06

251 35 0
                                    

Saat hari Jum'at, jungkook menelponku dan bertanya soal keputusanku untuk pergi di malam minggu. Dan aku menerima ajakannya pergi menonton film dengannya.

Sejak telpon di tengah malam itu membuatku mematikan ponselku ketika di malam hari. Walau sebenarnya aku masih penasaran dengan semua perkataannya soal kebenaran siapa aku sebenarnya.

Dan keesokan malamnya, Tetanggaku menemukan mayat seorang pria di jalan komplek. Aku melihat jasadnya, sangat mengerikan. Dan sesuatu yang membuatku kembali gelisah adalah Kartu As kupu-kupu hitam yang sama seperti saat kecelakaan di jalan raya waktu itu. Aku menaruhnya dengan surat yang ku temukan di toko buku itu dalam sebuah kotak.

" kenapa kau diam saja ? " ucapnya sambil menyetir.

" eh ? A-ahh tidak.. aku hanya sedang memikirkan soal kelulusanku nanti.. "

" bulan Februari bukan ? "

" Ne.. pihak sekolah mempercepat acaranya sebelum bulan maret."

" kenapa ? "

" Aku tidak tahu soal itu. Mungkin karena mereka takut ada korban lain seperti tahun-tahun sebelumnya.."

" pada intinya mereka ingin lepas tanggung jawab bukan ? Ketika korban selanjutnya telah keluar sebelum bulan maret maka pihak sekolah mu itu tidak akan ikut campur untuk indetifikasi. Licik sekali ya.."

" molla.."

" aku dengar.. pembunuh itu selalu merenggut korban dengan ciri-ciri tertentu.."

" Maksudmu ? "

" ya.. dia memilih korbannya. Dari beberapa korbannya, jika aku lihat mereka memiliki kesamaan. Rambut Hitam / semi coklat dengan panjang sebahu / setengah punggung, memiliki mata coklat, ada Tahi lalat di tengkuknya dan mereka hidup sendiri."

Dia melirik kearahku dengan tajam sebentar dan kembali fokus ke jalan. Tatapannya begitu tajam, dan pernyataanya itupun membuatku tertegun.

" kau takut ?"

" t-tidak... aku tidak takut.."

" Tadi saat aku menjemputmu, aku melihat ada orang lain di rumahmu. Seorang Pria.."

" dia kakakku... dia tinggal denganku 6 hari ini.. ayah yang menyuruhnya datang ke seoul dan menemaniku. Tapi,tetap saja aku merasa sendiri di rumah.."

" kita sudah sampai..."

Yeon mi dan jungkook sudah sampai di bioskop,mereka mulai masuk kedalam. Film akan di mulai dalam beberapa menit lagi, jadi mereka memutuskan membeli makanan ringan seperti popcorn dan minuman soda.

Mereka masuk keruangan,dan duduk di seat paling depan. Filmnya sudah di putar..

Selama film berlangsung, Yeon mi begitu fokus dengan filmnya. Jungkook izin ke toilet dan meninggalkan Yeon mi sendirian.

Tak lama kemudian setelah jungkook pergi ke toilet. Di saat adegan pembunuhan di film, sesuatu terjadi di dalam ruangan..

DORRRRRR...

Suara tembakan itu nyata, bahkan peluru itu menembus kursi di sebelah Yeon mi. Membuat yeon mi tertegun, ia diam, ketakutan, matanya terbuka lebar bahkan tak mengedip sedikitpun. Ketika semua orang sibuk berlarian keluar, Yeon mi hanya diam di kursinya seperti ada yang mengikat tubuhnya.

Suara itu...
Suara yang sama di malam itu ?
Telingaku... ya tuhan..
Aku sudah tidak tahan lagi..

Aku benar-benar takut.. ingin rasanya aku pergi dan berlari keluar ruangan. Tapi, badan ku terasa berat sekali.

" To..Longg... To..longg.."

Suara minta tolong dari korban itu membuatku bingung. Apa aku harus menolongnya atau tidak ?

Aku menoleh kebelakang, korban itu tak jauh dari tempat aku duduk. Dengan rasa takutku disertai keringat yang mulai bercucuran. Aku beranjak dari tempat duduk ku, dan pergi menolong wanita itu.

Darah...
Darah... Darah..

Aku melihat dengan jelas.. darah itu memenuhi seluruh tubuhnya. Akupun segera menelpon 911...

" Kumohon bertahanlah... kau harus bertahan.. mereka akan datang tak lama lagi..."

Aku tidak tahu harus melakukan apapun. Untung saja, polisi segera datang bersama ambulance dan korban itu langsung di bawa ke rumah sakit.

" Nona Yeon ? "

Aku menoleh kearah orang yang memanggilku dari sebelah kanan.

" Ayo kita pergi, aku akan membawamu kerumah sakit. Untuk memastikan kau baik-baik saja.."

Yeon mi seperti orang yang kehilangan jiwanya. Ia terdiam setelah kejadian itu, ia tak banyak bicara. Saat dibawa kerumah sakitpun dia tidak bicara sedikitpun, pikirannya kosong.

" jadi, bagaimana dok keadaan Nona Yeon ? " Mr. Jimin menoleh kearah Yeon mi yang sedang beristurahat.

" sejujurnya ini berat untuk dikatakan..."

" katakan saja dok .."

" Peluru itu hampir membuat telinga nona yeon hilang..."

" apa maksudmu dok ?"

" akibat peluru yang melesat terlalu dekat, telinga Nona yeon sebelah kiri mengalami kerusakan dan di pastikan dia tidak dapat mendengar kembali. "

Mr. Jimin tertegun dan langsung melihat kearah Yeon Mi.

" apa ada cara agar dia bisa sembuh dok ?"

" Tidak ada. Terkecuali dia mengenakan alat bantu dengar. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa di lakukan.."

" Terima kasih dok.."

" permisi.."

Sang dokter keluar dari ruangan, Dan Mr. Jimin pergi menghampiri Yeon mi yang beristirahat dengan selang infus terpasang di tangannya. Ia mengambil kursi dan duduk di dekat tempat tidur Yeon mi.

Ia memegang tangan yeon mi dengan lembut. Ia menangis.

" Hi-hiks.. HHikss.. Maafkan aku.. aku tidak menjagamu dengan baik. H-hikss.."

Ia kini benar-benar menangis tersedu-sedu. Seperti seorang kakak yang kehilangan adik kecilnya. Dan pada nyatanya, Yeon Mi dan Jimin adalah adik kakak, mereka saudara kandung.

" Aku tahu jika itu kau, Yeon mi. Kau Yeon Mi kecilku.. Maafkan oppa mu.. hikss.. Jika aku mengatakannya sejak awal, semua ini tidak akan terjadi... maafkan aku.."

" Kenapa kau menangis ? "

" Yeon Mi ? Kau sudah sadar. Aku akan memanggil dokter " sambil beranjak dari tempat duduk, namun yeon mi memegang tangannya.

" tidak perlu. Duduklah kembali.."

Jiminpun kembali duduk dan memegang tangan Yeon mi begitu erat.

" Aku sudah dengar semuanya. Soal telingaku, dan soal masa laluku. Terima kasih telah mengatakan yang selama ini ingin aku dengar. "

" Maafkan diriku yang tidak bisa menjagamu dengan baik. Kau seperti ini karena diriku.. maafkan aku.."

" semua ini kecelakaan, tidak perlu menyalahkan diri sendiri seperti itu."

" kau tidak membenciku ?"

" Ani.. aku bahkan bahagia, walau disaat aku terluka, aku merasa luka ku ini telah sembuh setelah kau mengatakan itu. Terima kasih.."

Yeon mi bangun dan memeluk jimin dengan senyuman di bibirnya..

" aku akan menjagamu selalu, Yeon Mi. "

The Killer [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang