4

874 71 17
                                    


Loyla POV

" Aku butuh penjelasan ya, Loyla" ucap Citra tegas kala kami berdua keluar dari restorant yang baru kami tahu kalau restorant tersebut adalah milik Alessandro

Wajar saja kami berjumpa Ale disana, tapi memang nasib apes bukannya ingin menyegarkan pikiran malah piliranku bertambah runyam apalagi Ale dengan gamblang memberitahu ke Citra kalau aku adalah calon istrinya

Ya Tuhanku, mau ditaruh kemana muka ku ini. Selama ini aku selalu menceritakan perihal apapun ke Citra karena memang selama 7 tahun kami tak bertemu tapi kami selalu berkomunikasi, begitupun Citra yang sudah sangat percaya padaku

Tapi hari ini seorang Citra marah karena dia tidak mengetahui kalau aku ini sudah memiliki lelaki lain selain Abra, ya dia pasti marah bahkan sangat emosi mendengar berita tersebut

Bagaimana bisa aku yang selama ini menanti dan selalu sabar akan kedatangan Abra malah memilih untuk bersama lelaki lain. kenyataannya bahkan aku sendiri belum diberi tahu akan dijodohkan dengan Alessandro oleh orang tuaku, walaupun aku sendiri sudah tahu melalui percakapan antara mamah dan Ale kemarin

" Itu tidak seperti yang kamu pikirkan Cit, aku sebelumnya tak tahu menahu masalah perjodohan itu tapi kemarin aku sendiri yang mendengar percakapan mamahku dengan Ale tadi kalau sebenarnya aku akan dijodohkan dengannya"

" Dan jangan kira aku mau dijodoh-jodohkan seperti itu. Karena nyatanya perasaanku tu masih sama Abra" tambah ku lagi dengan menggebu-gebu, sungguh jika menyangkut Abra hatiku selalu sesak memikirkannya

Sekarang kami sedang duduk didalam mobil, Citra masih mendengarkan ku ia sengaja belum menjalankan mobilnya dari parkiran restorant ini

Kudengar Citra menghela nafas pelan setelah keterdiamannya atas perkataanku tadi

"Maaf aku telah men judge mu yang tidak-tidak, ku kira kamu telah membohongiku aku tahu perasaanmu ditinggalkan dan tak ada kepastian selama tujuh tahun" ujar Citra pelan

Aku diam, entah apa lagi yang harus kujawab yang dikatakan Citra benar memang sangat tidak enak jika tidak ada kepastian dari orang yang kita cinta selama itu

Apa mungkin Abra sudah meninggal? Atau dia sudah menikah dengan bule-bule disana?

Astaghfirullah..

Kenapa pikiran-pikiran aneh-aneh itu terus muncul diotakku.

" Sekali lagi aku minta maaf Loy dan maafkan juga karena aku gak tahu restorant yang direkomendasikan oleh temanku ternyata milik Alessandro, orang yang mengaku jadi calon suami kamu itu" kata Citra merasa bersalah

" Sudahlah Cit, maaf kamu gak merubah apapun. Aku gak marah jadi gak usah minta maaf dan sekarang maukah kamu mengantar aku ke kantor kembali?"

Citra langsung mengangguk " Baiklah, ayo kita berangkat"

Sebelum kami pergi, Sekali lagi aku menoleh kearah restorant milik Ale ini dapat kulihat didepan pintu masuk ada papan nama yang bertuliskan AleisLoy

Deg

Entah mengapa aku merasa jika Loy yang berada diakhir kata dari tulisan itu seperti menunjukkan akan diriku. Segera ku enyahkan pikiran itu dari otakku, mungkin ini hanya perasaan konyol ku saja.

***

Author POV

" Hallo.." jawab lelaki gagah nan tampan yang saat ini sedang memegang beberapa dokumen ditangannya

" Hallo ini benar dengan Abrata?" tanya orang diseberang telepon

Abra diam sejenak, ia mencoba mengenali suara orang yang menelponnya dengan Bahasa Indonesia ini

TERPAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang