*SATU*

16 0 0
                                    

Sinar matahari sudah mulai muncul di balik tirai jendela, aku membuka kelopak mataku dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah. Aku melihat wajahku di cermin dengan rambut ku  sebahu yang terurai dengan warna pirang dan juga jepit rambut yang aku kenakan membuat aku teringat oleh papa, papa selalu membelikan jepit rambut setiap aku bersedih.

"papa aku merindukanmu"
Gumam ku sendiri sambil memeluk foto papa.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuatku segera menghapus air mata yang entah kapan air mata itu terjatuh, aku bergegas keluar kamar sebelum ada yang masuk kamarku.

"nay ke sekolah dulu yha pa, assalamu'alaikum"
Aku mencium foto papa lagi sebelum beranjak keluar.

"pagi sayang" mama mencium pipi kiri dan juga kanan ku itulah kebiasaan setiap pagi.

"pagi ma" mama menatap wajah ku dan aku berusaha tersenyum.

"kamu habis nangis yha nay? "

"enggak kog ma tadi cuma kelilipan aja" aku mengucek mata ku

"ya udah yuk kita sarapan dulu, oma sudah menunggu" mama menggandeng tanganku menuruni anak tangga, disinilah aku sekarang di ruang makan keluarga, hanya saja kita hanya bertiga karena kakek selalu sibuk dengan perusahaannya.

"pagi oma" aku memeluk oma yang sudah duduk di meja makan.

"cucu oma cantik sekali" oma selalu mengucapkan itu setiap pagi dan tersenyum lebar padaku.

"oma, aku ini memang cantik tapi lebih cantik oma kog"

"hehehe, kamu ini bisa saja memuji oma"
Aku duduk dan mama mengambilkanku nasi goreng, aku menghabiskan sarapanku dan berangkat sekolah. Aku selalu di antar sopir kemanapun, oma tak pernah mengizinkan ku mengendarai montor bahkan mobil padahal aku sudah bisa mengemudi dengan benar bahkan aku sudah memiliki sim di saat umurku yang sekarang ini.
Tak terasa aku sudah sampai di halaman sekolah, aku segera turun.

"pak, nanti gak usah jemput"

"tapi non, kalau nyonya besar marah bagaimana?"

"biar nanti aku yang izin ke oma, pak joko gak usah khawatir"aku berusaha menyakinkan pak joko untuk menuruti keinginanku.

"iya non" pak joko pun pergi.

Aku menyusuri koridor sekolah, ternya sekolah yang sudah ramai oleh siswa siswi disana.
Aku masuk kelas dan mencari keberadaan aisyah, tapi aisyah tak ada di kelas.

"kemana sihh aisyah, tumben banget belum datang" aku melihat jam tanganku, jarum jam sudah menunjukan pukul 7 dan itu artinya 15 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

"ros kamu lihat aisyah gak? " aku bertanya pada rosa, rosa itu dulu sahabatku sejak smp bukan hanya dulu sihh sekarangpun aku masih menganggapnya sahabat tapi kita tak seakrab dulu.

"tadi dia keluar, tapi gue gak tau kemana"
Aku berlari keluar kelas ingin mencari aisyah, tak tau kenapa perasaanku tak enak. Aku sudah menyusuri setiap tempat tapi tetap saja tak menemukannya. Aku sudah ke perpustakaan tapi gak ada, kantin gak ada, toilet juga gak ada, semuanya nihil. Aku semakin cemas sama aisyah, aku melangkahkan kaki ke lorong anak ips siapa tau dia ada disana. Walau jarang sekali aku dan aisyah kesana, tapi aku akan mencoba mencarinya disana.
Ternyata benar aisyah ada disana, aisyah di hadang oleh segerombolan anak ips yang terkenal nakal bahkan mereka di sebut geng onar, aku bisa melihat kalau aisyah takut dan hanya menunduk. Aku mendekatinya dengan keberanian yang sudah aku kunpulkan dari tadi dan saat ada didepannya aku langsung menarik tangannya untuk pergi dari sana tapi seorang disana gak membiarkan aku dan aisyah pergi gitu aja.

NAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang