Pesawat yang mereka tumpangi sudah lepas landas sejak lima belas menit lalu. Terlihat, Jungkook dan Taehyung duduk berdampingan dengan sepasang earphone menyumpal di telinga masing-masing. Pemuda Kim tampak mengangguk angguk menikmati musik yang didengar, sedang Jeon Jungkook terlihat tidur pulas dengan kepala sedikit tergolek kesamping. Menjadikan Taehyung harus berulangkali membenahkan supaya kekasihnya tidak merasa sakit bagian leher saat terbangun nanti.
Selang kurang lebih lima menit, Taehyung mengerutkan dahi bingung mendapati Jungkook dengan serampangan melepas earphone dari telinganya sendiri. Tanpa bicara satu kata pun, membangkitkan tubuh dan berjalan disepanjang kabin pesawat seperti orang ling lung. Tidak ingin mengekori, Taehyung memilih memerhatikan dari tempatnya duduk. Dapat ia lihat, Jungkook masih berdiri dijarak yang lumayan dari tempatnya duduk, dengan kepala menoleh kekanan kiri. Raut wajahnya tampak panik, hingga terlihat seorang pramugara mendekati dan mengajaknya bicara.
Pemuda Kim tidak tau pasti apa yang mereka bicarakan. Akan tetapi dari kejauhan dapat ia lihat, raut wajah Jungkook terlihat memerah. Jelas sekali jika anak itu pasti sedang menahan emosi entah karena alasan apa. Kemudian dilihatnya Jungkook berteriak garang sembari mencengkram krah kemeja si pramugara
Tidak ingin suasana semakin keruh; mengingat temperamen Jungkook teramat buruk akhir-akhir ini, menjadikan Taehyung turut melepas earphone dan melangkahkan kaki mendekati Jungkooknya."Ada apa?"
Pertanyaan singkat dilontarkan ketika dirinya berada ditempat dimana Jungkook berdebat. Dan nampaknya mampu mengalihkan atensi keduanya, menjadikan kedua orang itu menoleh kearahnya secara bersamaan. Menjadikan Taehyung benar-benar terheran melihat kedua mata Jungkook berkaca-kaca menahan tangis.
"Taehyung?" Jungkook mencicit sembari membulatkan mata tidak percaya. Melepaskan cengkraman pada krah kemeja sang pramugara, lantas melangkahkan kali mendekati tubuh sang kekasih untuk berdiri disampingnya. "Hyung, dari mana saja? Aku mencarimu bodoh! Kukira kau tertinggal pesawat."
"Maaf tuan, apa dia teman anda?" Pramugara itu menatap Taehyung seraya bertanya dengan nada teramat halus dan sopan sebagaimana tugasnya. Menjadikan Taehyung mengangguk dan merangkul bahu Jungkook, menariknya mendekat.
"Teman ada memaksa ingin diturunkan dari pesawat, dia bilang ada satu temannya yang tertinggal."Taehyung semakin tidak mengerti mendengar penuturan pramugara tersebut. Kalimat satu teman tertinggal menjadikan Taehyung mengerutkan dahi untuk kesekian kali. Jelas-jelas mereka hanya berlibur berdua, dan Jungkook sadar benar akan hal itu. Lalu, lelucon macam apa itu.
Berakhir Taehyung mengangguk canggung sembari tersenyum canggung. Lantas berpamit duduk setelah mengatakan tidak ada apa-apa dan mengucap kata maaf telah membuat keributan."Jungkook?" Taehyung berucap sehalus mungkin. Matanya tidak henti menatap Jungkook yang sibuk memasang kembali sabuk pengaman dan earphone nya. "Kau kenapa?"
Pemuda Jeon balas mengerutkan dahi. Sejenak menghentikan aktifitas untuk menyipitkan mata curiga kearah Taehyung.
"Apa maksudmu? Memangnya aku kenapa?""Kebingungan mencariku. Meminta pramugara untuk menurunkanmu dari pesawat."
Jungkook balas terkekeh geli. Jemari tangan mengepal, meninju lengan Taehyung berulang ulang.
"Sialan. Lelucon macam apa itu? Fikirmu aku gila, mencari orang yang jelas-jelas duduk disebelahku."Tidak. Taehyung tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari keanehan yang terjadi pada diri Jungkook. Tetapi bertanya pun percuma, hanya akan menjadikan Jungkook tersulut emosi dan berakhir mereka bertengkar hebat. Lalu rencana berlibur gagal total. Benar-benar tidak lucu.
Dan mengalah pada akhirnya, Taehyung mengendik bahu acuh. Tidak ingin memperpanjang masalah yang tidak penting. Mungkin Jungkook sengaja mengerjai, hanya ingin membuatnya panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last ㅡ v.k.
Fanfiction[COMPLETED] Moment to remember ㅡ Vkook | Taekook Top|Tae ° Bott|Kook Hurt