- Author's POV -
Deru motor Jo berhenti saat sudah sampai di depan rumah Salwa. Dengan gontai Salwa berjalan masuk ke rumah nya tanpa berkata apapun pada Jo. Melihat sikap Salwa yang berubah drastis itu pun tak luput dari perhatian Jo.
"Siapa cowok itu? Riki? Fizky? Rizky? Ah Rifky. Apa hubungan nya sama Salwa. Shit", tanya Jo pada dirinya sendiri.
Setelah beberapa lama berkutat dengan pikirannya sendiri, Jo menghidupkan mesin motornya dan melaju ke rumahnya yang ada di seberang.
"Bang darimana aja".
"Astaghfirullah. Ish J, nggak usah ngagetin bisa nggak sih", kata Jo kaget sambil mengelus dada karena sapaan JC.
"Perasaan tadi gue ngomong biasa aja", gumam JC. "Darimana aja bang? Lama bener", tanya JC lagi.
Jo menuruni motornya dan berjalan mendekat JC yang ada di teras. "Nge es krim--".
"Lo nggak beliin buat gue?", potong JC.
Jo berdecak. "Tapi nggak jadi".
"Lah ngapa? Eh Salwa tadi bareng lo kan Bang?", tanya JC beruntun.
"Iya Salwa bareng gue, orang dia yang ngajak makan es krim eh malah kaga jadi gara gara ada cowok datengin Salwa".
"Cowok? Siapa? Terus Salwa kenapa? Salwa nggak apa apa kan?".
"Bacot banget sih J. Mana gue tau dia siapa. Tapi tadi Salwa sempet ngomong namanya Rifky. Lo kenal dia?", tanya Jo.
Mendengar nama itu, JC pun memperlihatkan reaksi yang sama dengan Salwa. Tubuh JC menegang sesaat namun dia segera menutupi hal itu.
"Ah anu-- itu gue nggak kenal", jawab JC terbata dan memilih pergi menjauh meninggalkan Jo.
***
_Kamar Salwa_
Ting!!
Ponsel Salwa berbunyi, namun si pemilik masih enggan untuk mengambil nya. Saat ini mood Salwa sedang tidak baik, bahkan saat pulang tadi Mama nya tidak di salami. Baju seragam nya pun masih melekat di tubuhnya. Jejak air mata masih terlihat jelas di pipi Salwa. Mata nya pun sembab bahkan lumayan bengkak karena menangis dari waktu pulang sampai saat ini jam 18.45.
Salwa hanya duduk diam ditengah ranjang queen size nya dengan memangku bantal peluk.
Ting!!
Ting!!
Ting!!
Salwa menyerah. Tangan nya men scroll layar ponsel nya untuk melihat siapa yang mengganggunya.
From: JC
Salwa.Salwa lo gapapa kan?.
SAAAALLLLL.
YA ALLOH SAL JANGAN BIKIN GUE KHAWATIR.
To: JC
Gue nggak apa kok J. Tenang aja.Setelah membalas pesan dari JC, Salwa meletakkan kembali ponsel nya yang sebelum itu di nonaktifkan.
Tok Tok Tok.
Salwa mendengus kesal, kenapa dia tidak bisa dibiarkan tenang bahkan satu hari saja. Dengan wajah datarnya Salwa membuka pintu kamar dan mendapati sosok laki laki berambut dark brown menatapnya lembut. Mata Salwa kembali memburam karena air mata dan kemudian berlari kearah laki laki itu untuk memeluknya.
Dipelukan laki laki itu Salwa menangis kencang namun teredam oleh dada bidang yang dipeluknya. Laki laki itu menepuk pelan punggung gadis yang berada di pelukannya agar lebih tenang.
"I miss you so much", cicit Salwa pelan.
"I miss you too Jasmine", balas laki laki itu.
*****
_Rumah Jo_
"Woe Jo main yang bener dong".
"Jo awas itu ada musuh""Jo itu lo diserang anjir"
"Jo bantuin gue"
"YAH KALAH KAN"
Ait dan Adith mendengus kesal pada Jo karena mereka kalah dalam pertarungan di game. Ait menabok lengan Jo lumayan keras.
"Apaan It?", tanya Jo innocent.
"Kita kalah", kata Adith masih kesal.
"Kalah dari siapa?", tanya Jo masih tidak paham arah pembicaraan temannya.
Tangan Ait gatal ingin menjitak lebih keras lagi kepala Jo namun ditahan sekuat tenaga.
Adith yang memang peka terhadap sekitar lantas menyodorkan pertanyaan kepada Jo. "Lo kenapa?".
Ait mengernyit menatap Jo dan Adith bergantian. Dan tangan nya terulur ke dahi Jo lalu bergumam, "Nggak panas sih Dith".
Jo menepis kasar tangan Ait yang masih menempel di dahinya. "Gue nggak apa apa", jawabnya dengan mata mengarah ke atas plafon kamarnya.
"Kayak cewek lo kalau ditanya kenapa jawabnya nggak apa", cibir Ait.
"Cerita nyet. Jangan pendem sendiri. Gila nanti mampus lo", kata Adith tanpa terkesan mendesak Jo untuk bercerita.
"Salwa?", tebak Ait.
Jo tersedak air liurnya sendiri saat Ait menyebutkan nama Salwa. "Kok lo tau?".
"Nebak aja sih", jawab Ait enteng sambil meniup niup poni nya yang sudah sampai menutupi dahi.
"Jo kalau lo emang cinta sama Salwa tunjukin, jangan kayak banci. Cuma bisa diem doang. Cowok bukan lo", kata Ait pedas tanpa memandang ekspresi Jo saat ini yang mematung.
Untuk kali ini, Adith hanya menjadi penonton setia saja. Karena memang Adith pun tak punya skill dalam hal cinta. Berbeda dengan Ait yang punya segudang rayuan gombal untuk meluluhkan hati wanita.
"Udah woi. Kita main lagi. Battle bertiga tapi. Yang kalah traktir Mie Ayam di kantin selama seminggu", ucap Adith tiba tiba yang membuat Jo dan Ait menoleh serempak.
"DEAL!!".
Kali ini Jo bermain serius karena tak mau dompetnya jebol oleh dua makluk biadab bernama kan sahabatnya itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
te amo
Fanfiction"Salwa", panggil Jo. "Apa Jo?", tanya Salwa lembut. Mata Jo bergerak gelisah."Em----". Dahi Salwa mengernyit. "Ada apa Jo?". "Anu-- Itu Sal". Jo gugup. Matanya bergerak tak menentu. Ia memainkan jari nya dan menatap ke bawah tak mau menatap lawan...