Aku Baik-Baik Saja

2.1K 294 30
                                    

"Aku baik-baik saja, Hyung. Mulai saat ini aku akan menerimanya."

Yoongi terdiam. Tidak paham sama sekali dengan apa yang dipikirkan adiknya.

"Tae-"

"Hyung tak perlu mengorbankan waktu lagi, aku akan baik-baik saja. Hyung tidak perlu terus bersamaku, aku tahu Hyung juga lelah. Mereka takkan berhenti menggangguku, mereka takkan pernah berhenti. Aku---- aku akan melakukan apa yang mereka inginkan."

Merasa kesal dengan jalan pikiran adiknya, Yoongi tanpa sadar meninggikan suara.

"Jangan bodoh, Tae!"

Taehyung hanya terdiam.

"Jangan dengarkan mereka, jangan lihat mereka, cukup dengar dan lihat aku! Aku takkan membiarkan mereka mengganggumu, karena itu jangan menyerah. Kau akan baik-baik saja hanya jika bersamaku."

Taehyung menggeleng dengan senyum cerah yang entah mengapa membuat Yoongi semakin kesal.

"Hyung ... bagaimanapun, aku harus mendengarkan mereka. Aku akan selalu membutuhkanmu, Hyung, tapi mulai saat ini aku takkan menghindar lagi."

Dan malam itu, apa yang ditakutkan Yoongi sungguh terjadi.

Yang ia lihat, wajah adiknya terlampau pucat.

Yang ia lihat, Taehyung hanya menatap lurus ke depan.

Yang ia lihat, Taehyung menggerakkan bibirnya lirih. Entah berbicara dengan siapa.

Lalu keesokan harinya, Taehyung menghilang. Membawa Yoongi pada kejadian lampau di mana adiknya tidak mampu melawan dia yang menguasai tubuhnya.

Namun kali ini Taehyung tidak dirasuki.

Yoongi yakin, sangat yakin begitu dilihatnya Taehyung seperti orang kebingungan di seberang jalan. Berulang kali menatap takut ke samping kirinya yang Yoongi lihat tidak ada apa pun di sana.

Kejadian itu berlangsung terlalu cepat, teramat cepat. Seolah didorong, Tubuh Taehyung terhentak ke depan ke arah jalan di mana kendaraan berlalu lalang.

Suara gesekan keras karena rem yang diinjak mendadak terdengar memekakkan telinga.

"Taehyung!!!"

Itu adiknya yang meringkuk dengan kedua tangan menutup telinga.

Itu adiknya, yang meringkuk dengan tubuh bergetar.

"Astaga, Tae!!"

Dihampirinya sang adik, lalu dipeluknya. Tak dipedulikannya luapan emosi pengendara yang hampir saja menabrak. Tak dipedulikannya suara bising klakson mobil yang dengan tidak sabarnya terus berbunyi mengusir.

Yoongi tidak peduli, sama sekali tidak peduli. Yang dipedulikannya hanya Taehyung, adiknya, dan sosok menyeringai di ujung jalan sana.

Yoongi tak percaya ini, namun untuk pertama kalinya, ia bisa melihatnya.

Melihat mereka yang mengganggu adiknya.

"Gwenchana, Hyung di sini, mereka takkan mengganggumu," ujarnya menenangkan sang adik yang masih gemetaran.

"Hyung, aku ... aku tidak baik. Aku berbohong, aku sama sekali tidak baik. Aku tidak menurutimu, aku bodoh, mereka menginginkanku, Hyung ... aku takut, aku tidak baik sama sekali ... aku berbohong, aku tidak pernah merasa baik ...."

Yoongi mengeratkan pelukannya pada sang adik yang kini terisak, masih dengan keringat dan tubuh gemetaran.

Sungguh, Yoongi sangat membenci siapa pun atau apa pun yang membuat adiknya menjadi seperti ini.

"Hei, bukan salahmu. Hyung di sini, mereka takkan mengganggumu, ok?"

Namun Taehyung tetap menangis dengan suara tertahan hingga Yoongi merasa perih dibuatnya.

"Tae, tenanglah! Kau mulai kesulitan bernapas!" Panik Yoongi saat dirasakannya napas Taehyung tersendat-sendat.

Taehyung hanya menggeleng, berusaha menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa walau rasanya sulit. Ada sesuatu yang menghimpit dadanya, dan Taehyung tahu itu adalah ketakutannya yang sulit ia hilangkan.

"Tae, dengarkan Hyung," ujar Yoongi melepas pelukannya, menatap langsung pasang manik sayu adiknya.

Dengan tangan meremat pundak, Yoongi terus berujar tanpa melepas tatapannya.

"Cukup dengarkan Hyung, jangan dengarkan mereka. Hanya ada kau dan aku di sini, ok? Hanya ada kau dan aku, tidak ada yang lain. Bernapaslah dengan benar Taehyung-ah, kau aman bersamaku."

Agaknya, kali ini Yoongi berhasil.

Dirasakannya pundak Taehyung yang semula tegang melemas. Napas adiknya mulai teratur, lalu tanpa ada gerakan lain, kedua manik sayu itu terpejam.

Yoongi segera menahan tubuh Taehyung yang jatuh. Yoongi tahu, adiknya kelelahan. Dielusnya surai yang lengket oleh keringat itu, lalu tersenyum.

Akhirnya, Taehyung bisa mengistirahatkan tubuhnya.

Akhirnya, Taehyung benar-benar tidur setelah terus terjaga di malam-malam sebelumnya.

---- f i n

Please, Stop It Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang