Apa mungkin tuhan
mengirimkanmu sebagai
malaikat penolongku?-Fricella-***
"Valdoooooo!!!"
"Pacarkuu semangaat!!"
"Valdoo, aku mendukungmuu!!"
Dan masih banyak teriakan-teriakan yang ditujukan kepada the most wanted boy di SMA Brawijaya.
Siapa lagi kalau bukan Revaldo Julian Arditama dan keempat sahabatnya itu.
Namun, yang diteriaki hanya fokus pada bola yang sedang dimainkan di tangannya. Meski peluh membanjiri seragam mereka, tetapi hal itu tak mengurangi kadar ketampanan mereka. Justru menambah kesan sexy pada kelima orang tersebut.
Setelah merasa puas bermain, mereka pun memutuskan permainan dan beranjak ke kantin.
Sepanjang perjalanan mereka di koridor sekolah, tak sedikit siswi yang curi-curi pandang ke arah Valdo dan teman-temannya. Bahkan, ada beberapa yang secara terang-terangan menggoda kelima orang tersebut.
Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di kantin dan duduk di kursi pojok kantin, tempat mereka biasanya berkumpul.
"Hari ini giliran siapa?" tanya Vero sambil mengedarkan pandangannya ke arah empat temannya.
"Giliran gue yang bayarin, sekarang lo semua mau pesan apa? Biar sekalian gue pesenin," tanya Rey kepada keempat temannya.
"Gue nasi pecel sama es jeruk satu ya," ucap Oji
"Gue samain aja sama si Ojan," ujar Aldo yang langsung ditanggapi oleh Oji.
"Yeee dasar lu Dodo, gak kreatif banget lu, main sama-samain aja," ejek Oji yang hanya ditanggapi Aldo dengan lirikan sinis.
"Udah-udah, berantem mulu lo berdua. Rey, gue pesen nasi goreng pedes satu sama es teh aja," ucap Vero
"Lo mau pesen apa, Val?" tanya Rey ke Valdo, karena sejak tadi ia hanya diam.
"Gue es teh aja satu," ujar Valdo singkat.
"Oke biar gue pesenin dulu, " kata Rey yang langsung pergi mengantre menuju sebuah warung makanan.
"Eh Do! Lihat dah tuh cewek bohay amat yakk," ujar Oji dengan menunjuk salah satu siswi yang sedang mengantre makanan.
Pletakk
"Wadoow!! Sakit ogeb," umpat Oji sambil mengelus dahinya yang kena jitakan Aldo.
"Eh! Lo kalau mau maksiat gak usah nyebut nama gue," geram Aldo tanpa memalingkan wajahnya dari ponsel yang ia genggam.
Sedangkan yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat pertengkaran kecil antara Oji dengan Aldo.
Setelah itu mereka pun kembali ke aktivitas masing-masing lagi hingga suara Vero menginterupsi Valdo yang sedang fokus pada hpnya.
"Oh iya Val, gimana? Lo udah dapet informasi tentang anak client om lo yang hilang itu?" tanya Vero sambil menatap Valdo, sedangkan yang ditatap hanya fokus pada hpnya.
"Belum, gue capek. Semua anak buah yang udah gue kirim belum dapet info apa-apa," jawab Valdo yang sedang menatap lurus ke luar jendela kantin.
"Lha terus gimana? Emangnya anak client om lo yang hilang kaya apa sih? Penasaran dah gue, secantik apa orangnya?" tanya Vero lagi.
"Gue gak tau," ujar Valdo singkat.
***
Tet...Tet...Tet...
Bel berbunyi. Semua siswa siswi SMA Brawijaya berhamburan keluar sekolah. Begitu pula dengan Valdo dan kawan-kawannya.
"Eh Val, nanti malem geng nya Bramasta ngajakin balapan. Elo ikut kan?" tanya Vero
"Hm, Rey motor gue masih di rumah lo?" tanya Valdo kepada Rey yang sibuk sama ponselnya.
"Yoi, ntar berangkat jam berapa?" tanya Rey sambil memasukkan ponselnya ke dalam jaket.
"Nanti malem kita berangkat dari rumah Rey jam delapan," ujar Valdo sambil melihat keempat temannya.
"Oke. Eh Val berarti hari ini lo bawa mobil?" tanya Aldo.
"Ya iyalah Dodo. Kan motornya si boss di rumah Rey," jawab Oji sambil memutar bola matanya malas.
"Gue gak tanya sama lo, lagian nama gue Aldo bukan Dodo" ujar Aldo ketus.
"Gue cabut," pamit Valdo kepada teman-temannya.
"Yoi, ati-ati beb di jalan,"
"Jijik banget gue Ji sama lo," ujar Aldo sambil menoyor kepala Oji.
"Bodo, suka-suka gue lah." ucap Oji.
***
Saat ini Valdo sedang mengendarai mobilnya menuju rumahnya. Namun, ia memutuskan mampir ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa camilan karena setelah sampai di rumah ia berencana untuk bermain ps.
Saat ia sedang membuka pintu mobil. Tiba-tiba ada seorang wanita yang berlari menuju Valdo dan lansung mencengkeram erat lengannya.
"Tolong aku!!" pekik gadis tersebut sambil mencengkeram erat lengan Valdo.
Sedangkan Valdo hanya mengerutkan alisnya karena ia tak mengerti maksud ucapan wanita tersebut.
"Pliss, tolong aku. Bawa aku pergi dari sini. Aku akan menceritakannya nanti. Tapi tolong bawa aku pergi sekarang," pinta gadis itu.
Tanpa aba-aba gadis tersebut langsung memasuki pintu penumpang yang berada di sebelah kemudi mobil.
Ini cewek siapa sih? Gagal beli camilan kan gue.
Gerutu Valdo dalam hatinya.
Meski Valdo masih kebingungan, tetapi ia tetap mengikuti kemauan gadis tersebut.
Valdo pun memasuki mobilnya, dan mengemudikannya membelah padatnya Kota Jakarta.
Setelah berada dalam mobil, wanita tersebut langsung menghembuskan nafas lega.
"Makasih ya udah nolongin aku," ucap wanita tersebut sambil melihat Valdo yang masih fokus pada jalanan di depannya.
Setelah beberapa menit...
Mobil yang dikendarai Valdo menepi di taman.
"Turun!" ucap Valdo tanpa mengalihkan pandangan dari jalan di di hadapannya.
Namun, perempuan tersebut masih bergeming di tempatnya karena tidak mengerti maksud ucapan lelaki di sampingnya ini.
"Gue bilang turun!!" perintah Valdo sedikit meninggikan suaranya sambil menatap wanita di sampingnya dengan tajam dan dingin.
"I..Iya makasih," ujar wanita itu terbata-bata sambil keluar mobil.
Tanpa sepatah kata lagi, Valdo melajukan mobilnya meninggalkan Fricella.
***
Jangan lupa voment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Not Crazy Girl
Dla nastolatkówFricella Violita Richard, gadis cantik, pintar, dan juga kaya raya yang berumur 16 tahun. Ia harus mengalami cobaan berat dalam kehidupannya. Menjadi wanita gila? Ah, itu bukan keinginannya. Akankah Fricella mampu menghadapi segala cobaan tersebut...