PART 4

33 22 4
                                    

Saat duniamu menjauh darimu, tetapi percayalah masih ada dunia lain yang menunggu untuk kedatangamu.

*****

Sudah lebih dari 5 menit kami berdiri di dalam ruangan berukuran mini ini,lebih tepatnya di belakang sepasang insan yang terlihat mesra walaupun umur mereka terpaut cukup jauh dan itu terlihat jelas dari fisik keduanya.

Jika di depan sana terpancar kehangatan bak di terpa sinar sang surya di pagi hari, lain lagi dengan pria di sampingku, yang biasanya menguarkan pesona percaya diri yang tinggi. Kini hanya terdiam kaku dengan mata menyorot tajam pada pemandangan yang ada di depan sana. Dan bodohnya lagi aku mengikuti jejaknya...

Hingga...

"Sumimasen.." Suara dari seorang pelayan menyadarkan Alex dari keterdiamannya, serta dua sejoli yang sedang di mabuk asmara itu.

Seketika dua sejoli memutar kepalanya dengan rotasi 90° hingga mata meraka terserobok dengan keberadaan kami, kedua sejoli itu terkejut namun namun itu hanya berlaku sesaat bagi sang pria, lalu bagaimana dengan sang wanita?, Dia terlihat sangat terkejut bahkan pandangannya tak beranjak barang sedikitpun,bukan padaku melainkan pada pria di sampingku yang semakin erat mencengkeram pinggang sebelah kiriku.seperti orang yang cemburu ketika melihat kekasihnya ketahuan selingkuh.

Dan itu sangat menyakitkan "auh..." rintihku tak tertahankan lagi,semoga saja pinggang kiriku tidak memar...

"What's wrong sweety?" Tangan Alex dengan nada khawatir.

Tak sadarkah dia?,jikalau ini ada hasil perbuatannya sendiri..

"Biasakah kau melepaskan tanganmu dari pinggang ku?" Pintaku berbisik, "oh, i'm so sorry sweety." Bukannya memindahkan tangannya dari pinggangku, ia malah mengusap-ngusap sebelah pinggangku seolah pinggang benar-benar memar.

Hhh,mencari kesempatan dalam kesempitan...

Semoga saja tindakannya ini tidak membuat kesalahpahaman banyak pihak, walaupun ruangan ini tertutup tapi tetap saja masih ada dua pasang mata lainnya yang melihat kegiatan kami ini.

Dengan risih aku cekal sebelah tangan Alex yang sedang mengusap pinggangku, "Alex, stop it." Desisku karena ia sedari tadi berusaha melepaskan cekalan tanganku pada lengannya yang sangat manly itu.

"What's strong sweety, i just..

"Shhht,,stop it, kau bisa membuat orang lain salah paham"

Bagaimana tidak , tindakannya itu bagaikan seorang pacar yang sangat mencemaskan gadisnya.

Sepertinya perkataanku itu sangat mujarab, Alex berhenti bersikeras melepaskan cekalan tanganku. Dan sekarang ia di gantikan dengan Alex yang pertama kali masuk ke ruangan ini.

Akupun melepaskan cekalan tanganku pada lengan Alex, dengan malu-malu aku mengintip dua sejoli yang ada di depanku.

"Hi son, long time not to see you, how are you?" Sapa pria itu ramah, berdiri dari kursinya mendekati kami begitu pula dengan wanita duduk di sampingnya.

But wait..son?
Siapa pria tua yang tampak gagah ini? Apakah dia ayahnya Alex? Jikalau ia, tidak mungkin wanita muda itu, ibunya Alex?

"Hi Dad, i'm okey, how about you?" Alex menyambut kedatangan ayahnya tak kalah ramah, walaupun mimik ketegangan di wajahnya belum luntur sepeserpun.

My Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang