Sasuke menunggu di dekat antrian daikanrasha dengan dua tiket di tangan. Iris onyx nya melirik jam untuk kesekian kali nya, berharap agar pukul lima lewat empat puluh lima menit dapat segera tiba sehingga ia bisa bertatapan dengan gadis musim semi yang dicintainya.
Demi 'kencan pertama' dengan Sakura, Sasuke menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya untuk mematut diri di depan kaca dan memastikan jika penampilannya terlihat sempurna hari ini. Ia bahkan menghabiskan waktu lebih lama ketimbang saat pergi bekerja atau saat bertemu dengan Kushina, dan tak seperti biasanya ia begitu bersemangat untuk bersiap dan berangkat satu jam sebelum waktu perjanjian meskipun tempat perjanjian sendiri bisa ditempuh dalam waktu maksimal dua puluh lima menit.
Sasuke menatap beberapa orang yang mendekati bilik penjual tiket daikanrasha dan ia sama sekali tak menemukan sosok Sakura. Jantung nya berdegup lebih keras seperti biasanya dan wajah nya bahkan memanas hanya dengan membayangkan wajah cantik gadis musim semi itu.
Orang-orang mengatakan jika jatuh cinta adalah obat paling ampuh untuk membuat seseorang merasa bahagia, dan hal itu berlaku bagi Sasuke. Ia merasa begitu bahagia hanya dengan memikirkan Sakura dan tersenyum lebih sering, seolah perasaan cinta telah menutupi luka di hati nya sejenak.
"Sasuke!" terdengar suara seseorang yang memanggil nama nya dan membuat Sasuke menoleh. Hal yang dilihatnya pertama kali setelah ia mendongak ialah iris emerald dan senyuman sang gadis musim semi yang membuatnya tersenyum secara spontan.
"Sudah lama menunggu? Maaf, ya, padahal aku sudah berangkat lebih awal, lho," ujar Sakura sambil menundukkan kepala dengan sopan.
"Tidak apa. Waktu perjanjian nya masih dua puluh menit lagi."
Sakura tersenyum dan menghembuskan nafas lega, "Syukurlah. Kuharap kau tidak kesal karena telah menunggu."
Jantung Sasuke kembali berdegup kencang saat ia mendapati senyuman di wajah Sakura. Ia merasa bahagia saat menyadari senyuman itu ditujukan padanya.
"Aku juga belum lama tiba," jawab Sasuke sambil tersenyum tanpa ia sadari dan memberikan sebuah tiket pada Sakura, "Ini untukmu."
"Arigatou," jawab Sakura sambil menerima tiket dengan sebelah tangan dan tangan lain nya membuka tas untuk mengambil dompet nya. Ia mengeluarkan selembar uang kertas dan hendak memberikannya pada Sasuke, namun lelaki itu telah mendorong uang nya kembali sebelum ia sempat mengatakan sesuatu.
"Tidak usah. Aku mentraktirmu hari ini."
"Sungguh? Aku jadi merasa tidak enak telah merepotkanmu."
"Hn."
"Arigatou, Sasuke-san."
"Hn."
Sakura mengernyitkan dahi, ia tak begitu paham dengan maksud gumaman tidak jelas dari Sasuke. Namun ia mengartikannya sebagai persetujuan dan kini berinisiatif menuju vending machine serta membelikan minuman bagi lelaki itu sebagai ucapan terima kasih.
Sakura segera memasukkan uang lima ratus yen dan menekan tombol untuk membeli sekaleng guava juice dan melirik Sasuke, "Kau ingin minum apa? Aku membelikan untukmu."
Sasuke melirik minuman-minuman yang terpajang di vending machine. Jari nya dengan cepat menekan tombol tomato juice ketika iris onyx nya berhasil menemukan kaleng minuman itu.
Sekaleng tomato juice keluar dari vending machine dan Sakura melirik lelaki itu sejenak. Ia menganggap lelaki itu sebagai lelaki yang tak memiliki sopan santun, hal itu terbukti dengan ucapan yang tidak sopan saat di taman dan ucapan terima kasih yang hanya dibalas dengan gumaman tidak jelas, bukan ucapan 'douiteshimashite' seperti yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ballad of The Winter (Sasuke x Sakura)
Fanfiction(Tetralogi Empat Musim : Winter) Sakura begitu jengkel dengan Ino yang memaksanya meluangkan waktu setiap minggu untuk menemani nya menyaksikan pertunjukkan pianis cafe favorit nya yang sering memainkan lagu-lagu sedih. Pertemuan tak terduga dengan...