bisikku ditelinganya sebelum memutuskan untuk menyusulnya ke alam mimpi. Kupeluk tubuh mungil itu erat.

Kudengar rintihan yang setiap malam istriku suarakan,pertanda jika mimpi buruk itu datang lagi. Kuusap punggungnya pelan sampai dia benar benar relax lagi,dan berakhir dengan dekapan hangat yang selalu akan kuberikan. Untuknya, hanya untuknya...

***

Aku sedang menikmati kopi sembari memainkan gadget ku ketika suara seseorang berjalan dibelakangku. Memang sejak bangun subuh tadi aku tidak bisa tidur,makanya aku menghabiskan waktu dengan memasak menu sarapan untuk istriku,meskipun sudah ada asisten rumah tangga yang sengaja kuperkerjakan untuk mengurangi beban istri mungilku itu tapi entah kenapa hari ini aku ingin sekali memasakkan sesuatu untuknya. Sepiring roti panggang dengan isian sayur dan daging sudah tersaji di meja,lengkap dengan segelas susu hangat. Tidak lama istriku pasti akan bangun, aku tau betul kebiasaannya.

Setelah semuanya selesai. Selanjutnya aku membawa  kopi ku di teras belakang rumah yang menghadap kolam renang,salah satu spot favoritku  dirumah ini.

"Mas kapan pulang?" tanya seseorang di belakangku. Kan aku bilang juga apa. Jam bangun istriku seperti sudah disetting di jam yang sama.

Aku menoleh lalu kulihat seseorang dengan rambut hitam sebahu yang digerai dan piama motif bunga favoritnya sedang berdiri di dekat lemari kecil dekat tangga. Wajahnya memang masih kentara mengantuk tapi aku yakin dia tidak akan keluar kamar kalau belum mencuci muka dengan sabun muka favoritnya. Kulambaikan tanganku agar dia datang menghampiri yang langsung dipatuhi sang dara. Saat sudah ada di dekatku,kutarik lengan mungil itu untuk duduk dipangkuanku.

My Name Is RigitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang