- Author's POV -
Nampak gadis berseragam masih terpejam dalam tidurnya yang di tunggui oleh laki laki duduk disamping ranjang gadis itu sembari memegang tangan nya lalu mengecupnya.
"Salwa. Bangun dong Sal", kata Jo.
Jo, orang yang sedang menunggu Salwa bangun dari pingsan nya. Nampak jelas di pipi Salwa jejak pukulannya mulai membiru.
"Maaf Salwa"
"Salwa bangun. Jangan bikin gue khawatir".
"Sal--".
Ucapan Jo terhenti saat merasakan rambutnya di belai. Jo mendongak menatap Salwa yang ternyata sudah terbangun dari pingsannya.
"Salwa lo udah bangun?" tanya Jo retorik.
Salwa memutar bola mata malas. "Ya menurut lo aja sih Jo. Gue masih merem apa melek".
Jo terkekeh sebentar lalu raut wajah nya menyendu.
"Maaf ya Sal. Gara gara gue lo jadi kek gini", kata Jo penuh sesal.
"Yaelah. Santai aj-- Eh tangan lo kenapa?", tanya Salwa yang melihat luka terbuka di tangan kanan Jo.
"Oh ini. Gapapa Sal. Cuma luka kecil", kata Jo dan terkekeh di akhir kalimat.
Salwa berdecak sebal dan meraih P3K di samping ranjangnya untuk mengobati luka tangan Jo.
"Ahh--", ringis Jo saat Salwa menekan luka nya dengan sengaja.
"Sakit kan? Rasain", kata Salwa ketus.
Bukannya kesal atau apa, Jo malah tersenyum tipis.
"Makanya jadi orang nggak usah sok kuat deh. Luka gini aja udah meringis kan lo".
Jo hanya diam menatap Salwa yang kini tengah menunduk serius mengobati luka nya.
BRAK!!
Salwa dan Jo yang awalnya dalam diam, terkaget akibat pintu UKS yang seakan di dobrak dari luar. Keduanya menatap sinis pada mereka yang kita tengah nyengir kuda.
"Nggak pakai dobrak berapa bang?", tanya Salwa datar.
Ait dan Adith hanya nyengir tak bersalah, lalu mendekat ke tempat Salwa. Ait menatap Salwa dari atas sampai bawah berulang kali sampai akhirnya terhenti karena di tabok Adith.
"Lo ngapain sih anjir".
"Mastiin kalo Salwa baik baik aja gue tuh. Kalo sampe kenapa kenapa bakal gue tampol yang nonjok Salwa", kata Ait menggebu gebu dengan gestur meninju angin.
Belum tahu saja Ait jika yang menonjok - tidak sengaja - adalah Jo. Mengacuhkan Ait yang mulai bersikap dramatis, Adith melihat Salwa yang tengah fokus mengobati tangan Jo.
"Gue yang tadi mukul Salwa. Lo mau ngapain gue It?", jawab Jo santai.
Ait menatap Jo tak percaya. "Seriusan lo? Wah belum apa apa udah KDRT aja lo Jo".
Jo memutar bola matanya malas. "Gue tuh mau nampol si Jere. Lah ni anak nongol di depan gue. Kepentok kan".
"Ya elo juga mau sok jadi jagoan sih Jo", kata Salwa membela diri.
Jo hanya terkekeh dan mengacak rambut Salwa pelan. Yang di acak rambutnya mengerucutkan bibir tak terima ingin membalas tapi malah tangannya di tangkap Jo lalu di kecupnya. Pipi Salwa memerah tanpa di minta.
"Ciye Salwa blushing ciye", goda Ait yang kini sudah duduk di meja kecil samping ranjang UKS.
Salwa melotot garang. "Apaan sih lo. Pergi sono".
"Ya elah gue kan nengokin elo Sal. Kaga ada terima kasih nya banget jadi cewek".
Salwa mencibir dan kembali fokus mengobati tangan Jo yang kini mulai membiru. Hening. Tak ada yang berbicara dari mereka ber 4. Semua nya sibuk dengan pikirannya masing masing.
Hingga suara Salwa memecah kesunyian diantara mereka."Udah selesai Jo. Gue mau balik ke kelas", katanya dan bangkit dari ranjang.
Jo hanya mengangguk, tidak menahan atau bagaimana semestinya. Ait dan Adit saling melemparkan tatapan tanda tanya.
"Apaan", tanya Jo tanpa menatap kedua temannya.
"Lo gimana sih bangsat, lenje banget jadi cowok. Malu gue sebagai cowok liat lu kek gini", komentar pedas Ait yang melihat tingkah sahabatnya itu.
"Ya emang gue harus gimana?".
"Tau dah, kesel gue sama lo", ucap Ait yang kemudian melenggang pergi meninggalkan keduanya.
Adit menepuk pundak Jo, "Udah gausah lo pikirin tu bocah. Kek nggak tau dia aja lo".
Jo tersenyum tipis dan mengangguk lalu mengajak Adit untuk kembali ke kelasnya melanjutkan pelajaran yang sempat ditinggalkan demi menemani Salwa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
te amo
Fanfiction"Salwa", panggil Jo. "Apa Jo?", tanya Salwa lembut. Mata Jo bergerak gelisah."Em----". Dahi Salwa mengernyit. "Ada apa Jo?". "Anu-- Itu Sal". Jo gugup. Matanya bergerak tak menentu. Ia memainkan jari nya dan menatap ke bawah tak mau menatap lawan...