Dedicated for: theresiaecha
*-*
"Jadi. Kamu menampar Icha karena ia mengejekmu, begitu?"
"Tidak, Bu! Itu tidak benar! Dia yang mengejekku duluan!" Jalang ini benar-benar... aku benar-benar ingin mencekik lehernya, dan mengulti kepalanya pakai ulti Benedetta.
"Mana ada! Kau yang mengata-ngataiku duluan! Tanya saja Kak Hana!" Ewh, Kak. Masa aku pakai kak, tapi ya sudah lah ya, agar ia tidak berbalik melawanku.
"Apakah benar begitu, Hana?" Hana menatapku, lalu menatap kembali pada guru BK.
"Benar, Bu. Icha yang terlebih dahulu memulai. Bahkan, ia pun terus berlanjut melemparkan hujatan pada Alia." Icha melotot, tidak percaya Hana berada di sisiku. Halah, tapi kan emang dia duluan juga yang mulai, Hana hanya memberitahukan kebenarannya.
"Baiklah. Icha, Alia, karena kalian berdua sama-sama salah di situasi ini, mau tidak mau kalian harus menerima hukuman. Icha, kamu akan menjadi asisten guru Biologi dalam mengurus laboratorium nanti, sementara Alia, kamu akan mengurus buku-buku di perpustakaan. Kalian akan menjalani tugas tambahan itu selama dua minggu. Hana, bisakah kau membantu Alia?" Hana mengangguk. Seperti biasa, tidak ada ekspresi apapun tergambar. Sementara Icha berdecak kesal.
Mampus kan lo, cewe lo gue rebut, batinku.
"Icha, Alia, kalian berdua bisa mulai sekarang." Kami bertiga pamit, lalu keluar. Aku langsung berjalan ke perpustakaan, sementara Icha menuju lab biologi, tapi... tunggu, kenapa Hana malah ngikutin dia?
"Eh, Han? Kok lu--?"
"Nanti aku ke sana. Aku nemenin Icha dulu bentar," jawabnya, sambil memegang tanganku. Tangannya terasa dingin, tapi lembut. Seperti menyentuh salju di musim dingin. Aku mengangguk, dan berjalan ke arah yang berlawanan dari mereka.
Saat aku mau melangkah masuk ke perpustakaan, seseorang langsung melambai-lambai dengan semangat. "Alia! Alia!" Ia terlihat sangat senang, sampai-sampai Pak Beni, pustakawan sekolah, harus menyuruh ia diam. Aku terbelalak, dia kan...
"Echa?!"
"Untung inget, sini, sini peluk!" Aku berlari, dan kami berdua berpelukan dengan sangat kencang. Udah kaya teletubbies saja. "Ih kamu tuh, kok tambah tinggi sih? Cantik lagi, aduh jadi klepek-klepek deh," ucapnya sambil mencubit pipiku. Aku mendengus kesal.
"Ihhh apaan sihh! Aneh-aneh aja! Lu juga tambah tinggi njir. Udah deh, gue mau bilang dulu ke Pak Beni, gue dihukum soalnya."
"Hah kenapa? Eh iya, tadi katanya ada yang berantem gitu. Cewe ama cewe, sampe digampar juga. Adekel sama kakel kalau ga salah." Aku diam, menatap Echa datar. Ia juga menatapku datar, sampai ia sadar siapa yang baru saja ia bicarakan.
"Lah lah lah... seriusan itu kamu? Berantem sama siapa, Li?"
"Icha."
"Hah? Icha kakakku?"
"Lah iya? Lah Icha kakak lo?" Echa mengangguk.
"Yang kelas XI MIPA 2 itu kan?" Aku mengangguk. Matanya kembali membulat, saat ia sadar ada adegan tampar-menampar. "Eh bentar, kamu nampar kakakku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker X Ketua Osis (Completed)
Romance[Proses revisi] Alia, remaja berumur 16 tahun jatuh cinta terhadap ketua osisnya yang sangat amat menyebalkan+++, Hana. Apakah Hana akan menerima cintanya? Atau menolak cintanya mentah mentah? ...