PART 6

50 21 6
                                    

Perpisahan bukanlah akhir, namun itu adalah awal dari sebuah pertemuan.

*****

Matahari telah beranjak dari peraduannya. Tampak dari biasnya yang menerobos melalui sela-sela gorden maupun ventilasi kamarku.Saatnya manusia untuk kembali pada rutinitas nya. Meninggalkan kejadian lalu dan sisa-sisa jejak dinginnya malam.

Akupun beranjak bangun dari tidur nyenyakku. Dengan langkah gontai aku memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini adalah hari pertama aku kembali ke sekolah. Setelah sebulan lebih vakum dari dunia penuh ilmu itu. Seperti yang mommy kayla katakan aku akan berada di sekolah yang sama dengan Moza-adik angkat ku.

Setelah merasa siap dengan penampilanku. Aku melangkahkan kakiku menuruni salah satu alat penghubung agar aku bisa ke lantai dasar mansion ini. Why i say not just the only one?. Because, masih ada Tangga modern lainnya. Siapa lagi kalau bukan si-lift.

Sesaat setelah sampai di lantai dasar yang menyuguhkan ruang makan. Di mana mejanya telah di isi oleh sang ratu pemilik rumah dan putri sang pemilik, tak lupa maid-maid yang berjajar rapi dengan kepala ditundukkan seolah siap untuk menerima perintah.

Tanyakanlah apa aku pernah merasa canggung?, maka dengan tegas aku akan menjawab, yes I do. Bahkan untuk sekedar menuangkan air dari teko ke gelas ramping berkaki harus si-maid yang melakukan. Tak hanya glamour kehidupan orang kota terbilang sangat Noisy.

"Hi baby, come here!" Ajakan sang ratu rumah untukku.

"Oh, yes mom"

"You look are beautiful with your school clothes and really ready to go now, are right?"

"Thank you mom and yep, i'm ready to go now"

"But, sorry you can't get permitted of me before you have breakfast". Oh, perintah berbumbukan perhatian yang begitu manis di dengar.

"MOM, i have to go now" ucap Moza dengan mata nyalang mengawasiku. Why? Sesulit itukah menerima diriku di tengah-tengah kesempurnaan yang ia miliki. Aku tak mengambil banyak dari apa yang ia miliki, tempat dan kasih sayang yang di berikan mommy keyla lebih dari cukup untukku.

"Kenapa nggak bareng Moza aja, baby?" Tak ada jawaban yang keluar dari bibir berpoleskan lipstick berwarna red velvet itu. Ia hanya menatap nyalang padaku bak predator yang mengintai mangsanya.

Setelah mencium pipi mom Kayla tanda berpamitan, ia mengitari meja makan mendekatiku. Bunyi ketukan sepatu ankel boots ber-hak tingginya berhenti tepat di belakang punggungku.

"Because my car never suitable for her " setelah itu ia berlalu dengan keanggunannya.

Keras sekali penolakannya padaku, but calm down...... akan ada saatnya kecocokan akan datang padaku melebihi itu.

"Sorry baby..." Mommy Keyla dengan tatapan bersalah nya.

Aku dengan senyum memahami, "it's okay Mom"

Jelas semua anak tak kan rela kepunyaannya di berikan pada orang lain. Bahkan untuk mainan bekas sekalipun.

****

Royale Academy

Shit! Tulisan yang di pahat dengan ukuran yang big dan berdiri kokoh di depan gedung megah itu. Bagaikan mantra yang membuat perasaanku kian cemas terbukti dengan kelenjar keringat yang terus bekerja membasahi telapak tanganku.

My Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang