Part 2

437 29 21
                                    

Arsela pun duduk di meja pojok kantin. Karena bosan, ia memainkan tisu yang berada di kantin dan dalam sekejap tisu itu sudah berhamburan kemana mana.

" Mati idup lagi ! " Kagetnya.

" Pftt.. Hahahahaha. " Tawanya menggelegar karena mendengar latahan dari adik kelasnya itu.
Sahabat sahabatnya memandang aneh ke arahnya. Karena Claerandro tidak pernah tertawa selepas ini jika bersama sahabat sahabatnya. Arsela yang ditertawakan hanya mengerucutkan bibirnya.

" Dasar bocil. "

" HA ? BOCIL? " Ucap sahabat Claerandro bersamaan.

" Bocah kecil. " Jawab Claerandro santai.

" Pftt.. Hahahahaha. " Sahabat sahabatnya itu sudah tertawa dengan keras sambil memegang perutnya. Arsela mengerucutkan bibir.

" DASAR KAK TORNADO JELEK! " Arsela menjulurkan lidahnya.

" KAK TORNADO? " Ucap sahabat Claerandro bersamaan, lagi.

" Hahahahaha. " Lagi lagi mereka tertawa dengan keras sampai mengeluarkan air mata. Dan Claerandro hanya memasang wajah cemburut.

***

" Nama lu keren gila Cla! " Ucap salah satu sahabat Claerandro, sembari mengacungkan kedua ibu jari nya. Setelah selesai dengan kegiatan tertawanya.

Claerandro yang mendengar pujian sekaligus hinaan hanya mendengus kesal.

" Hai bocil. Kenalin nama gua William Pedro Petson. Gua sepupunya Claerandro. " Ucap laki laki berambut coklat dan berbola mata biru. Yap, dia memang keturunan bule dari ayahnya. Menjulurkan tangannya untuk berkenalan.

Arsela pun membalas juluran tangannya itu dengan senang.

" Hai kak william. Aku Arsela Divianti. "

" Oh jadi nama lu Arsela yaa.. Kenapa gak dipanggil nama aja? Kenapa harus bocil? "

" Udah jadi ritual kak. " Kata Arsela dengan santai.

" Ritual? Maksudnya? " Sambung laki laki dengan rambut berwarna coklat pirang sama seperti bola matanya itu.

" Iya. Udah dari smp aku dipanggil bocil kak. "

" Oh. " Jawab kedua sahabat Claerandro.

" Nama kaka siapa? " Tanya Arsela dengan wajah nya yang menggemaskan.

" Kenalin nama gua Bryan Steve Baron. "

" Oh. Nama kakak kok pada bagus bagus sih? "

" Jelas lah cil. Kita kan dari keluarga terpandang. Ya gak bro? " Claerandro yang sedari tadi menyimak pun membuka suaranya. Dan tidak lupa dengan nada angkuh dan sombongnya itu.

" Yoi bro. " Jawab William dan Bryan serempak.

" Nih ya kak, kalian memang berasal dari orang terpandang tetapi kalian jangan bangga atas kekayaan dan kekuasaan kalian itu. Itu kan punya orang tua kalian, bukan punya kalian yang mengaku ngaku itu. "

" Kita gak ngaku ngaku. Lagipula itu punya orang tua kita berarti punya kita juga sebagai anaknya. " Merasa tak terima William pun menjawabnya dengan ketus.

" Kalian sebagai anak harusnya mengerti. Orang tua kalian siang malam kerja banting tulang. Kalian anaknya malah berfoya foya atas kerja kerasnya itu. Emang kalian gak kasian apa? Emangnya situ udah bisa banggain orang tua? " Mungkin karena kesal Arsela menjawab sekaligus menyidir ketiga orang itu.

My Queen BocilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang