Suara burung saling bersahutan, tapi tak membuat seorang gadis kecil itu tertarik sedikitpun. Dia sedang menonton kartun teletubbies dalam sebuah kaset dvd yang diputar, sembari mengunyah sesuatu yang berada dimulutnya. Terlihat uluran tangan lembut menyeka makanan yang dikunyah gadis itu. Kulitnya sudah mulai berkeriput, rambutnya berwarna putih hanya saja tak terlihat karena wanita itu mengenakan kerudung.
"Nenek" ucap gadis itu. "Aku mau minum".
Diseruputnya minuman itu dengan sekali teguk.
"Syla kalo minum jangan gitu, ikutin sunnat Rasulullah pake tangan kanan terus dalam tiga kali tegukan. Gak boleh gitu ya sayang".
Gadis itu hanya menjawabnya dengan anggukan.
Tak ada yang tahu memang dengan sebuah takdir. Jika dilihat dari sudut pandang manusia rasanya terlalu menyedihkan, kasihan, dan tak adil jika seorang gadis yang masih kecil harus berpisah dari kedua orangtuanya. Bukan, bukan berpisah lebih tepatnya. Melainkan tak bisa lagi untuk tinggal dengan kedua orangtua disatu atap yang sama. Jika dia pergi bersama ibunya, dia akan kehilangan sosok ayah. Dan begitupun sebaliknya.
Asyla Margaretha Balqist nama dari gadis itu. Berbeda dari perceraian yang sering terjadi, setidaknya anak lain seperti dirinya memiliki sebuah cerita ketika dia masih bersama dengan kedua orangtua untuk dijadikan memori ingatan dalam sebuah kenangan. Tapi, dia tak memilikinya. Untuk sekedar mengingat bahwa dirinya pernah dipeluk oleh ayah dan ibu secara bersamaan pun tak bisa, sekalipun dia berusaha.
Perpisahan itu terjadi saat dia masih begitu kecil, saat dia belum mampu mengatakan kata 'ibu'. Sempat dia mengira bahwa saudara dari ayahnya adalah ibu kandungnya. Begitu terasa menyakitkan ketika wajah seorang ibu pun tak dapat dia ingat dengan jelas. Tapi siapa yang tahu dengan rencana Tuhan?
***
Di hari menuju malam, langit mulai bergantian dengan memperlihatkan senja yang begitu menawan dihiasi warna-warna yang tak kalah rupawan, bulan pun datang dan mengatakan pada mentari bahwa dia harus segera pulang, dan saat itulah cahaya putih tergantikan oleh hitam. Tapi bukan hitam mengenaskan, karena ada bintang yang mulai bertebaran menghiasi langit dengan cahaya kerlap-kerlip membuat semua mata termakan sejauh manapun mereka memandang.Gadis itu dititipkan oleh orang yang dia sebut ayah kepada neneknya.
"Syla sekarang tidur dulu sama nenek ya, ayah ada urusan dulu sebentar".
Gadis itu hanya menurut dan tak menyadari ada sebuah keganjalan yang sedang terjadi. Bagaimana dia bisa menyadari, yang dia tahu bahwa dia percaya kepada sang ayah.
Terlihat begitu lelapnya dia tidur dipelukan sang nenek. Dengan mata yang tidak terlalu tertutup dan tanpa sebuah dengkuran yang mengalun.
Sedangkan ditempat yang berbeda, sebuah acara sedang berlangsung.
***
Suara ayam berkokok dan udara dingin di pagi hari membangunkan gadis itu. Ketika dia membukakan matanya sudah tak ada lagi sang nenek disana, hanya meninggalkan dirinya dengan selimut dan bantal yang menjadikannya nyaman saat tertidur. Satu hal yang dia inginkan saat terbangun adalah menemui sang ayah.Gadis itu berjalan menyusuri ruangan, terlihat beberapa burung saling berterbangan dari luar dan udara dingin yang semakin mencekam seakan ingin memberitahu apa yang akan terjadi.
Ada sesosok wanita disana, dengan rambut panjang tubuh yang tinggi dan berkulit putih, tapi tidak mirip bihun. Gadis itu bingung, disertai penasaran. Tak pernah sekalipun dia melihat wanita lain dirumah selain neneknya. Wanita itu menoleh, seakan mengetahui ada yang memperhatikannya. Lalu suara lelaki yang tak lain adalah ayahnya menjawab semua pertanyaan yang ada didalam pikiran gadis itu.
"Syla kenalin, ini pegawai baru dirumah kita".
Ayoo mau tahu gak sebenarnya wanita itu siapa? Bukan kok bukan pegawai barunya Syla wkwk. Kalo mau tahu, jangan lupa pantengin terus dan masukkin kedaftar perpustakaan kalian kalo penasaran yaa. Biar tahu kapan aku update lagi. Kalo nggak yaudah jangan, hehe.
Semoga kalian suka dan terhibur yaa. Selamat berimajinasi dengan kata-kata:))
KAMU SEDANG MEMBACA
SENDU
Teen FictionBeberapa konflik yang dibungkus dalam sebuah cerita. *** Bukankah diriku ini ciptaan Tuhan? Jika kalian mengejekku sama saja dengan mengejek-Nya! Jika kau membuat sebuah gambar apapun itu lalu aku mencercanya, siapa yang akan merasa sakit hati dan...