1

94.2K 5K 91
                                    

Sosok gadis berkaca mata melewati gerombolan cogan yang sedang makan siang di Kantin. Suasana di kantin itu tak ramai, hanya beberapa meja kantin yang terisi karena hampir masuk jam masuk kelas.

Gadis yang berkaca mata itu tak dihiraukan sama sekali. Bukan karena gayanya yang culun tapi memang bukan dia yang menjadi pemeran utamanya di Sekolah ini.

Dia membeli roti dan mineral. Gadis berkacamata itu tak sempat makan, gara-gara dia tidak mau berebutan saat jam istirahat. Dia takut diinjak karena tubuhnya yang mungil.

Gadis berkacamata itu bernama Zora Bonanza. Zora artinya matahari yang terbenam dengan indah, sedangkan Bonanza berarti pemandangan indah. Karena namanya itu, Zora jadi suka melihat sunset. Zora juga pernah berpikir kenapa orang tuanya memberi nama Zora bukan sunset atau matahari terbenam gitu. Dia akan jauh lebih suka jika itu adalah namanya. Ya sudahlah, dia juga telat komplain.

Zora duduk di belakang gerombolan cogan karena lebih dekat dan menghemat waktu. Maklum, 5 menit lagi akan bel masuk kelas. Zora ditantang 5 menit menghabiskan roti yang diiringi oleh obrolan tak berfaedah cogan di belakangnya.

"Gio, gue lihat gebetan lo jalan sama Nando anak IPA 3. Mereka boncengan, pelukannya kayak lari 100 km/jam padahal 30 km/jam. Hahahaha" gelak semua cogan itu karena ucapan Rafly, salah satu cogan populer di sekolah.

"Sialan lo, terpaksa mencari mangsa lagi nih." ucap Gio dengan suara yang dibuat sok sedih.

"Anjir lo, cari di bawah jembatan sono" ucap yang lain dan langsung diiringi gelak tawa.

Zora tidak tahu suara siapa. Dia tidak kenal begitu suara para cogan itu. Dia hanya kenal wajah tampan mereka. Biasa, Zora emang mandang fisik. Gak muna.

"Ya ampun eiike sini bang," suara Rafly yang dibuat kayak banci. Rafly yang paling ganteng menurut Zora tapi agak rada-rada.

Tak sadar, Zora sudah menghabiskan roti lalu minum. Makan sambil mendengarkan ocehan tak berfaedah, membuat Zora makan lahap. Zora termasuk orang yang susah makan, kalau makan di rumah, dia akan menonton hal yang menarik sambil makan. Sampai makananya habis semua. Kalau tidak, Zora makan dengan ogah-ogah lalu mual dan akhirnya tidak habis. Mubazir. Hal itu termasuk peran besar penyakit asam lambungnya.

Setelah kenyang, Zora berdiri meninggalkan kantin yang mulai sepi. Para cogan saja yang masih santai padahal mau bel.

Saat berjalan dengan tenang, tiba-tiba Zora dihantam benda kuat dari kiri yang mengakibatkan dia terdorong lalu jatuh ke sisi meja. Sakit.

"Aww..." rintih Zora pada pinggangnya. Dia memang tidak jatuh malah disambut oleh meja dan mengakibatkan pinggang ramping malah kebentur. Dalam hati Zora berpikir, untung bukan pisau tuh meja. Kalau tidak sudah jadi sundel bolong.

Hening. Tak ada suara selain rintihan Zora yang menggigit bibirnya menahan sakit. Sepertinya tulang rusuknya patah. Pikir Zora dalam hati. Bukannya lebay tapi sakit banget woii!

Setelah sekian detik, Zora menoleh benda laknat yang menghantam tubuhnya yang mengakibatkan cedera seperti ini.

Mata mereka bertemu. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Cukup 3 detik bagi Zora mengingat wajah penjahat itu. Zora juga menatap para cogan itu menatapnya dengan tatapan berbeda-beda. Dan Zora kelimpungan beberapa pasang mata menatapnya. Tidak, dia tidak harus di sini. Rasanya dia ingin menghilang. Mengumpulkan kekuatan yang ada, Zora berlari dengan menahan sakit dibawah tatapan itu.

Zora berlari ke UKS melihat pinggangnya membiru. Ya pasti membiru karena yang menabraknya adalah manusia besi. Manusia besi sialan sungut Zora dalam hati. Bahkan manusia besi itu tidak minta maaf dan bertanggung jawab malah bengong saja.

Zora sadar, dia sudah melewati jam pelajaran. Dia sudah telat 5 menit. Sebagai anak teladan walau tak pintar, dia ingin masuk tapi mengingat tatapan orang sekelas padanya membuat Zora bergidik ngeri. Tapi lebih ngeri liat nilai di lapor jika merah. Alhasil, Zora berjalan menuju kelasnya.

Zora berjalan pelan, dia tidak berani berjalan cepat apalagi berlari. Pinggangnya masih ngilu. Harusnya dia kompres tapi dia sudah telat masuk kelas.

Zora melihat rombongan cogan itu lagi keliling yang sedang mencari sesuatu atau seseorang. Bahkan mereka nekat menerobos kelas orang.

Entah mengapa Zora memilih sembunyi dan mengintip apa yang mereka lakukan.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya seseorang dari belakang.

Tubuh Zora menegang dan berputar melihat siapa yang menyapa. Ternyata adalah guru bk yang menatap tajam.

"Anu pak, saya tadi..." Zora bingung harus jawab apa.

"Ikut saya!" dengan lemes Zora mengikuti guru itu. Dia sedih karena baru kali ini mengunjungi ruang bk. Dia masih tak percaya memasuki ruangan itu.

Saat masuk ke ruangan, mata Zora tertegun karena ramai sekali ruangan ini. Tapi yang membuat Zora lebih terheran, gerombolan cogan yang di kantin tadi ada di sini semua.

Dengan pelan, Zora berjalan bahkan melewati para cogan itu dengan tenang. Zora mendengar satu dua ada yang berbisik dan berlanjut berbisik berjamaah. Zora tidak tahu apa yang mereka bisikkan satu sama lain. Dia hanya menunduk takut.

"Diaaaaamm!" suara itu menggelegar. Zora yang orangnya kagetan, tersentak keget. Itu suara orang apa petir. Batin Zora. Dengan pelan dengan mengusap dadanya.

"Kalian para lelaki yang sudah biasa tidak mengikuti pembelajaran atau telat. Sekarang ada seorang perempuan. Member baru!" panggil guru bk itu membuat Zora cemas plus takut.

"Kenapa kamu berkeliaran di luar kelas saat pembelajaran di mulai?" tanya bapak yang berkumis itu. Damn. Semua orang menatap Zora menanti jawabannya. Tidak, Zora paling anti adegan ini. Gak lagi-lagi Zora telat masuk kelas. Kapok dia.

"Jawab Zora!" suara guru itu tak keras tapi tegas membuat Zora memainkan jarinya cemas bahkan dia tak sadar melukai jarinya sendiri. Tanda dia cemas akut.

"Anu pak...Saya...sa..saya" rasanya zora ingin menangis tapi malu diliat banyak orang. Dia anti menangis di depan orang banyak begini.

"Pak sepertinya dia lagi sakit jadi...."

"Diam, saya tidak bertanya sama kamu. Zora, jawab pertanyaan saya. Jangan gugup begitu." ucap guru yang baru zora ingat namanya. Bapak Heru. Guru bk yang terkenal tegas dan galak.

Mimpi apa Zora hingga berurusan dengan guru galak ini.

"Saya makan di kantin pada saat jam istirahat mau berakhir..." Zora terus menunduk dan memainkan jarinya putus asa. Bahkan tidak ada yang sadar, jari Zora terluka."terus saya kebelet lalu telat deh." ucap Zora dengan suara pelan dan sendu. Jika tak melihat wajahnya, orang akan mengira dia sedang menangis.

"Tapi kenapa kamu ngumpet di belakang di sudut dinding?" tanya Pak Heru selidik.

"Itu saya...saya takut sama bu Riska yang lagi patroli." ucap Zora bohong. Bu riska adalah guru bk juga. Dia tidak mungkin bilang lagi ngintip para cogan kan? apalagi ada mereka sekarang.

Dan beginilah nasib Zora dan para cogan diceramahi hampir setengah jam. Dan dijatuhi hukuman keliling lapangan. Bahkan tidak ada toleransi hukaman bagi Zora yang member baru. Nasib. Batin Zora. Sudah ditabrak manusia besi, kebentur meja, terlambat dan malah di hukum keliling lapangan.

Introvert Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang