Pagi ini aku memulai aktivitas seperti hari - hari biasa, bangun tidur, sarapan dan pergi ke sekolah.....
Oh, jangan mengira aku akan beraktivitas tanpa mandi ya...
Saat diperjalanan, aku melihat Risa, teman kecil ku.
“Hey, Risa!”
Risa melihat kebelakang, menunggu ku dekat dengan nya, lalu kami berjalan bersama.
Itu membuat ku senang, mengingat ia masih menjadi temanku.
Yup, teman.
* * *
“Baiklah, bapak tunggu tugas kalian di meja kantor bapak, batas waktu sampai istirahat selesai!”“Ingat, selebih dari waktu yang bapak berikan, kalian akan mendapat hukuman!”
“Baik pak.”
Suasana pun ramai setelah Pak Ibe meninggalkan kelas.
“Fara, mau ikut ke kantin gak?” Risa sudah berada di luar kelas
“Eh, tapi tugas ku belum selesai Sa.”
“Oh yaudah, duluan ya”
Belum sempat aku menjawab ia bahkan sudah meninggalkanku...
Baiklah, aku harus segera menyelesaikan tugas ini sebelum bel istirahat selesai.
25 menit kemudian bel pun berbunyi.Sial!
Ini sulit sekali.
Bagaimanapun aku harus segera mengumpulkan tugas ini ke meja Pak Ebi.Aku langsung berlari di koridor sekolah, hati - hati menuruni tangga, kemudian berlari kembali tanpa henti, dan langsung meletakan tugas ku di meja Pak Ebi.
Dengan nafas ku yang masih terengah - engah, aku pun menuju kelas ku secepat mungkin karena pelajaran saat ini adalah pelajaran Bu Ratih, guru galak yang mengajar fisika.
Saat sedang terburu - buru seperti itu, aku hampir saja menabrak siswi lain.
Beruntungnya dia menghindar dengan cekatan dan justru aku yang terkejut karena nya.
Aku pun terjatuh ke lantai, lalu dia membantu ku berdiri dan berkata “kekerabatan mu itu cuma main-main saja”
Eh? Apa yang ia katakan? Apa ia berbicara padaku? Atau ia hanya sedang bergumam?
Satu hal yang aku tahu pasti, aku tidak terlalu mengerti apa yang ia katakan.Sesampainya di kelas, aku senang, Bu Ratih masih belum masuk kelas.
Kelas masih ramai, bahkan masih ada yang menyantap makanan nya sejak istirahat dan aku segera duduk dan mengambil botol minum ku.“Fara, dari mana aja si?!” Kata Risa saat aku akan meneguk air
“Abis ke meja Pak Ebi ngumpulin tugas.”
“Hah? Padahal soal nya gampang - gampang banget kaya gitu, tapi lu ngerjain nya lama banget?!” perkataan nya meremehkan ku.
Aku mengepalkan jemari. Aku tahu dia orang yang pintar.
Aku tahu dia sedang meremehkan ku.
Dan aku tahu dia benar. Sepertinya aku harus lebih giat lagi.
* * *
2 hari kemudian...Pelajaran olahraga, pelajaran yang akan melakukan banyak gerakan dan mengeluarkan keringat.
Pak Ardhi menyuruh kami membuat beberapa tim untuk bermain basket, aku berbeda tim dengan Risa.
Saat semua tim sudah siap, Pak Ardhi pun membunyikan peluit, tanda bahwa permainan dimulai.
Pemain yang berada di dekat wasit pun langsung melompat dengan tinggi untuk memperebutkan bola, tim lawan yang mendapatkan bola pertama, langsung menyerang, berlari menuju ke ring basket dan melakukan dunk.
KAMU SEDANG MEMBACA
just because
RandomSemua orang mempunyai masalah tersendiri, kau tahu?! Semua memiliki ceritanya masing - masing, peran tersendiri, dan akhir cerita nya yang berbeda - beda.