1

26 10 9
                                    

BANGKOK 1998.

Baku tembak tengah terjadi di sebuah rumah sakit yang saat itu telah menewaskan banyak nyawa tidak bersalah karena ulah dari sekutu Mr. Patrick serta para detektif dan FBI yang memang sengaja akan menangkap para mafia. Tapi sayang, kecerobohan para detektive dan APM (Agen Pemburu Mafia) serta agen lainnya dan kekejaman para mafia itu menyebabkan kekacauan yang luar biasa.

Perebutan kekuasaan bahkan pembunuhan sudah menjadi hal biasa di kalangan pungusaha dan mafia, tidak terkecuali Mr. Patrick One yang saat itu memegang kekusaan tertinggi di Asia. Ia memang bukan orang asia melainkan keturunan asli dari keluarga One Frasz yang berdarah Amerika. Tapi saat itu Mr. Patrick lah seorang penguasa di kawasan Asia.

Dan kata One sampai saat ini melekat pada diri gadis bernama Rain Daydesy One atau lebih di kenal dengan nama May, dia adalah anak satu-satunya dari Mr. Pactrik penerus serta pewaris keluarga One.

Tanggal 1 Desember 1998, hari ketika istri dari Mr. Patrick melahirkan dan hal yang tidak terduga menimpa mereka, nyonya Patrick meninggal setelah melahirkan putrinya yang bernama Rain Daydesy One.

Belum sempat melihat dan menyusui anaknya, nyonya Patrick sudah terlebih dahulu menemui ajalnya. Timah panas itu menghujam tubuhnya secara random membuat ia meregang nyawa di saat itu pula.

Tidak hanya Nyonya Patrick, tapi Mr. Patrick juga hampir kehilangan nyawa jika saja sahabat sekaligus musuhnya itu tidak datang dan menyelamatkan ia serta anaknya.

Terjadi perdebatan diantara keduanya saat Andrew bersikeras meminta Patrick untuk menyerahkan anaknya dan dirinya kepada APM. Tapi Patrick tidak mau menuruti perintah sahabatnya dan Ia malah bersikeras membalaskan dendam pada sekutunya yang telah membunuh istri sekaligus ibu dari Rain.

"Andrew, aku sudah menduga ini akan terjadi, oleh sebab itu aku memberitahumu tentang keberadaanku saat ini. Kumohon, jaga anakku dan rawat dia seperti anakmu."

Patrick menyerahkan Rain pada Andrew. Ia pun merogoh kantung jasnya dan mengambil sebuah belati dengan ukirsn unik dan antik.

"Apa yang akan kau lakuakan Patrick?" tanya Andrew dengan nada tegas, ia menyembunyikan rasa gugup dan takutnya saat Patrick menodongkan pistol tepat di kepalanya.

"Aku akan membalaskan dendam anakku pada penghianat itu. Tapi, sebelum aku membunuh mereka, aku akan membunuhmu jika kau tidak mau menurutiku."

"Kau mengancamku di depan bayimu?!" teriak Andrew.

"Iya."

Dor!!

Satu peluru melesat keluar dengan cepat dari pistol Patrick. Andrew memekik seraya memegangi daun telinga kanannya yang robek di sertai darah yang mulai membasahi tangan serta pundaknya.

Seringaian tampak di wajah Patrick saat Rain membuka matanya dan tersenyum melihat Andrew yang tengah menahan rasa sakit.

"Lihat Andrew! Anakku tersenyum, bahkan dia tertawa sekarang, dia senang melihat orang lain menderita. Sama sepertiku, bukan?"

"Apa yang kau inginkan dariku, Patrick? Mengapa kau menembakku?"

Patrick tidak langsung menjawab pertanyaan Andrew, ia malah berjalan memutari Andrew lalu berjongkok dan berbisik tepat di telinga kirinya yang tidak terluka.

"Aku sudah mengatakannya, tapi kau tidak mendengarku dan menuruti perintahku. Jadi, aku menembakmu kawan."

Andrew menelan salivanya berat ketika Patrick menghunuskan belati antik yang sedari tadi ia pegang pada lehernya.

"Dengar Andrew! Kau berhutang banyak nyawa padaku, aku tidak meminta balasan nyawamu dan yang lainnya, aku hanya memintamu menjaga anakku agar tetap hidup sampai ia berusia 20 tahun. Dan memberitahunya tentang belati ini."

Call Me MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang