Api dan air tak kan pernah bisa menyatu,tetapi air dan api saling membutuhkan.
●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○
Menjadi objek saja bisa melelahkan seperti ini, apalagi menjadi pelaku yang mengerjakankannya, mungkin bisa mati raga, huh so tired...
"Nah selesai, benar kataku kalau orang cantik itu ngak butuh waktu lama untuk didandani"
Seriusly, 1 jam sebentar?
"Look it, Bukankah kamu terlihat seperti bidadari?" Puji Lea menilai karyanya pada wajahku di cermin besar yang menampilkan bayangan diriku dengan banyak warna di wajahnya.
Kutatap dengan seksama bayangan diriku, benarkah ini diriku? Bibir mungil berwarna pink cerah hampir menyerupai warna aslinya, pipi chubby berpoleskan blahs on yang Sangat kentara dengan warna kulitku yang putih, bulu mata yang semakin di lentikkan serta kelopak mata yang di beri warna yang tidak terlalu tebal, so natural but beauty and i like it..
"Sekarang ganti bajumu, tidakkah kau kasihan pada pangeran ber-mobil yang sedari tadi menunggu dirimu, putrinya sang pangeran" goda Lea menepuk-nepuk kecil bahuku dan kedipan mata pada bayanganku di cermin.
Pipi jangan, merah...please!!!
"Lihatlah pipi-mu semakin memerah" pipi sialan buat malu saja.
Setelah mengganti pakaianku dengan gaun hitam selutut yang di belikan oleh pria yang selalu setia menunggu di depan ruang sana,aku kembali menekuni tampilan ku pada cermin besar itu,gaun ini sangat sangat pas di tubuhku dan aku menyukai gaun ini karena gaun ini tidak terlalu terbuka, seperti kebanyakan gaun-gaun yang di pakai oleh gadis kota, so sexy...
Setelah aku rasa tampilanku sempurna, ku langkah kan kakiku menuju ruangan tempat pria playboy itu berada.
Ya, pria playboy adalah panggilan yang aku sematkan pada Alex, entah mengapa aku merasa rupa dan tingkahnya sangat sesuai dengan panggilan yang aku berikan.
Setelah sampai pada tujuanku, aku melihat Alex sedang sibuk dengan smartphone yang ia pegang, entah apa yang ia kerjakan tapi kalau di lihat-lihat dia sangat tampan dengan keseriusannya itu,Oh no, Si player tampan, please Alyzia back to earth...
Ehmm...
Batuk-ku menyadarkan Alex dari kesibukannya itu, sebenarnya aku tak ingin namun lelah juga rasanya berdiam diri tanpa melakukan apapun.
"You look beautiful sweety like angel" puji Alex tulus yang terpancar indah dari mata onyx-nya yang kelam dan itu sedikit memberikan efek pada tubuhku, detak jantung melewati batas normal biasanya dan semoga saja warna merah di pipiku tidak mengalahkan blash on.
Dengan langkah yang anggun dia mendekati diriku, "Hi princess, will you go with me?" Alex sedikit membukukkan badannya dan mengulurkan tangan kanannya padaku sedangkan tangan kirinya berada di belakang punggungnya, dia memperlakukan aku layaknya putri di dalam buku dongeng yang sering aku baca di kala aku kecil dulu, tapi tetap saja semua itu tak menghilangkan rasa jengahku.
"Please, will you?" Pintanya dengan kedipan sebelah mata. Lihatlah pria ini, tadi saja memaksakan aku untuk ikut, tapi sekarang dengan tingkahnya bak pangeran berkuda dia meminta aku untuk ikut dengannya,Bipolar boy...
Walaupun begitu tetap saja aku merasa salah tingkah, bagaimana tidak?,pertama kalinya di perlakukan layaknya putri oleh pria tampan bisa di katakan dia pangeran di era modren ini.
"Berhentilah bertingkah seperti itu" sepertinya mulut dan hatiku mulai tidak sinkron.
Ku lihat matanya tersirat sedikit kekecewaan yang membuat diriku sejenak merasa bersalah.
Ehm...
"Well, untuk pertama kalinya aku di tolak, tapi aku itu bagus"
Bagus, apanya?
"Bagus untuk mengasah kembali pesonaku" lanjutnya bagaikan membaca pikiranku.
Perlakuannya selanjutnya kepada diriku membuat tubuhku sedikit terjengit " c'mon girl" ucapnya merengkuh pinggang ku kian erat.
****
D'japanese Ramen Restaurant
Adalah tujuan yang akan sebentar lagi menjadi tempat kami berkencan, perlu aku ingatkan sekali lagi !!, kencan untuk membayar hutang atas ketidakikhlasan pria playboy itu dalam membantuku tadi siang titik.
Restoran ini memiliki interior yang sangat unik, kolaborasi antara bangunan modren London dengan bangunan tradisional jepang.
Setelah memasuki restoran yang pintunya di jaga ketat oleh dua pria berbadan besar,Alex menuntunku mendekati seorang resepsionis yang berada di belakang meja kasir.
"Irasshaimase !....
Selama Alex berbicara dengan resepsionis itu dengan bahasa yang tak ku mengerti. Aku perhatikan sekeliling restoran, di setiap dinding restoran di penuhi grafiti dan mural khas jepang dan di setiap sudutnya terdapat bunga buatan khas jepang-sakura dengan ukuran max,pada loteng restoran di gantungkan berbagai jenis lampion yang semakin mempercantik serta mengentalkan ke-asalan pemilik restoran.
Pelayan-pelayan disini juga menggunakan pakaian tradisional jepang-hakama bagi pelayan pria dan yukata bermotif bunga sakura bagi pelayan wanita.
Sentuhan di tangan kiri-ku menyadarkan aku dari penelitianku.
"Berhentilah bertingkah seperti itu " ujar Alex yang tak terasa asing di pendengaran ku.
"Seperti apa?" Tanyaku penasaran.
Namun jawabannya menyolotkan mataku serta membuatku ingin menyakar wajahnya yang jelek itu.
"Seperti orang kampung"
****
Dengan rasa dongkol aku mengikuti pria menyebalkan itu, akhirnya kami sampai pada pintu besi yang ku tahu itu adalah sebuah lift,wow, restoran ini sungguh luar biasa tak hanya interiornya yang unik, fasilitasnya juga mewah seperti restoran-restoran yang ada di televisi ku saat aku berada di desa dulu.
Pintu lift terbuka Alex membimbing diriku untuk memasukinya, di dalam lift Alex menekan tombol-tombol yang terdapat di sebelah pintu masuk lift, sedangkan aku hanya bisa memperhatikan Alex jujur saja aku memang tak tau prosedur menjalankan sebuah lift, katakanlah aku gadis udik, but it's me...
Benda kotak itu berbunyi "tingg" yang menandakan kami telah sampai pada lantai yang kami tuju. Lantai ini sangat berbeda dari lantai pertama restoran, jika di lantai pertama hanya terdiri satu ruangan dengan meja sebagai pemisah antar pelanggan, lain lagi disini terdapat bilik-bilik kecil yang bersifat lebih privacy.
Tangan Alex yang awalnya menggenggam sebelah tanganku kini telah berpindah ke pinggang ku. Entah mengapa aku merasakan kegelisahan dalam rengkuhannya, terbukti dari remasan kuat di pinggang sebelah kiriku serta mata yang menyorot tajam pada lorong ruangan.
Ada apa dengannya?
Dengan kaki jenjang yang melangkah angkuh dia menuntun kami untuk memasuki sebuah bilik, di sana telah di isi oleh dua orang berbeda gender, pria tua dengan wanita muda yang terlihat seumuran dengan Alex.
Siapa mereka?
●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●
Hayo....
Siapa yang tau ? Siapa mereka ?Semoga selalu suka sama cerita akoh...
N jangan lupa VOMENT-nya..See you in next chapter😘

KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey
RandomMasa lalu buruk tak slalu harus di lupakan ataupun di pendam hingga menjadi dendam yang berkepanjangan,namun kita dapat mengambil hikmah yang akan di jadikan pelajaran di masa depan. Sweet cover by : @jasmineflow_