mimpi

42 7 0
                                    

Caca masih melihat Anya terduduk di pojok warung itu, kakinya baru saja akan melangkah mendekat ke gadis itu. Tapi ia dikejutkan oleh suara auman macan.

"CACA BANGUN INI UDAH JAM 6 LEBIH! KATANYA MAU BERANGKAT BARENG AYAH!"

Bukan, itu bukan suara auman macan. Itu suara Dewi-bunda Caca- yang sudah geram dengan Caca karena sudah jam segini Caca belum juga bangun. Caca terbangun, ia terduduk kaget, membereskan rambutnya yang berantakan dan segera mengelap bagian ujung bibirnya yang kering karena iler.

Syukurlah, cuma mimpi.
Batin Caca berujar seraya tangan kanannya mengelus bagian dadanya.

"Bunda kenapa baru bangunin aku jam segini?"tanya Caca.

Dewi mendelik kesal, sambil berkacang pinggang ia sudah siap untuk menjewer telinga Caca.

"Hey, bunda dari tadi sudah bangunin kamu, dari shubuh Ca, terus bunda tinggal solat dulu, mandi dulu, sampe bunda ma-"

"Udah bun, marahnya nanti lagi ya, aku mau mandi. Ntar malah tambah telat. Dadah bunda cuantiiik"potong Caca dari ucapan Dewi.

Dewi menggeleng-gelengkan kepala nya, menghadapi anaknya yang satu itu memang cukup sulit ternyata.

"Astagfirullah, sabar wi sabar"

***

"Anya?"

Anya menolehkan kepala nya, ia tersenyum manis seperti biasanya kepada Caca.

"Lo.. mas.. masih hid.. hidup?"

Buuuukk
Buku cetak cukup tebal yang dipegang Anya tadi, kini sudah melayang ke kepala Caca.

"Aduhh!" Caca meringis kesakitan.

"Lo tega banget sih Nya, mukul kepala ratu kecantikan pake buku setebel itu!" Caca mengerucutkan bibirnya sebal.

"Abisnya lo ca. Nyebelin! Masa baru dateng, lo nanya kaya gitu ke gue?"

"Emang gue nanya apa?"

"Lo amnesia ca? Gara-gara gue pukul tadi? Atau lo geger otak?"

Caca mendelik sebal.

"Lo tuh tadi nanya ke gue, gue masih hidup? Ya jelas lah, gue masih hidup. Orang gue sehat wal afiat gini" ucap Anya sambil mengangkat-angkat kedua tangannya berlagak menjadi seorang binaragawati.

"Oh itu..."

Caca terdiam sebentar, mencoba berfikir.

"Tadi malem gue mimpi. Ada yang nelfon gue pagi-pagi banget, pas gue angkat ternyata suara lo. Lo nangis, lo bilang ke gue, kalau lo sama Alan lagi di jalan sriwijaya. Lo berdua di rampok, mobil Alan dibawa sama perampoknya, tas, dompet, dan hp lo juga dibawa sama itu perampok. Dan si Alan, di keroyok habis-habisan sama perampoknya sampe Alan nggak sadar, mungkin pingsan, atau jangan-jangan Alan mati?"

Pertanyaan bodoh itu membuat Anya kembali melayangkan tumpukan buku cetaknya ke kepala Caca.

Buuukk.

"Anyaaaa sakiiit, bego!"

"Makanya kalau ngomong di saring dulu! Alan baik-baik aja, dia juga sehat wal afiat!"

Anya memalingkan wajahnya dari Caca, mendengus kesal.

"Salah lagi ya?"

***

Reza terlihat senang malam ini, ia dan Anggi -kekasihnya- akan bertemu dan makan malam bersama. Untuk itu, Reza sengaja menyemprotkan minyak wangi dari ujung kepala hingga ujung kaki nya. Berkali-kali menyisir rambutnya, dan menatap dirinya di pantulan cermin.

Semoga kali ini, ngga gagal lagi.
Gumamnya.

Drrrrrttt... Drrrrttt..
Ponselnya begetar, ia merogoh saku celananya dan menemukan sebuah pesan singkat dari perempuan yang akan ia temui malam ini.

From: Giiii♡
Za? Maaf. Aku ngga boleh keluar lagi malam ini.

Reza terdiam menatap ponselnya, jujur ia kecewa dengan Anggi. Anggi selalu saja begitu, sulit untuk diajak bertemu. Toh, Reza tidak sampai mengajak berbuat yang tidak-tidak, untuk sekedar makan bersama saja sulitnya minta ampun. Ia tersenyum kecut. Perlahan tapi pasti, tangannya melepas satu persatu kancing kemeja yang melekat di tubuhnya lalu terduduk di kasur dan mengetikan balasan untuk Anggi.

To: Giiii♡
Bukannya tadi kamu bilang boleh keluar? Katanya udah izin?

From: Giiii♡
Tdi mnta izin lagi, trs g diizinin.

To: Giiii♡
Kalau emng dr awal g diizinin, blg gi, jgn ky gini.

From: Giiii♡
Kok km marah sih jadinya? Egois bngt sih kamu!

Reza menghembuskan nafas kasar, tak ada gunanya berdebat dengan Anggi saat ini. Ia memejamkan matanya lantas memilih untuk tidur dan menenangkan fikirannya.

💝
Maaf banget baru post cerita ini, tau kok kelamaan ya?

Maaf sekali lagi, maaf.

Ada konflik dan hal yang tidak terduga yg bersangkutan dgn cerita ini maka nya, agak pertimbangin buat lanjut atau stop cerita ini.

Dan, kemarin itu sibuk buat fokus UNBK yang hasilnya lumayan lah.

Semoga tetap mau baca our story ya!

Vote dan comment ditunggu^^

Salam semanis gula jawa,

Ersamey
Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan is mine.

Not (only) Our Story [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang