PROLOG

67 5 3
                                    

      Dari atas lantai 2 di toko es krim ini aku memandang jalanan yang dipenuhi pengendara jalan. Dulunya toko es krim ini adalah toko es krim terbesar yang ada di kotaku. Didepan toko es krim ini ada rumah makan yang dulu tak sebesar sekarang. Rumah makan yang nyaman dengan menyuguhkan pemandangan jalanan. Aku yang sejak kecil berada di kota ini, sangat hafal dengan rumah makan dan toko es krim ini. Di toko es krim inilah, semua kisah dimulai.

**

          Pagi itu, aku dan ibuku pergi ke toko es krim ini, toko ini menyediakan bebagai macam es krim. Aku paling suka yang rasa vanilla, ibuku bilang toko ini sudah ada sejak ibuku baru lahir. Sejak saat itu, aku senang sekali bila diajak ke toko itu. Belum lagi ayahku yang paling aku banggakan pun senang mengajakku ke situ. Ayah bilang inilah tempatnya dan ibu bertemu, tempat sejarah katanya. Oh ya, namaku Alena Maddie Kusuma. Nama belakangku diambil dari nama ayah dan ibuku yang kebetulan nama belakangnya sama hanya berbeda satu huruf saja. Nanda Tri Kusuma dan Rashna Tanniyya Khusuma. Aku punya satu adik laki-laki yang sangat aku sayangi, Dani Abimanyu Kusuma biasa dipanggil Abi. Ayahku minggu-minggu ini jarang sekali pulang, sibuk katanya.

          Hari itu aku bersama temanku ingin pergi ke toko es krim itu, aku sejak kecil sudah bergelimang harta, maklum lah ayahku seorang pejabat negara. Kami berangkat bersama diantar supirku. Kami berempat  Aku, Nadia, Della dan Zarah ingin membeli eskrim dengan rasa yang berbeda beda lalu kami bergantian bertukar es krim. Namun sesaat setelah kami memesan aku melihat seseorang berperawakan persis ayahku, kuhampiri saja dia dengan berteriak menyebut namanya, tapi sepertinya ayahku marah saat aku sampai di mejanya, didepannya ada seorang wanita cantik. Entah siapa dia.

          Ayah langsung menyeretku keluar dengan kasar dan ayah bilang dia tidak boleh mengganggunya saat sedang rapat dengan temannya dan langsung menyuruhku pulang dan tak boleh berkata kepada ibuku. Aku yang saat itu berumur sepuluh tahun hanya bisa menganguk lalu menangis lalu pergi. Entah bagaimana dengan teman-temanku, aku tak ingat.
Dengan tersedu-sedu aku pulang dan melupakan eskrim itu, suatu saat kejadian yang sama terulang lagi, dan saat itulah hidupku mulai tak terurus.

FIRST STORY SEMOGA SUKA YAAAAA 😅
Saturday , 9 June 2018 -raleya.

Agni AristideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang