Apakah

23 1 0
                                    

Kisah ini dimulai dari sebuah pertemuan yang diakhiri perpisahan, tanpa ada sedikit paksaan , namun semua ada pengecualian yaitu sebuah senyuman yang tak dapat terlupakan dari ia yang tak dapat tergantikan.

----------------------------------------------

Hari ini tepatnya tanggal 30 Maret,

Dan dihari ini ibuku ber ulang tahun tapi tak ada perayaan spesial dan hari ini kujalani seperti hari-hari biasanya. Namun sudah 5 tahun terakhir aku rajin membuat puisi untuk ibu dan sembari memanjatkan doa padaNya.

Waktu telah menunjukkan pukul 6 lewat 5 menit dan aku sudah berada di dalam kelas sedang mengerjakan tugas yang belum sempat ku kerjakan selama satu minggu terakhir. Lalu 15 menit kemudia seseorang datang.

"Ar?! lhoo kok tumben datangnya pagi? Pasti belum ngerjain fisika kan?"

"Iya, emangnya kenapa?"

"Bareng dong ngerjainnya, sekalian jelasin materi gravitasi yayaya"

"yaudah sini duduk."

Sambil aku menerangkan materi yang di tanyakannya aku pun menyantap sarapan yang belum sempat ku makan.

"Ini sih aku yang ngerjain semua tugasnya!."

"Maafin dong soalnya kan aku ga ngerti sama sekali."

"Yaudah fokus dulu mattin hapenya kalau mau di terangin semuanya."

"Iyayay."

Bel masuk pun akhirnya berbunnyi dan tak lama kemudian guru yang kami khawatirkan sejak tadi pagi berjalan melewati lorong kelas.

Betapa beruntungya diriku, karena baru saja selesai mengerjakan tugas dan di pelajaran pertama dia membuat seisi ruangan sekelas menjadi kacau balau dan gaduh.

"Hari ini kita ujian materi minggu lalu maka dari itu simpan buku tugas, catatan, dan alat komunikasinya."

Yang kusuka dari guru ini adalah dia memperbolehkan kita menyontek dan bekerja sama, ini serius!!

Namun kita harus lebih lihai dari dia karena jika sampai ketahuan akibatnya nilai 0 dalam mata pelajarannya.

tanpa ada yang membantah kami pun mengerjakan ujian ini dengan tenang dan selamat, walaupun dengan perasaan was-was untuk nilainya nanti.

Layaknya sang penyelamat bel istirahat pun berbunyi dan ini menandakan bahwa kami terselamatkan dari mimpi buruk yang baru saja terjadi.

"Eh Ar tuggu dulu!"
"Ada apa? Aku mau ke kantin nih"
"Nitip jus mangga dong 2"
"Yaudah mana uangnya?"
"Ini nih."sambil mengeluarkan uang dari sakunya.

Dan aku pun bergegas ke kantin

"Untung aja belum penuh, tapi tukang jus hari ini ga jualan, yaudah balik lagi aja je kelas ah."

"Mana Ar jusnya?"

Lalu aku mengembalikan uangnya

"Loh jusnya mana?!"
"Tukang jus tutup jadi aku gabeli."
"Yah tapi kan aku pengen jus mangga"sambil mengerutkan dahi
"Mau ga ini?"menyodorkannya botol minuman
"Apa ini?"herannya
"Jus wortel."
"Wah boleh tuh, eh Ar sekalian duduk boleh ya?
"Iya."

Kali ini dia menanyakan padaku hal yang sangat acak dimana biasanya kita mengobrol tentang pelajaran dan hanya pelajaran namun kali ini............

"Ar aku mau nanya satu hal dari kamu dong, boleh ga?"
"Emangnya apa?"
"Kamu punya harapan apa sih?

Seketika badanku merinding dengan perasaan gelisah dan jantung berdebar kencang.



HARAPAN

Banyak sekali yang membicarakannya

Namun apa kau yakin dialah yang akan kau raih?

Setelah doa yang kau lontarkan

Setelah keringat dan usaha kau kerahkan

Setelah jiwa yang kau tangguhkan

Apakah kau yakin dia dapat kau capai?

Mungkin kali ini kau belum mengetahui

Bahwa kau telah dikelabui

Hampa

Sirfa

c2018


HAMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang