42

46 5 2
                                    

Pagi kali ini sungguh berbeda bagi seorang Tsania Aurelia. Bagaimana tidak, sudah lama setelah dirinya berada di rumah sakitm baru kali ini dia bisa terbangun diatas tempat tidur kesayangannya sambil memeluk guling bergambar unicorn tersebut.

Dia melihat sekeliling dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya. Suara ketukan terdengar membuat Aurel melihat siapa yang masuk.

"Tumben udah bangun, biasanya ngebo" Ucap Satria

"Iya dong aku kan rajin sekarang" Bangganya

Satria menghampiri dan mengelus puncak kepala Aurel. Dan menatap Aurel dengan senyum yang tak lepas sejak tadi.

"Liatin aku nya biasa aja dong"

"Gue kangen muka Lo, gapapa dong gue liatin terus? Masa Faiz aja yang boleh"

Aurel terkekeh mendengar perkataan Satria yang cemburu. Ternyata seorang kakak laki laki pun memiliki sifat yang pencemburu.

"Ga usah ngetawain deh"

"Habisan, masa sama adik sendiri cemburu sih" Ucap Aurel masih terkekeh

"Biarin! Jalan jalan yu, bosen gue dirumah terus" ajak Satria.

"Rere emang kemana?"

"Dia mau familly time katanya, jadi gue gamau ganggu"

"Yaudah ayo, aku ganti baju dulu ya"

"Iya"

5 menit

7 menit

"Ko ga ganti ganti?"

"Masa aku ganti baju diliatin kaya gitu"

Satria yang sadar langsung memerah dan menunduk karena malu sendiri. Akhirnya dia pun keluar dari kamar Aurel dan mulai memanaskan mobil.

FaizP

Udah bangun?

P

P

P

Bales dong:(

Kangen

Mbb ih, udah bangun ko. Ini aku baru beres mandi

Mau kemana?

Ikut dong:(

Mau pacaran dulu sama Kaka tercinta

Wkwkwk

Yah gue di duain:(

Yauda have fun ya! Hati hati juga

Aurel hanya membaca pesan terakhir dari Faiz dan langsung turun kebawah karena yakin bahwa Kakak nya sudah menunggu sejak tadi.

"mau kemana kita?" tanya Aurel dengan nada seperti salah satu film kartun kesukaan sepupunya.

"bebas, lo mau kemana?" tanya Satria.

"pengen beli ice cream!!" jawab Aurel semangat.

Karena gemas, Satria mengacak rambut Aurel dan mendapat decakan dari Aurel karena dia sudah sulit merapikan rambutnya, dan dengan mudah Satria rusak.

"jangan dibeliin," suara berat tiba-tiba muncul dari belakang tubuh Aurel yang kurus karena sakit.

"ayah, kok jahat?" rengek Aurel.

"kamu baru sembuh, susu aja ya? Susu pisang, setuju?" tawar Ayahnya.

Awalnya Aurel menolak, namun dia memiliki ide dan tersenyum simpul, "oke, tapi sekardus.."

"kamu malak, ayah?" tanyanya.

"sebuah kesepakatan yang bijaksana bukan?" ucap Aurel lalu menarik Satria keluar dari rumah. Saat hendak membuka pintu mobil, Aurel menolak dan meminta Satria untuk naik motor saja karena dia rindu angin menerpa wajahnya.

"Lo, sembuh dari sakit banyak mau ya,"

"yaudah.. Aurel sakit lagi aja,"

"ehh.. Jangan dong, yaudah nih pake jaket." Satria memakaikan jaket pada tubuh Aurel yang sedikit lebih pucat.

"beruntung deh punya kakak ganteng kaya gini,"

"gak usah muji, dasar licik!" Satria berjalan mengambil motor di garasi.

"adik kecilmu ini, sudah besar, bang Sat." jawab Aurel dengan bangga.

"ngomong apa tadi?" terlihat wanita paruh baya yang tengah menyiram tanaman mendekati Aurel yang tersenyum tanpa dosa.

"apasih, mah.. Aurel gak salah kan?"

"tadi kamu ngomong kasar, apa itu bangsat-bangsat.. Mamah gak ngajarin ya?" ucapnya.

"astagfirullah, mah, kalau ngomong pake bissmillah dulu napa, Aurek gak bilang gitu!" bela Aurel.

"emang kamu pikir mamah budeg, minta maaf sini."

"ya, maaf, maksud aku kan gak gitu.. Tapi, mamah cantik deh hari ini!" teriak Aurel lalu berlari ke arah Satria yang tengah menunggu di atas motor.

"aduh, susah ya jadi ibu anak remaja."

*****

"jadi, kita mau beli apa?" tanya Satria

"pengen boneka, tapi boneka buaya." jawab Aurel antusias.

"buat apa? Lo kan udah punya buaya darat, tuh si Faiz,"

"nah, maka dari itu.. Biar Faiz gak kesepian kalau gak ada Aurel, kan mereka kembaran," Aurel terkekeh pelan lalu masuk ke dalam toko yang menjual berbagai macam boneka.

"ini bagus gak?" tanya Aurel.

"jelek, ini aja.." Satria memperlihatkan mainan laba-laba berwarna hitam dan melemparkannya pada Aurel, yang jelas sangat geli.

"wah.. Gila ya lo, mau mati?" ancam Aurel.

"sejak kapan, adik tersayang kakak ini jadi brutal?" Satria tertawa lalu mendekati adiknya yang sedang menarik nafas.

"sejak sadar bahwa kakak nya orang gila," Aurel pergi meninggalkan Satria yang tengah tertawa.

"dasar, cepet tua tuh kalau gampang marah.."

Aurel menatap tajam Satria, "apa? Gue salah?"

"oh enggak, dasar maha benar!" Anna pun beranjak ke arah kasir untuk membayar boneka buaya yang ia beli dengan penuh drama yang di sebabkan Satria. Jadi jangan bilang kalau Satria adalah kakak terbaik sepanjang masa. Aurel akan marah,

Hai Maaf banget aku Jarang update.

Sekali ya apdet sangat sangat pendek, karena sebenernya aku lagi bikin satu cerita yang belum di publish dan perlu nyesuain banget feel buat nulis itu cerita yang itu:((

Maaf banget banget banget, semoga ini bisa bikin kangen kalian berkurang yaaam

Salam sayang dari aku pacar nya eunwoo wkwk

Lanjutan StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang