01

741 43 0
                                    

Hari ini cuaca begitu mendung, aku putuskan untuk membawa payung yang tersimpan di samping pintu rumah. Dan benar, saat aku keluar saat itu pula hujan turun dengan derasnya.

Aku berjalan diteduhi oleh payung berjalan di bawah derasnya hujan menuju sekolah yang tak jauh dari rumah. Hari ini suasananya begitu dingin sekali tak seperti biasanya, aku fikir seharusnya aku membawa mantel seperti biasanya.

Jalanan begitu sepi tak seperti biasanya, aku sempat berfikir apa mungkin karena kejadian dua hari lalu jadi suasana sangat sepi. Tapi aku berusaha untuk berfikir hal yang baik-baik.

Dua hari yang lalu memang sempat ada kejadian menakutkan di jajaran blok rumahku, aku bahkan saat itu mendengar suara tembakan cukup kencang. Aku sempat keluar dan melihat tapi saat itu tidak ada siapapun seakan semuanya baik-baik saja tidak ada yang terjadi. Tapi ketika aku hendak membuka pintu rumah aku mendengar ada seseorang yg berlari dan itu membuatku menoleh ke bekalang. Sepintas aku berfikir aku mungkin hanya salah dengar, itu bukan orang yg berlari.

Keesokan harinya aku mendapat kabar jika tetanggaku tewas mengenaskan dengan luka Tusukan di beberapa bagian tubuhnya dan sebuah bekas luka tembakkan di kepalanya. Aku sempat merinding mendengarnya.

Sebetulnya hari inipun aku takut untuk pergi sekolah sendirian terlagi suasananya sepi sekali. Akupun mempercepat langkahku agar segera sampai di sekolah dan bertemu dengan yang lainnya.

" selamat pagi, Yeon mi"

" selamat pagi, Hae rin-ssi"

Dia hae rin, temanku sejak aku masuk SMA Han, kami berteman baik sampai saat ini. Walau terkadang dia sering usil dengan menakut-nakutiku soal pembunuhan berantai yang sebulan belakangan ini ramai di perbincangkan.

" kau tidak membawa mantelmu disaat Cuaca dingin seperti ini.. Kenapa dengan mu ? Eoh.."

" Aku lupa dan aku fikir hari ini tidak begitu dingin. Jadi aku tidak membawanya ."

Kami mengobrol sambil berjalan di lorong koridor sekolah menuju Kelas kami. Ada sesuatu yang membuatku teralihkan, aku melihat kearah mading dan melihat berita yang terpasang disana. Aku mendekatinya...

" Pembunuhan seorang Siswi SMA Han, 3/3/2014..."

Aku tertegun ketika membaca berita itu, dan kembali terngiang suara tembakan malam itu.

" yaa- itu berita lama. Kau lihat itu tahun 2014 dan sekarang tahun 2016.. aigoo.. seharusnya mereka tidak memasang berita lama seperti ini..."

Hae rin melepas berita itu dari mading dan membuangnya ketempat sampah..

" Kajja..."

Kami melanjutkan Perjalan kami, sepanjang jalan aku merasa penasaran soal berita itu.

" hae rin-ssi, bukankah tahun lalu ada 2 siswi juga yang di bunuh ?"

" kenapa kau tiba-tiba bertanya soal pembunuhan siswi tahun lalu ? "

" a-ani.. aku hanya ingin tahu saja. Coba kau fikir, hal itu terjadi pada tahun 2014 dan terjadi lagi di tahun 2015. Apa itu suatu kebetulan atau... sudah direncanakan ?"

" yaa~ aku ini bukan polisi atau agen mata-mata. Aku tidak mengurusi hal seperti itu. Aku dengar setiap tahun di sekolah ini selalu mendapat Korban pembunuhan, dan selalu saja wanita.."

Pernyataan hae rin benar-benar membuat otakku terus berputar dan membuat sebuah perasaan muncul untuk memecahkan misteri pembunuhan berantai.

" kenapa kau diam ?"

" a-ani.. gwaenchana.."

Jam berputar dengan cepat, Hujan pun tak lekas berhenti. Gemercik air nya dapat aku dengar dengan jelas, cukup mencekam. Aku sedang berjalan sendirian dan tak sengaja melewati ruang guru. Langkah ku terhenti ketika aku mendengar apa yang tengah mereka bicarakan saat itu hingga membuatku cukup khawatir.

" aku mengkhawatirkan anak-anak kelas 3..."

" akupun seperti itu, bagaimana jika kejadian di tahun-tahun sebelumnya terjadi kembali."

" Kelinci pembunuh itu pasti akan kembali dengan target barunya... apa yang harus kita lakukan ?"

" sebaiknya kita tambah pengamanan ketat untuk anak-anak.. "

" ya.. aku setuju dengan hal itu.."

Aku benar-benar kehabisan akal mendengar apa yg para guru bicarakan, aku berjalan dengan cepat menuju mading tadi. Aku mencari kertas yang di buang oleh Hae rin tadi pagi.

Aku menemukannya.

Aku kembali membaca berita di secarik koran itu, aku mulai mencari berita yang sama seperti itu. Aku menyingkap kertas-kertas yang tertera di mading untuk mencari berita lain.

Aku menemukannya kembali. Ada banyak berita yang sama di papan itu. Aku segera membawanya pergi ketempat yang cukup sepi. Aku duduk di dalam ruang perpustakaan diantara bilik-bilik lemari buku.

" Si kelinci Pembunuh meregang korban kembali dari SMA HAN, 3/3/2013..."

Keringatku mulai bercucuran karena gelisah dan takut akan hal itu.

" 3/3/2012... kenapa semuanya terjadi di tanggal 3 bulan maret ? Apa semuanya sudah direncanakan ? Siapa korban selanjutnya ?.."

Ddrrddd Ddrdddd...

Ponselku bergetar, seseorang dengan nomor tak di kenal menelponku. Aku menjawabnya tanpa berfikir dahulu.

" Ne, Yeoboseyo ?.."

" Tanggal 3 bulan 3, 2017..."

Tutttt...tuuttttt..ttuuuuuuttt...

Telponnya terputus begitu saja meninggalkan angka kematian itu terngiang di telingaku. 3 - 3 - 2017..

Apa aku Korban selanjutnya ?

The Killer [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang