Audrey memasuki rumahnya yang terlihat sepi. Baginya rumah itu memang akan selalu sepi setiap kali ia pulang. Suasana yang seperti itu sudah biasa sekali, kedua orang tuanya orang sibuk--ralat super sibuk. Bahkan, jangan kan untuk pulang, bertanya kabarnya saja tidak pernah boro boro pulang, wajar bila akhirnya ia terbiasa jika harus pulang dalam keadaan rumah yang sangat sepi seperti sekarang
"Ehh.. non audrey sudah pulang toh, mari non makan dulu, udah bibi siapin makanan kesukaan non di meja makan." Bi ijah tersenyum lebar menyambut Audrey
Bi ijah itu sudah Audrey anggap seperti ibu sendiri. Dari kecil sampai sekarang rasanya Audret hanya punya bi ijah yang selalu ada menemani dan merawatnya hingga sebesar itu. Mamahnya tidak akan pernah punya waktu mengurusnya. Wajar, mamah orang sibuk, Audrey akan selalu jadi orang yang mengerti itu
"Mamah sama papah pasti pergi lagi ya bi?" Bodohnya Audrey malah bertanya pertanyaan yang dirinya sendiri sudah tahu apa jawabannya, meski sudah terbiasa hidup dengan keadaan seperti itu Audrey tetap seorang anak yang masih mempunyai orang tua. Ia hanya seorang remaja berumur 18 tahun yang masih ingin di perhatikan, perasaan sedih akan hal itu tidak dapat ia bohongi setiap kali tahu kedua orang tuanya lagi lagi tidak ada dirumah
"Tadi ibu sama bapak pulang sebentar non, habis itu langsung pergi lagi. Ibu bilang kalo non sudah pulang katanya uang untuk non sudah ditransfer sama bapak. Non bisa belanja apa saja yang membuat non senang." Bi ijah menatap dengan jelas anak majikannya yang kelihatan sedih mendengar penjelasan darinya
"Kenapa mereka gak nungguin Audrey pulang dulu bi?" Lirih Audrey kemudian
"Maaf non, gak sempat kata bapak." Bi ijah benar benar merasakan sakit di hatinya. Audrey hidup dengan uang yang tidak pernah kekurangan, rumah mewah, mobil mewah, barang yang selalu bisa terbeli, tetapi mengapa rasanya selama 18 tahun ia hidup hanya terasa hampa dan kosong
Audrey menghela napas lelah, pandangannya menunduk ke bawah "Papah tau gak si bi kalau Audrey tuh gak pernah butuh uangnya. Audrey cuma butuh kasih sayang mereka."
"Non sabar ya, ganti baju dulu yuk non habis itu non makan, kalau non gak makan nanti non sakit." Bi ijah benar benar merasa sedih sekali melihat gadis di depannya tertunduk seperti itu
"Eemm Audrey mau pergi sebentar ya bi." Sekejap saja Audrey sudah berlari keluar, yang ia ingin hanya agar bi ijah tidak melihat kesedihannya saat itu, yang ia ingin melampiaskan rasa sakitnya sendiri tanpa di lihat orang terdekat, yang ia ingin hanya orang tuanya tahu bahwa ia disini 'sendirian'
Audrey hanya tidak ingin terlihat lemah oleh orang lain, sungguh ia tidak mau membuat orang lain yang melihatnya dengan tatapan kasihan. Sikapnya yang selama ini suka bikin masalah di sekolah semata mata ia lakukan hanya untuk menarik perhatian kedua orang tuanya, hanya itu. Bukan berniat menjadi sok jagoan. Berharap dengan ia membuat masalah kedua orang tua nya akan dipanggil oleh pihak sekolah, namun selalu gagal
Orang tuanya tidak akan punya waktu barang hanya sekedar memenuhi panggilan dari sekolah, pasti ada saja alasan keduanya tidak bisa hadir atau terkadang bi ijahlah yang datang memenuhi panggilan tersebut. Audrey bukannya malu bi ijah datang ke sekolah, tetapi yang ia ingini sebenarnya hanyra sedikit perhatian orang tuanya agar bisa melihat perkembangannya disini bukan disana
30 menit berlalu Audrey masih saja menangis di dalam mobil, ia bahkan tidak berniat mengurangi laju kecepatan mobilnya. Dirinya bahkan tidak tahu ingin pergi kemana dengan keadaan yang sangat kacau. Audrey kecewa sekali, benar benar kecewa bahkan sampai ia berpikir kenapa ia harus lahir jika pada akhirnya menjadi anak yang tidak di perdulikan
Kedua orang tuanya selalu saja memanjakannya dengan uang, uang, dan uang, sedang kasih sayang dari keduanya tidak pernah sedikitpun ia rasakan, alasan sibuk selalu menjadi topik pertama dalam pembicaraan mereka ketika Audrey bertanya mengapa tidak pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Audrey
Teen FictionNamanya Audrey. Cewek rese, murah senyum, ceria, selalu ketawa, nyebelin. Ya intinya sebut saja Audrey itu rusuh Namun, apa yang kita lihat kalau dia selalu bahagia belum tentu dia benar benar sedang bahagia. Meski dia terlihat selalu ceria, selalu...