Kecelakaan

38 14 4
                                    

Sekarang tiba pukul delapan dan aku sudah tiba di tempat kuliahku dan segera menunu ke tempat fakultasku. Akan tetapi bimbingan dengan Bu Tika akan dilaksanakan pukul sepuluh siang. Tetapi karena amanah dari Bara kemarin malam, aku harus datang lebih awal.

Aku menunggu salah satu sahabatku, Syila. Ia juga ikut LDM sama sepertiku. Katanya, ua akan datang sekitar 20 menit lagi. Baiklah, aku akan menunggunya dan membuka Al-Qur'an kecil.

Tiba-tiba ponselku berbunyi dan terdapat dua notifikasi. Ternyata terdapat notifikasi dari Syila dan Bara.

Syilaa : Ra, kamu dimana? Aku udah di depan gedung.

Bara Bilfaqif M : Assalamualaikum, Saya udah datang.

Ternyata mereke sama-sama menanyakan keberadaanku.

Zara Afsheen Afaf A : Udah, La. Aku udah dilantai 2. Dibawah rame he he..

Zara Afsheen Afaf A : Waalaikumsallam. Udah.

Beberapa lama kemudian, Syila datang diikuti dengan Bara. Syila langsung duduk disampingku, sedangkan Bara duduk sedikit menjauh.

"Udah dari tadi, Ra? " tanya Syila.

Aku mengangguk.

"Bar, kita cuma bertiga aja? Yang lain kemana? " Syila bertanya kepada Bara yang sedang sibuk dengan handphone-nya.

"Udah pada di depan Aula katanya. Mau langsung kesana nih? "

Syila mengangguk dengan cepat.

Mereka berdua sangat akrab. Wajar saja, berteman dari SD karena memang satu pondok pesantren hingga sekarang sudah hampir lulus kuliah.

Jadinya, Syila tidak merasa canggung untuk mengobrol atau bergurau  dengan Bara

Tiba didepan Aula, kami langsung masuk ke dalam bersama teman-teman yang lainnya. Kurang lebih lima belas orang, dominan laki-laki.

Kami langsung menghampiri Pak Arham yang sudah menunggu untuk memberi informasi penting. Seperti biasa, kami duduk terpisah, laki-laki sebelah kiri dan perempuan sebelah kanan.

🍃🍃🍃

Kutunggu Arga di depan kampus ku. Ia sudah janji akan menjemputku tepat waktu, tapi ini sudah menunjukan pukul empat sore, dan Agra belum terlihat.

Syila dan yang lainnya sudah pulang dari tadi. Aku sudah berkali-kali menghubungi Agra, tetapi tidak dijawab sama sekali. Ingin rasanya menghubungi Ayah dan Bunda, tetapi pasti meraka akan khawatir.

Langit sudah mulai cukup mendung. Meskipun aku berada di dekat tempat kuliahku, tetap saja cuacanya membuatku kedinginan.

Watsapp!

Agraaa : Kak, bocyorrrr nih. Tunggu sebentar ya? Atau ga Kakak tunggu di Masjid.

Zara Afsheen Afaf A : Oke, ditunggu di Masjid ya.

Aku menaruh ponselku ke dalam saku yang ada di baju, kemudian berjalan menuju Masjid. Setelah aku sampai di Masjid langit mulai mendung dan rintik-rintik hujan mulai turun.

Tiba-tiba ada seseorang menghampiriku.

"Assalamuaalaikum, Zara, "

Aku menjawab salam tersebut dan menoleh kebelakang teranyata itu Bara.

"Waalaikumsallam, "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love in a lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang