Aku masuk kedalam taksi dan haikal juga ikut masuk, satu kesalahan ku hari ini gak pernah menyadari keberadaan haikal yang dari tadi mengikutiku.
"dari tadi kamu belum pergi? " haikal hanya menggeleng dengan senyum merekah di wajahnya membuat dia terlihat lebih tampan.
"mbak kita mau kemana? " tanya supir taksi itu.
"jalan dulu aja pak" perintahku, sebenarnya aku mau ke pondok pesantren tapi gak mungkin aku kesana sama haikal.
"kamu gak ada kegiatan lain ya? " tanyaku lagi pada haikal tapi hal yang sama juga dilakukan haikal. Aku memilih diam dan memikirkan cara untuk membuat haikal tak mengikutinya lagi.
"mbak kita mau kemana? " tanya supir taksi itu lagi.
"ke danau yang dekat sini aja pak" ucap haikal pada supir taksi itu, tak berapa lama taksi berhenti di sebuah danau yang bisa dibilang ramai dan haikal menatapku.
"kenapa melihat ku kayak gitu? " tanyaku keheranan, dari kemarin dia hanya menatapku.
"lo gak turun? "
"ngapain aku turun kan kamu yang mau kesini" haikal menghembuskan nafasnya kasar, dan menarik ku keluar tak lupa dia membayar taksi itu.
"gue kan udah bilang lo harus temenin gue hari ini" ucap haikal setelah melepaskan tangannya.
"terus kita mau ngapain di danau? "
"renang" jawabnya.
"garing banget" aku melangkah mendahului haikal. Haikal mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki ku. Kita saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing tapi aku bisa melihat kalau haikal sedikit melirik ke arahku.
"lo gak capek jalan terus? " akhirnya haikal mendahului percakapan.
"capeklah" aku pun menghentikan langkahku dan duduk dengan kaki lurus.
"mau minum? " aku mengangguk dan haikal sudah berlari mencari air minum, tak berapa lama dia kembali membawa dua botol air mineral dan memberikan padaku, aku meneguk air itu sampai setengah botol. Kita sama-sama menatap ke arah danau yang tenang.
"lo tau air yang tenang belum tentu gak ada buaya di dalamnya" ucap haikal, aku yang mendengarnya reflek mundur dan haikal malah ketawa melihatku.
"itu hanya pepatah" ucapnya lagi, dan aku hanya tersenyum menutupi kebodohanku.
"kamu ngapain ke gereja? " tanya haikal, aku gak tau harus jawab apa. Bukannya Satu sekolah tau kalau aku ini cucu dari yayasan sekolah dan gak mungkin juga haikal gak tau. Apa jangan-jangan haikal tau tentang rahasiaku, memikirkannya saja membuatku takut. Aku gak mau ada orang yang tau dulu dan bahkan aku gak mau keluargaku tau.
"gak usah di jawab juga gak pa-pa kog" lanjutnya dan keadaan sunyi lagi.
"kal"
"hmm"
"kamu kenapa sihh selalu ngikutin aku? " haikal langsung menoleh ke arahku dan tiba-tiba dia ketawa terbahak bahak, aku memukul lengannya dan dia berhenti ketawa tapi dia masih tersenyum.
"lo itu lucu banget ya" haikal masih ketawa sambil melihat ke arahku, aku semakin gak ngerti dengan yang dilakukan haikal.
"apanya yang lucu sihh? " aku semakin kesal melihatnya.
"gini ya cewek keras kepala, gue itu gak pernah ngikutin lo"
"terus waktu di bus, pemakan, terus sekarang di gereja? "
"oke, waktu di bus itu montor gue mogok kalau di pemakaman emang gue mau ke makam nenek gue terus kalu di gereja tadi sebenarnya gue cuma habis beli minum di mini market gak sengaja lewat gereja" jelasnya panjang lebar dan aku hanya mengangguk mengerti tapi yang gak aku mengerti dengan sikapnya yang aneh ke aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA
Teen FictionAnaya angelina putri panggil aja aku naya, usiaku masih 16 tahun. Aku sudah kelas 3 SMA di salah satu sekolah dikotaku. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan juga oma dan kakekku tapi itu dulu sebelum papa meninggalkan ku dan juga mama. Papa per...