(6). i tried

46 15 1
                                    

Kinan POV

"Kenan!" teriak gue sambil membuka pintu kamar Kenan.

"Buset, ketuk pintu dulu bisa, nggak?" Alih-alih menjawab Kenan, gue lebih tertarik memerhatikan dia yang lagi nyemil di kasur sambil baca komik.

"Lo punya makanan kok nggak bagi-bagi, sih!? Pelit lo!"

"Lo juga kalau punya makanan enggak bagi-bagi walaupun gue udah nangis darah!" sungutnya.

Gue mendengus sambil menatap malas Kenan, "Gausah berlebihan. Lagian, walaupun gue bilang nggak boleh, lo tetap merampas hak gue,"

"Bahasa lo 'merampas' lo pikir gue maling!?"

"Iya. Tangan lo kan panjang,"

"Tangan gue emang panjang dan indah, enggak kayak tangan lo yang pendek dengan jari-jari macam ulet," kata Kenan sambil bergidik.

Gue langsung menaiki kasur Kenan, sambil tangan gue terulur merebut salah satu jajan Kenan, "Oh, enggak papa. Tangan ini juga yang bakal ngambil jajan lo,"

"Enak aja! Balikin! Ini belinya pakai duid!" Kenan melotot tidak terima sambil tangannya mencoba mengambil kembali bungkus kripik yang sekarang sudah gue klaim menjadi milik gue.

"Eh, ngomong-ngomong, cowok tadi di parkiran siapa tu? Selatan? Iya Selatan, dia anak kelas berapa, sih? Kok gue rasanya nggak pernah liat," sengaja, gue mengalihkan perhatian Kenan sambil mencoba membuka bungkus kripik ini.

"Anak kelas 12 juga. Itu sih mata lo aja yang kagak bener," kami berdua sama-sama terdiam, sampai ketika Kenan membuka mulut dan menaikkan sebelah alisnya, "Ngapain lo nanya-nanya tentang cowok? Biasanya juga cowok yang lo perhatiin cuma si ketua OSIS itu,"

Mata gue kontan membulat, "Kok lo tau soal Keano!?"

"Kembaranku, Adikku, apa sih yang Kakak enggak tau soal kamu?"

"Apasih, jijik. Tau dari mana!?"

"Pas itu gue denger lo ngelindurin nama dia,"

"Lo masuk kamar gue? Kapan?"

"Mau minjem earphone lo," balas Kenan santai.

Spontan, gue menampar lengan Kenan, "Jadi earphone gue ada di lo!? Pas itu gue tanya lo bilangnya gatau!"

"Hm, lupa gue kayaknya. Oh iya, lo bisa nggak, besok-besok kalau beli jangan yang warna pink? Kalau gue mau minjem kan, jadinya gimana gitu kalau diliat orang,"

"Mulut lo minjem! Itu ngerampas! Tuh kan lo ini beneran maling,"

"Heh, yang sopan lo, gini-gini gue lebih tua dari lo!"

"Cuma selisih 5 menit!"

Kenan menjulurkan lidahnya, "5 menit terbaik dalam hidup gue, tanpa lo,"

Iya, gue sama Kenan lahirnya cuma selisih 5 menit. Udah kayak Upin Ipin belum kita?

"Terus, tadi ngapain lo tadi nanya-nanya Selatan? Naksir ya?"

"Enggaklah. Gila lo," jawab gue sambil memakan kripik.

"Gausah naksir-naksir cowok dulu deh lo. Masih kecil,"

"Lo sendiri juga kerjaannya pacaran terus," gumam gue.

"Gue nggak pacaran. Cuma main-main,"

Gue memutar bola mata mendengar Kenan, "Hih,"

"Lagian pacaran tuh buat apa sih, Ki? Kalau mau anter jemput sekolah, lo bisa bareng gue. Mau jalan-jalan, bisa sama gue. Mau anterin ke Gramedia? Sama gue juga bisa. Mau ngapa-ngapain sama gue aja,"

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang