PROLOGUE

107 32 18
                                    

Wushhh........
Ngengg.....nngengg....

Di mulai dari sinilah hidupku akan berubah. Mengenal mereka dari masa laluku dan juga masa depanku yang berawal dari sebuah kesalahan yang berujung penyesalan dan berakhir menjadi sebuah keharmonisan

*****

"Huh,everything will be okay", itulah kata penyemangat yang selalu di ucapkan ayahku ketika aku ragu dalam melangkah. Meskipun ia takkan lagi mengatakannya secara langsung padaku,namun bayangannya ketika dia mengucapkan kata-kata itu takkan pernah terlupakan olehku.

Upzz,,
sepertinya aku lupa sesuatu,,

Perkenalkan aku Alizya Morgan, umurku 17 tahun. Masih sangat muda,bukan?. Aku memiliki iris mata berwarna coklat terang dengan rambut yang coklat pirang tetapi sedikit curly di ujungnya.

Saat ini aku berada di Bandara internasional London atau di singkat dengan LIA, London Internasional Airport. Ini adalah pertama kalinya aku naik pesawat. Sedikit ragu memang tetapi tidak sampai membuat aku jetlag. Sebenarnya aku tidak ingin datang ke sini meskipun ini adalah ibu kota yang slalu di agung-agungkan dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik. Namun tidak denganku, bagiku kehidupan lebih baik itu berasal dari kita sendiri bukan dari tempat kita tinggal. Apalagi di ibu kota yang banyak terjadi permasalahan-permasalahan di luar batas kewajaran.
Huh,it's so danger....

****

Klekk,,,
"thank you,sir" ucapku setelah turun dari taksi yang mengantar ku.

"Wellcome,Mrs" balas si supir taksi disertai senyum. Ternyata sopan-santun masih ada di ibu kota aku kira sudah punah di telan masa.

Aku tatap gerbang tinggi dengan ukiran khusus yang ada depan mataku dan aku edarkan pandanganku ke segala arah. Untuk meyakinkan diriku bahwasanya aku tidak salah alamat.

Tidak ingin membuang-buang waktu segera aku tekan bel yang ada di samping gerbang,karena itulah cara orang kota untuk memanggil tuan rumah. Tidak seperti di desaku yang berteriak-teriak di depan rumah hingga si tuan rumah kesal dengan kedatangan si tamu. Namun tidak membuat si tamu takut malah membuat dia semakin senang dan ingin melakukannya lagi,
Mmh,so sweet memory....

"Selamat siang nona, ada keperluan apa?" tanya seorang wanita tua di balik lubang persegi panjang yang ada di tengah gerbang, seperti menanyai seorang tamu narapidana saja,huh..

"Saya Alizya,saya ingin bertemu Mrs. Kayla" Ucapku dengan senyum agar dia yakin aku adalah orang baik-baik.

"Apakah nona sudah memiliki janji dengan Mrs.Kayla?"

Sebegitu sulit inikah bertamu di ibu kota,haruskah kita memiliki janji terlebih dahulu,bertemu Msr.Kayla saja aku tak pernah,hanya alamat pemberian ayah sajalah yang dapat aku jadikan pegangan agar aku bisa bertemu dengan keluarga ibuku,membuat aku ingin pergi saja.

"Mmhhh,aku hanya orang baru disini,atas permintaanAlm ayahku,aku disuruh untuk datang ke alamat ini,kalau tidak percaya bibi bisa melihat buktinya" jawabku jujur sekalian dengan menyodorkan alamat yang diberikan mendiang ayahku.

Wanita itu mengambil alamat yang sodorkan,sepertinya dia akan meneliti alamat itu,untuk membuktikan kejujuranku, setelah beberapa menit dia menampakkan kembali wajahnya dan menatapku dengan tatapan menilai.

"Mmhh,Apakah aku salah alamat?" tanyaku untuk membangunkan wanita itu dari tatapan menilainya.

"Alamat ini,memang benar rumah ini, baiklah kalau begitu saya akan menanyakan pada nyonya dan tunggulah disini"

Setelah wanita itu pergi, aku hadapkan wajahku ke jalan raya dan ku edarkan pandanganku, di sini sepertinya kawasan elit karena hampir seluruh rumah yang ada di sini bergaya sangat mewah dan elegan dengan gerbang tinggi yang terbuat dari kayu mahoni yang di ukir khusus di setiap rumah,pasti pemiliknya para konglomerat dengan perusahaan-perusahaan besar,pantas saja penjagaan disini sangat ketat.

My Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang