*DUA*

7 0 0
                                    

"nay, naya" panggilan aisyah membuatku tersadar dari lamunanku.

"ya syah"

"kamu dari tadi kog ngelamun aja sihh, aku cerita gak di dengerin. " aisyah mengerucutkan bibirnya

"aduhh syah maaf ya" aku menggaruk kepalaku yang tak gatal.

"kamu nglamunin apa sihh? "

"gak penting kogg" aku melanjutkan makan ku dan untungnya aisyah tak bertanya lagi.
Bel sudah bunyi dan kita kembali ke kelas sampai pelajaran terakhir. Aku dan aisyah rencananya sepulang sekolah kita akan ke pondok pesantren untuk mengaji hari ini. Aku mengeluarkan ponselku dan mencari sebuah nama, klik ketemu dan aku mengirim pesan itu.

"yuk nay" aisyah keluar dari toilet dan kita menuju gerbang sekolah.

"udah izin ke mama kamu? "

"udah, baru aja tadi aku izin"

"izin ke mana? "

"ke mall"
Aku sengaja tak memberitahu mama kalau hari ini aku ke pondok pesantren.
Aku dan aisyah sudah berada di dalam taksi yang melaju ke arah pondok.

"assalamu'alaikum ustadzah" ucap kami bersamaan.
Wanita yang masih muda dan memiliki paras wajah cantik dan bersinar.
"wa'alaikumsalam. kalian sudah datang, mari masuk" lanjutnya dan menuntun kami masuk ke dalam, kami di beri ilmu tentang agama islam disini, dikenalkan tentang islam dan banyak hal bermanfaat disini. Aku selalu menggunakan jilbab saat di lingkungan pondok meski itu bukan jilbabku tapi milik aisyah. Tapi aku juga membuka jilbab saat di luar pondok.
Aku ingin bisa menjadi wanita muslimah seutuhnya, tapi sepertinya hati ini belum siap.
Satu jam sudah berlalu acara mengaji pun sudah selesai, kita bergegas pulang tak lupa berpamitan dengan ustadzah nisa. Ustadzah nisa sangat baik dan juga ramah, aku akui beliau cukup cantik dan terlihat masih muda.

"syah kamu pulang sendiri ya, aku mau mampir ke supermaket"

"ya udah dehh, aku pamit ya. Assalamu'alaikum naya"

"wa'alaikumsalam" aisyah meninggalkan aku sendiri, aku segera melepas jilbab dan mencari taksi.

"taksi" aku melambaikan tangan ke taksi yang lewat tapi gak ada satu pun yang berhenti.

"kenapa sihh pada gak mau berhenti" aku mengusap dahi ku yang sudah peluh dengan keringat. Aku memutuskan untuk berjalan menuju halte bus. Sambil menunggu bus datang aku meminum air yang tadi sempat aku beli di jalan.

"kayaknya betisku bakalan besar" aku memegangi betisku.

"gak usah lebay jadi cewek" suara yang tak asing terdengar oleh indra pendengaranku. Aku mendongak melihat seorang cowok sudah ada di hadapanku.

"kog kamu lagi sihh, apa jangan-jangan kamu ngikutin aku ya? "

"PD banget sihh lo, orang ini juga tempat umum" aku tak ingin berdebat saat ini, dan akhirnya bus sudah datang dan aku masuk ke dalam bus, tapi aku merasa cowok tadi juga ikut naik dan sekarang duduk di sampingku.
"ngapain duduk sini? " aku mulai tak nyaman dengan keberadaannya.
"lo gak lihat semua bangku udah penuh, terus gue harus berdiri gitu? " ucapnya nyolot. Aku melihat sekeliling dan ternyata benar semua bangku sudah penuh. Aku memilih untuk diam saat ini.

"ternyata bener ya lo cewek yang semalam gue anter" ucap cowok itu setelah lama diam, aku hanya mendengarnya tak berniat untuk menjawab.

"dasar keras kepala" timpalnya lagi.

"pak berhenti" aku berdiri dan turun dari bus, aku sudah tak tahan dengan ocehan cowok itu. Aku membayarnya dan segera turun. Pemakaman papa sudah lumayan dekat dari sini jadi aku tak keberatan jika harus berjalan kaki lagi dari pada mendengar ocehan burung beo.
Di sinilah aku saat ini di depan gundukan tanah yang tertaburi bungan mawar.
"assalamu'alaikum papa"

NAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang