❤ EMPAT ❤

109 12 8
                                    

- Author's POV -

"Ait mau kemana lo? Kantin kan sebelah sana", sindir Adith saat melihat Ait yang sengaja berjalan ke arah sisi samping kantin.

Ait hanya bisa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Jo melihat Ait terkekeh yang dibalas tatapan tajam oleh Ait.

Kalian ingat challenge yang di buat Adith kemarin? Nah, yang kalah adalah Ait. Jadi mau tak mau, suka tak suka Ait harus menjalankan hukuman yang di setujui nya sendiri. Yaitu mentraktir Adith dan Jo makan Mie Ayam di kantin selama satu minggu.

"Mampus", cibir Jo.

"Shit", umpat Ait kesal.

"Udah ayo jangan kebanyakan alesan. Lo juga udah setuju ya kemarin", ingat Adith dan menyeret paksa Ait menuju kantin. Yang diseret hanya bisa pasrah meratapi nasib dompetnya setelah itu.

Muka Ait semakin melas saat sudah memasuki kantin, berharap kedua temannya itu bisa luluh dan melupakan challenge kemarin. Kali ini Jo dan Adith tidak peduli dengan wajah Ait yang semakin tertekuk kedalam.

"Cepet sana pesenin", kata Jo sambil mendorong Ait menjauh.

Ait berdecak sebal dan pergi ke tempat tukang mie ayam. Tapi di tengah perjalanan tiba tiba ide brilian terlintas di benak nya, lalu bibir Ait menyunggingkan seringai an.

"Gue kerjain kalian", batin Ait.

****

Salwa dan 3 sahabat nya melangkahkan kaki masuk area kantin. Mata mereka berkeliling mencari tempat kosong untuk mereka makan.

"Bang Jo", panggil JC pada Jo di seberang kantin sambil melambai. Terlihat dari sana Jo mendongak dan mengangguk karena sepertinya Jo sudah tahu jika JC mencari tempat duduk.

"Ayok gaes", kata JC kemudian menarik asal salah satu tangan entah milik siapa.

"Woi woi jan tarik tarik anjir. Gue bisa jalan sendiri", keluh seseorang yang ditarik JC.

Namun JC masih meneruskan aksinya tanpa sadar siapa yang di tarik. Salwa,Licya dan Dinda melongo saat melihat siapa yang di tarik JC.

"JC", panggil mereka bertiga yang membuat JC menoleh dan bingung kenapa ketiga sahabatnya masih berdiam disana padahal dia sudah hampir sampai dimeja kakaknya. Tatapan nya beralih ke tangan yang di pegangnya. Dan tak lama setelah itu matanya membelalak saat mendapati Jere berdiri di dekatnya.

Seketika pegangan tangan nya pada Jere di lepas dan menatap tajam. "Lo ngapain disini?".

"Lah situ sehat? Yang narik tadi siapa woi", tanya Jere mencibir.

JC mendesis tak suka karena memang benar yang Jere katakan.

"Ya kenapa nggak lo lepas?", tanya JC masih tak mau mengakui jika ia salah.
Salwa dan temannya bergegas mendekati JC untuk menahannya jika saja JC melakukan hal yang di luar dugaan.

"Lo nggak denger ya waktu gue minta di lepas tadi", kata Jere tersenyum miring. "Atau lo pengen minta balikan sama gue?", lanjut Jere enteng tanpa melihat raut wajah JC yang mengeras. Tangan nya mengepal keras disamping tubuhnya. Salwa yang melihat itu sontak mendekat dan memegang pundak sahabatnya itu.

"Bangsat", umpat JC dengan mata memerah entah menahan amarah atau ingin menangis.

"Kenapa? Bukannya elo yang masuk kategori bangsat JC ", kata Jere tersenyum miris.

BUG.

Satu bogem mentah mendarat mulus di rahang Jere. Napas JC tersengal sengal ingin memukul lagi Jere jikasaja Salwa tak menahannya.

Jere mengusap darah di sudut bibir nya dan meludahkan di samping sepatu JC.

"Emang benar kan kalau lo itu jal--".

BRAK.

Jere tak sempat melanjutkan perkataannya, karena Jo yang tiba tiba datang dan mendorongnya hingga mengenai tembok.

Jere meringis merasakan punggungnya nyeri.

"Mau lo apa brengsek?", tanya Jo dingin.

Jere menatap sinis Jo di hadapannya. "Mau gue? Adik kesayangan lo minta maaf sama gue".

"NGGAK SUDI GUE MINTA MAAF SAMA LO BRENGSEK", teriak JC di dekapan Salwa.

"Lo pergi dari hadapan gue sekarang, sebelum lo gue buat babak belur", gertak Jo dengan uratnya yang menegang di pelipisnya.

"Cuih lo pikir gue takut?". Jere mengabaikan gertakan Jo dengan menatapnya tajam juga.

"Anjing", umpat Jo lalu memojokkan Jere di tembok kantin lagi lebih keras.

"Jo jangan", kata Salwa memeringati agar Jo tidak bertindak di luar batas.

Namun Jo tak menggubris ucapan Salwa dan melayangkan kepalan tangannya pada lawan.

BUG.

"Salwaa",teriak JC ketika melihat sahabatnya terhuyung hingga ambruk ke lantai.

Bisa diartikan jika pukulan Jo salah sasaran mengenai Salwa. Beberapa detik sebelum Jo memukul Jere, Salwa berlari menengahi mereka agar tak terlibat baku hantam. Namun sekarang malah Salwa yang terkena pukulan Jo hingga jatuh pingsan dengan darah yang mengucur dari hidungnya.

"Salwaaa bangun sal. Salwaa", racau JC memangku kepala sahabatnya itu.

Jo yang melihat perbuatannya mengacak rambutnya kasar dan meninju tembok dengan tangan telanjang. Jo sama sekali tak menghiraukan kepalan tangan nya yang berdarah dan menunduk untuk menggendong Salwa menuju UKS.

Semua murid yang awalnya tadi melihat pun membubarkan diri menuju tempat makan nya kembali.

Sedangkan Adith, JC, Dinda dan Licya berlari mengikuti Jo membawa Salwa ke UKS.

"Lah kok sepi? Itu dua monyet juga kemana?", tanya Ait pada dirinya sendiri saat kembali dari memesan Mie Ayam.

"Anjir. Gue di tinggalin. Sialan emang itu bocah dua", umpat Ait dan meletakkan nampan berisi pesanannya di meja dengan kasar.

"Ait bayar dulu atuh Mie Ayam nya", teriak seorang ibu ibu yang keluar dari stand nya.

"UTANG DULU BU", teriak Ait tanpa menghiraukan penjaga kantin yang misuh misuh karena ulahnya.

****

te amoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang