5. Cinta Sejati

1.1K 150 22
                                    

Di pagi bulan Juni itu, Seungcheol menyiapkan dua setelan jas dan dasi hitam. Wajahnya terlihat tenang seiring gerakannya yang luwes memakai salah satu jas yang lebih besar.

"Jeonghan, kau harus memakai jasmu." Jeonghan mengangguk, lalu menuruti ucapan Seungcheol.

Jeonghan mulai dengan mengambil dasi yang telah disiapkan Seungcheol, tapi saat akan memakainya tiba-tiba tangannya gemetar, mendadak tidak tahu bagaimana cara mengikat dasi padahal itu adalah hal yang dia lakukan setiap pagi untuk Seungcheol.

Seungcheol menggenggam tangan Jeonghan, menenangkan. "Tidak apa-apa, Jeonghan." Seungcheol menarik Jeonghan ke dalam pelukannya. Isakan samar terdengar beberapa saat kemudian.

"Aku jahat, Seungcheol."

"Tidak apa-apa, Jeonghan."

Pagi tadi Kahi memberi kabar pada Seungcheol kalau Doyoon menghembuskan nafas terakhirnya, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi. Awalnya Doyoon berhasil melewati masa kritisnya, tapi sayang, Tuhan memiliki rencana sendiri. Kita manusia tidak bisa mengubah ajal yang sudah ditetapkan Tuhan.

"Dia sudah bahagia..."

"Harusnya aku tidak pernah melakukannya, Seungcheol."

"Sssh, Doyoon pasti mengerti, Jeonghan."

"Aku jahat, hks."

.
.
.

Seminggu sebelumnya.

Kerena perdebatan kecil semalam, Jeonghan tidak berani menatap Seungcheol, sebenarnya karena dia merasa malu dan bersalah. Egois karena tidak pernah memikirkan perasaan Seungcheol selama ini.

Tapi semua ini tidak akan terjadi kalau malam itu Kahi tidak pernah mendatangi kediaman mereka. Pikiran egois Jeonghan menguasai dirinya.

Jeonghan tidak bisa melupakan kecupan Doyoon untuk Seungcheol kemarin. Bahkan saat Jun mengajarinya teknik lain, dia hanya akan merusak sesi kursus itu karena tidak bisa konsentrasi.

Kepalanya penuh dengan bayangan Seungcheol dan Doyoon. Apa yang akan Doyoon lakukan hari ini pada Seungcheol? Jeonghan tidak rela kalau ciuman lain terjadi lagi. Seungcheol mungkin pernah menjadi milik Doyoon, tapi lelaki itu milik Jeonghan, sekarang.

"Sepertinya hari ini aku sedang tidak bisa konsen."

"Kamu baik saja?"

"Maaf, Jun. Aku merusak kursus hari ini."

"Tidak apa, Jeonghan. Kita bisa lanjut besok. Sepertinya kamu butuh istirahat." Jeonghan mengangguk dengan nasihat Jun. Kursus Jeonghan selesai lebih cepat hari ini.

Jeonghan tidak pulang ke rumahnya seperti ucapan Jun, dia justru pergi ke tempat yang membuat konsentrasinya pecah hari ini. Rumah sakit. Ruang perawatan Doyoon, lebih tepatnya.

"Jeonghan?" Doyoon terlihat terkejut melihat kemunculan Jeonghan. Dia menaruh setumpuk dokumen di atas nakas. Kebetulan dia sedang sendiri disana.

"Jeonghan, kamu sendiri? Seungcheol mana?"

"Ya, Seungcheol masih harus mengurus sesuatu di perusahaan." Doyoon mengangguk. "Kamu baik sekali mau menjengukku lagi."

"Teman Seungcheol, temanku juga." Ucap Jeonghan. Mereka berdua terdiam beberapa saat, Jeonghan menatap setumpuk dokumen dan membaca beberapa kalimat disana.

"Ceritakan padaku tentang masa kuliah Seungcheol, lagi?" Tanya Doyoon pelan.

"Bukannya kemarin sudah dengar?"

"Aku suka mendengarnya, jujur saja itu sedikit mengobati penyesalanku sudah memutuskan kuliah di luar negeri dan berpisah dengan Seungcheol." Doyoon curhat.

FIRST LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang