Born To Be Yours

14.8K 1.3K 247
                                    


"Jimin shi...

Saranghae.."




"Nado.."






Selepas keluarnya Taehyung dari apartemen, Jungkook masih mengulas senyum manisnya. Ada secuil kebahagiaan tersendiri setiap kali dirinya lepas mengungkap perasaan, terlebih ketika sosok kekasih yang dicintai juga membalas ucapan cinta yang sama.
Lantas berbalik, melangkah pelan sembari tersenyum tipis kala membaca satu persatu kata yang tertulis diperabot rumah.



Kursi..

Meja..

Pintu..

Kulkas..




Dan langkahnya terhenti tepat didepan kulkas tiga pintu dalam dapurnya. Jemari tangan terulur meraba satu persatu foto yang terpampang dipintu kulkas. Begitu banyak, ada foto Taehyung, fotonya sendiri dan juga foto selca berdua. Perlahan matanya menyipit, mencoba berfikir, berusaha memutar kembali ingatan yang menjadikan kepalanya pusing tiba-tiba. Lantas matanya membulat, sirat akan keterkejutan, begitu sekelabat ingatan tentang kejadian beberapa saat lalu berputar dalam benaknya. Yang mana dirinya dengan begitu biadab memanggil Kim Taehyungㅡ kekasih tercintanya dengan nama Park Jimin.


Seketika onyx kembarnya memanas begitu jutaan rasa bersalah menggelayuti relung hati. Merasa bahwa dirinya telah berhasil menjadi manusia terjahat didunia. Tidak tau diri dan tidak berguna. Lantas berlari kecil menuju kamar, membuka satu persatu nakas hingga menemukan begitu banyak lembaran-lembaran kertas kosong. Kemudian mengambil satu lembar beserta bulpen yang tergeletak diatas nakas.


Diruang tamu, Jungkook terisak menyakitkan sembari mengatur jemari lentiknya yang perlahan mulai menggores tinta diatas kertas kosong dihadapan. Meluapkan segala kebodohan dan kesalahan fatalnya. Teramat sangat berat ketika takdir mengharuskannya berpisah dengan Taehyung. Akan tetapi segalanya akan lebih berat lagi jika ia memilih bertahan dan semakin menambah kesakitan Taehyung disetiap harinya.
Maka, setelah merampungkan tulisannya, Jungkook bergegas bangkit. Melangkah cepat menuju kamar. Mengambil satu koper besar dan memasukkan seluruh pakaian yang ada didepan mata. Kemudian berbalik untuk melangkah mendekati laci besar dan membukanya. Lantas bibirnya mengulas senyum tipis begitu sorot mata indah itu menatap beberapa album foto berisi kenangan bersama Taehyung. Dibukanya perlahan untuk mengamati satu persatu gambar. Sebelum kemudian ditutup kembali dan dimasukkan kedalam koper.

Jungkook mengambil satu, membawanya pulang untuk dilihat setiap hari, supaya tidak pernah melupakan Taehyung nantinya. Lalu dengan sisa ingatan yang dimiliki, ia mengambil ponsel dan menghubungi Jeon Wonwo. Tanpa memberi sedikit penjelasan, ia meminta sang kakak menjemput sekarang juga.
































Di dalam ruang tamu, Taehyung masih termangu. Terpuruk dalam kehancuran hatinya. Menangis terisak tanpa tau malu. Selembar kertas berharga masih berada dalam dekapan. Memeluk begitu erat didepan dada. Seolah dengan demikian, ia akan dapat membuat Jungkooknya kembali kehadapan.

Tersengguk sekali lagi, Taehyung mengangkat kertas itu perlahan. Menatap lamat-lamat, untuk dibaca kembali. Bahkan sudah kali ke sembilan Taehyung membaca, hazelnya masih saja beruraian air mata. Sebab setiap kata yang tertulis disana, benar-benar terlalu menyakitkan baginya.










Kim Taehyung, sayangku...

Astaga, maafkan aku... Aku tau kau pasti sedang menangis kan, kau pasti sakit, kecewa, kan? tapi aku benar-benar tidak sengaja..

As If It's Your Last ㅡ v.k.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang