Sebelum Ezral sempat protes karena ciumanku yang mendadak, Aku sudah membungkam bibirnya dengan bibirku sekali lagi.
Aku tidak peduli dengan apa yang sedang aku lakukan. Bahkan semakin lama, aku semakin memperdalam ciumanku pada bibir Ezral. Aku tahu dia berusaha menolaknya. Tapi, Aku cukup pandai untuk membuat Ezral terdiam dengan ciumanku.
Setelah merasa puas, aku melepaskan pagutan bibirku. Mencoba memasok paru-paruku dengan oksigen.
"Kenapa kau lakukan itu?" Ezral menyeka bibirnya dengan punggung tangan.
Aku tersenyum puas. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh pasangan kekasih."
Ezral diam dan menurunkanku dari pangkuannya, lalu melenggang pergi begitu saja. Aku tahu dia akan marah. Dia paling tidak suka jika aku menciumnya pada bibir. Entah karena dia terlalu kuno, apa terlalu berpegang pada prinsip, bahwa dia tidak akan berciuman dan melakukan hubungan intim sebelum menikah. Ash, itu sangat membosankan.
"Aku mau ke toilet," ucapnya dengan terus melangkah menjauhiku.
***
"Aku akan menjemputmu besok, untuk audisi hari kedua,"
Aku hanya terdiam, saat Ezral bahkan tak memberikan kecupan pada keningku seperti biasanya. Aku turun dari mobil Ezral dengan diam. Begitu aku turun, Ezral langsung melajukan mobilnya.
Aku melangkah gontai menuju halaman rumahku. Namun, langkahku terhenti saat melihat Vanya, sahabatku waktu kecil. Entah ada angin apa dia datang kemari. Lihatlah itu, bahkan dia tersenyum padaku.
Bukankah dia telah membenciku karena aku pernah merebut 'calon' kekasihnya. Ingat ya, baru calon. Aku juga tidak merebutnya, hanya saja Lelaki itu lebih memilihku.
"Hai, Clare. I miss you so bad." Vanya langsung memelukku erat saat aku sudah berdiri di hadapannya.
Aku mengernyit, merasa ada yang aneh dengan Vanya.
"Apa kabar? Kau tampak lebih kurus," ujar Vanya dengan memperhatikanku dari atas hingga bawah.
Senyum miring kuukir halus di bibirku. "Semuanya sudah berubah, Vanya. Aku sudah bukan anak ingusan yang lima tahun lalu telah merebut 'calon' kekasihmu."
Vanya terdiam, kedua alisnya saling bertaut. Namun hanya sesaat. Dia menatap kedua mataku. "Sudah lupakan semua itu. Aku--"
***
08-06-2018
♡ PingStory ♡Hae!
Aku bingung harus gimana. wkwkVommentnya aja ya jangan lupa :"
Hope you like it! 😝
See ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi Rasa
Short StoryWarning! 18+. *** "Tak cukup jika aku hanya memiliki cintamu," ujarku sembari menampilkan senyum menggoda pada lelaki tampan di hadapanku. Jari-jari lentikku mulai menyentuh dada bidangnya dan menggerakkannya dengan gerakan memutar disana. 'Ash, aku...