4_ Satnight

23 2 0
                                    

Jangan lupa buat vote



Pria ini sudah jatuh gila pada gadis yang sudah membuangnya mentah-mentah.

°°°°



Satnight, 01.00 WIB.

Sesuai janjinya yang akan datang berkumpul bersama Diwa, yang diketahui kekasih baru mantannya.

Pria ini disibukkan dengan berganti pakaian dikamarnya. Sweater bertuliskan FUCK IT berwarna hijau army dan celana jins selutut menjadi pilihannya.

Rambutnya kali ini ia biarkan berantakan, tidak disisir kebelakang atau kesamping seperti sebelum-sebelumnya, menambah kesan bad guy yang sesungguhnya.

Drrrtt.... Drrrttt....

Suara getaran ponsel bertanda ada telfon masuk begitu nyaring, membuat sang pemilik jalan malas kearah meja dimana ponsel terletak.

Saat melihat nama siapa yang menelfonnya, pria itu langsung mengangkatnya.

"Bawa motor?"

Pria itu mengernyit heran dengan pertanyaan yang diberi oleh seseorang yang ada dibalik telfon.

Be like : ini orang goblok apa bego.

"Bawalah bego"

"Yakin? Bakal ngerelain motor kesayangan lu itu rusak?"

"Udah sih liat aja nanti disana, bacot" Rivat terkekeh sambil memikirkan strategi bagaimana cara agar motor kesayangannya itu tidak terjamah oleh jalanan liar nanti.

"Yaudah, buruan otw gua sama yang lain siap nih"

"Ya bacot" Pria itu memutuskan telfon sepihak, dengan langkah santai dan cueknya ia keluar dari kamar, berjalan kearah jajaran rak sepatu seperti biasa.

Matanya ia alihkan sekejap pada sosok paruh baya yang tengah memandangnya acuh, lalu dengan sengaja Rivat membuang muka dan segera memakai sepatunya lalu pergi membawa motor hitam kecintaannya.

Sesampainya dilokasi, sudah banyak pembalap liar yang lain sudahh berkumpul, mereka asik dengan squadnya masing-masing, memang pemandangan tidak asing seperti ini.

Beberapa yang lain sudah ada yang mulai aksinya, mengendarai motor hasil rangkaiannya, dengan berbagai modif motor yang berbeda-beda, mereka terasa menikmati aksi balap liar itu.

Atensinya ia alihkan pada sekumpulan orang yang dikenalnya dua hari diclub, dengan santai dia menghampiri orang itu, berhigh five seperti biasanya.

"Mau coba pertama?" Tawarnya, senyum smirknya terlihat seperti menantang, dengan yakin Rivat mengangguk.

Memarkirkan motor kesayangannya sejajar dengan motor lain, lalu mengambil alih kunci motor yang dipegang Diwa.

Dengan percaya diri, pria itu memainkan gas stang motor itu dengan liar, suara bising dari knalpot menjadi backsound terindah untuk malam ini.

Selanjutnya ia berjejer dengan pembalap lain dilapang sirquit, menggas beberapa kali lalu melaju dengan kecepatan sudahlah jangan ditanya saat seorang gadis berpenampilan sexy memberi aba-aba untuk mulai, Rivat sangat lihai dalam urusan ini.

"Anying kita ditinggal, liat dah anak itu udah mulai aksi" Ujar Rafly memperhatikan Rivat yang masih melaju cepat di jalanan itu.

"Biarinlah, mungkin dia gak kuat hahah" Sahut Riskal santai, lalu keduanya berjalan menuju segerombolan Diwa.

Disana ada Mikey yang asik mengintili Diwa dari samping.

"Ada lu juga Key" Ujar Razi saat mereka sudah ikut gabung.

"Eh ada kalian juga" Mikey menoleh, lalu menjauh dari Diwa untuk lanjut berbincang dengan ketiga teman mantan kekasihnya.

"Rivat tadi duluan kesini, dikira bakal bareng kalian" Ujar Mikey, sesekali atensimya ia alihkan pada jalanan dimana para pembalap masih melancarkan aksinya.

"Iya, padahal tadi gua telfon dia masih siap-siap, heran gua sama anak itu" Sahut Rafly, sambil menghisap rokoknya santai.

"Eh sorry bro tadi ngurusin dulu itu" Diwa datang dengan santainya menghampiri Rafly, Razi, Riskal dan kekasihnya yang sedang asik mengobrol.

"Yoi bro santai" Mereka berhigh five, lalu dengan santai Diwa mengambil bungkus rokok yang tergeletak ditengah mereka, mengambil satu batang rokok dan dihisapnya sambil menikmati malam dingin ini.

Atensi mereka sesekali dialihkan kearah jalanan dimana Rivat yang masih gencar balapan, Rafly sebagai teman yang baik juga mendokumentasikan dimana sang teman yang sedang balapan.

"Mantan lu tuh key" Celetuk Razi, lalu dengan santai Mikey hanya menjawab dengan tertawa. Atensi dirinya pun difokuskan untuk meperhatikan Rivat yang ada dijalan itu.

Sesekali gemas dengan pembalap lain yang menyalip motor Rivat, bahkan ssampai reflek berteriak, membuat Diwa yang ada disebelah menggeleng maklum.

"Gua gak yakin Mikey udah move on dari si Rivat" Bisik Riskal tiba-tiba ditelinga Rafly, membuat Rafly menoleh sebentar lalu menoyor kepala Riskal.

"Sotau lu" Jawabnya.

"Liat deh, atensinya dari tadi gemas sekali merhatiin si Rivat dijalan , rasa khawatir dan senang bercampur aduk" Lanjut Riskal membuat keputusan sepihak, membuat Rafly sontak tetawa.

Mana mungkin Mikeynya itu belum move on dari Rivat, setelah diperhatikan gadia itu kini lebih bahagia bersama kekasih barunya.

"Lu gak liat? Dia dah punya si Diwa bego, jangan kompor dah" Bisik Rafly, membuat Riskal menggeleng pelan tanda tidak setuju.

"Ih lain kali lu tanya sono ke Mikey" Balas Riskal, lalu menjauh dari Rafly dan segera menghisap rokok yang ketiganya sambil menatap Rivat yang berjalan kearah mereka.

"Wihh obos sampai finish duluan" Rafly berteriak heboh kala mengetahui Rivat dengan bangga sampai garis finish pertama.

Dengan santai pria yang baru saja datang ini mennghampiri teman-temannya dengan berjalan kaki sambil menenteng helm full facenya.

"Anjaaaayyy" Ejek Razi sengaja, menggoda Rivat yang baru saja duduk sambil menyalakan rokoknya.

"Gausah lebay anying" Sahut Rivat.

"Bagus juga permainan lu" Diwa datang sambil menenteng satu botol alkohol dan gelas kecil, membuat senyum Rivat kini berkembang dua kali lipat.

"Biasa aja bang hahah" Sahutnya, lalu dengan semangat ia membuka tutup botol itu.

"Untuk perayaan teman kita yang menang, mari kita nikmati" Teriak Razi semangat, lalu menunggu gilirannya untuk meneguk minuman itu.

"Kamu keliatan dua kali lebih kece waktu ada dijalan sana" Tiba-tiba seorang gadis duduk mendekatinya, membuat pria itu sontak menoleh kearah sampi guna memandang gadis itu.

"Udah biasa kali" Sahutnya dengan bangga.

"Ri, maaf ya, gara-gara gua lu jadi jarus ikutan kumpul bareng doi" Mikey menatap bersalah kearah Rivat, lalu hanya dibalas senyum.

"Gak apa-apa, gua dah move on ko" Ujar Rivat, membuat gadis disampingnya tersenyum.

"Iya harus, gak seharusnya lu barengan gua Ri, maaf ya udah bohong soal waktu pertama gua ngajak udahan sama lu"

"Udah sih gausah bahas lagian udah lama ini, sekarang kita berkomitmen bahwa kita cuma sekedar teman, gua gak apa-apa, lagian pacar lu ngajak gabung gak tiap hari ini, santai" Rivat menolehkan kepalanya kesamping guna menatap kearah Mikey.

"Iya Rivat, ngerti, tapi ah udah ah, pokonya maaf" Mikey kini berdiri dari duduknya, lalu berjalan mendekat kearah Diwa, sialnya tatapan mata Rivat harus mengekori kemana Mikey harus pergi, sehingga dirinya harus melihat pemandangan yang menyakitkan.

"Gak apa-apa, mungkin lu lebih senengan sama dia dibanding gua" Gumamnya pelan, lalu kembali menatap jalan.

"Gua udah iklas Mikey sama yang lain" Lanjutnya lagi, lalu meneguk gelas berisi wine.





-TBC-



Keep stay and wait me for next! ❤

SAN FRANCISCO //18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang