E m p a t

161 5 2
                                    

need to talk ”  from Doni

Aku melirik layar di handphone ku. Apa lagi ini?

“aku pikir urusan kita sudah selesai” balasku

Setengah menit kemudian handphoneku berdering Doni call

“yap”

“masih banyak yang harus kita selesaikan”

“apa lagi Don, aku sudah finish dengan kerjaanku”

“bukan soal kerjaan....ini tentang kita” akh...sejak kapan aku dan kau jadi kita? “temui , aku di kafe biasa, sejam kamu gak datang aku seret dari kantor” sial belum apa apa aku sudah diancam.

Tanpa pikir lagi kulajukan mobilku, menemuainya. Menyelesaikan apa yang sudah kumulai

“sampai kapan kamu menghindar?” cecarnya begitu aku duduk di hadapannya

“aku ngak menghindar Don. Kita udah selesai, sisa bangunan lagi kan? Lagian proyekmu sudah di ambil alih Nina”

“aku bilang ini bukan soal proyek Lia....”

“Don...aku sudah punya keluarga...aku mencintai mereka”

“ yang kamu punya buat mereka bukan cinta Lia...itu hanya tanggung jawab”

“kamu mikir istri kamu gak sih?”

“karena aku mikir dia makanya aku ngak mau lama lama bersamanya. Aku juga mau bahagia Lia “

“dan kamu pikir bersamaku bisa bahagia?”

“yap...absolutely. Kita berdua sudah bohongin pasangan kita, bukankah ini tidak adil?”

“aku mencintai Irga, Don....”

“Oh ya?”

“awalnya aku tidak mencintainya, tetapi seiring berjalannya waktu aku tahu dia yang terbaik buatku”aku berusaha menyakinkan Doni dan menyakinkan diriku sendiri.

“apa aku harus minta Irga melepaskanmu?”

Tidak ada lagi yang bisa kubicarakan dengannya, dia sudah tidak pakai logika lagi. Cinta? Apa ini cinta yang Doni maksud? Bagiku ini malah terlihat sebagai obsesi. Kutinggalkan dia tanpa kata lagi. Aku masih mendengar suaranya, tapi tidak kuindahkan lagi. Cukup sekali dia menggetarkan hatiku kembali. Kali ini tidak, aku ingin keluargaku.

---------------------------------

me :bhuahahahahahah stagnan....kenapa jadi gak tega sama si Irga :((

A L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang