03

308 36 0
                                    

1 Minggu kemudian setelah meninggalnya Teman kelasku. Suasana semakin kacau sekarang, bahkan pihak sekolah benar-benar di buat panik setelah kejadian itu.

Mereka bahkan melarang kami kelas 3 untuk keluar rumah dimalam hari. Itu bukanlah masalah besar untukku sebenarnya, karena aku memang lebih sering menghabiskan waktu dirumah sendirian, duduk memandangi perapian atau membaca buku.

Hari ini cuacanya berangin jadi aku mengenakan Mantel. Ketika aku mulai mendapat telpon hingga kejadian itu, aku merasa seperti di ikuti, dan diperhatikan dari jarak jauh. Seperti singa yang mengintai mangsanya, jujur saja aku begitu takut.

" Nona Yeon.."

Langkahku terhenti ketika seseorang memanggil namaku dengan suara pria yang cukup berat, aku berbalik badan dan itu Polisi yang aku temui 3 hari lalu di dekat sekolah. Polisi itu menghampiriku..

" Annyeonghaseyo .. " ia membungkuk sebentar, dan aku pun membalasnya dengan membungkuk pula.

" Ne.."

" kau mengenaliku ?"

" Ne Tentu, Pak Polisi Jimin.."

" eoh.. kau mengetahui namaku padahal aku belum memperkenalkan namaku padamu. "

" aku membacanya di seragammu.."

" eoh aigoo.. haha..aku bodoh sekali." Ia tertawa atas kebodohannya..

" Aku ingin bertanya padamu Nona Yeon.. apa akhir-akhir ini kau sering mendapat telpon dari nomor tak dikenal ?"

" Ne.. itu benar."

" aku sarankan agar kau memblock setiap ada nomor baru, dan sebaiknya kau tidak tinggal sendirian di rumah."

" tapi aku memang tinggal sendirian, keluargaku tinggal di Busan.. mereka baru akan kembali Nanti ketika aku kelulusan.."

" ah seperti itu, cobalah untuk meminta temanmu menemani.."

" aku fikir, disaat genting seperti ini mereka tidak akan pergi keluar lagi.. mereka akan sibuk akan keselamatan mereka sendiri..."

" sekarang kau mau kemana di hari libur seperti ini ? "

" Pergi ke Toko Buku, akhir-akhir ini aku sedang menyukai Buku Horror.."

" Aku akan mengantarmu.. Mari.."

Akhirnya, Mr. Jiminpun ikut dengan ku dalam artian dia mengantarku saja. Kami berjalan sambil mengobrol banyak hal.

" bolehkah aku bertanya ? "

" kau ingin bertanya apa Nona ?"

" Apa kau pernah bertemu Kelinci pembunuh itu ?"

Pertanyaanku membuatnya terdiam sejenak hingga pada akhirnya ia menjawab pertanyaanku.

" aku pernah bertemu dengannya, 3 tahun lalu. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena ia mengenakan Topeng.."

" apa panggilan kelinci pembunuh itu karena dia mengenakan topeng kelinci ? "

" Ne, itu benar. Kenapa ya dia harus memilih kelinci sebagai topengnya ? Itu terlalu lucu.."

" dia belum pernah tertangkap ?"

" belum, sejak tahun 2011... aku fikir tak lama lagi dia akan segera tertangkap.."

" ah..seperti itu, semoga saja."

Dia benar-benar mengantarku sampai ke toko buku, selepas itu dia kembali bertugas dan aku masuk ke toko untuk mencari buku yang ku bicarakan tadi.

" Yeon Mi-ssi, ada buku baru di rak ke 2.." ucap si penjaga toko

" Ne.."

Akupun segera pergi menuju rak ke dua, aku menelusuri setiap deret buku disana. Semakin dalam, debu yang ku dapat dari buku semakin tebal, susananya pun cukup gelap karena cahaya matahari terhalangi rak buku lain hingga tidak dapat masuk.

Sehelai kertas terjatuh tepat di hadapanku, aku mengambilnya. Aku menatap kertas itu cukup mendetail, hingga ku sadari setelah beberapa saat jika kertas itu sama memiliki bercak merah seperti surat yang ku dapat minggu lalu. Aku langsung teringat pada orang itu. Ku buka dan ku mulai membaca tulisan didalamya.

Tidak ada yang bisa menjadi Guardian Angelmu jika kau telah mendapat pesan dariku. Ingatlah 332017 ! Kau adalah yang terakhir. Mari lakukan permainannya dengan baik.

" Permainan apa yang dia maksud.."

Aku bergegas mencari buku itu dan membelinya agar aku bisa segera pulang kerumah untuk berlindung.

" Gamsahamnida "

Akupun keluar dari toko buku itu, aku mempercepat jalanku, berharap tidak ada kejadian apa-apa lagi.

Namun, apa yang terjadi tidak akan selalu sesuai dengan keinginan kita. Sebuah Mobil dari Jalur Kiri datang dengan penuh kecepatan padahal saat itu lampu merah sedang menyala dan ada seorang Gadis yang tengah menyebrang. Tak sampai 1 menit...

Bbbrukkkk...

Wanita itu tertabrak dan mobil tanpa plat itu kabur begitu saja, Yeon mi melihat jelas kejadiannya. Korban yang tergeletak dengan darah di kepalanya dan membasahi jalanan. Semua orang mulai mengerubuni wanita itu.

Aku melihat selewat siapa yang mengendarai mobil itu. Ya.. dia bertopeng kelinci berwarna putih, jaket hitam dengan kaos putih. Kenapa kematian selalu terjadi dihadapanku ?

" Nona Yeon, kau baik-baik saja ? "

Suara itu lagi.. Mr. Jimin...

" ya.. aku baik-baik saja.."

" kau melihat kejadiannya dengan jelas ?"

" aniyo.."

" cepatlah pulang.. kondisi di luar saat ini sangat kacau.." ucapnya sambil kembali pergi ke TKP

" Ne.. terima kasih..."

Aku hanya diam sampai Korban itu dibawa pergi ke rumah sakit walau sudah dipastikan Nyawa wanita itu tidak dapat lagi tertolong. Aku memberanikan kakiku kembali melangkah untuk menyebrang, walau melihat banyak darah disana.

Ketika di tengah penyebrangan, aku terhenti karena melihat sebuah gambar Kupu-kupu hitam, seperti sebuah Kartu Remi. Aku mengambil kartu yang terkena darah itu dan menatapnya.

Kkkiiiiiiikkkkkkkk....

Aku menoleh kearah suara itu berasal, seketika Pupil mataku mengecil ketika sebuah Truk besar tak jauh dari tempatku berdiri melaju kearahku.

Apa ini akhir dari segalanya ?

The Killer [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang