Prolog

27 7 5
                                    

"Aku akan berhenti mencintaimu, jika ada seseorang yang mencintaimu lebih dariku."
-

---

Hari ini adalah hari jadian Nandea Tesilia dan Alfito yang ke-1 minggu. Dea sudah dandan rapi buat ketemu ama Alfi siang ini. Tapi...Ternyata Alfi sudah berubah, sudah gak sama kaya yang Dea kenal dulu.

Alfi emang gak pernah berubah, tapi dia udah nunjukin sifat aslinya. Batin Dea.

Dea menghampiri Alfi dengan langkah pasti yang perlahan. Semua perasaan Dea campur aduk, ada benci liatnya, kecewa rasanya, dan Dea berasa dikhianati oleh pacarnya sendiri. Tepat di depan mata Dea, Alfi sama Tika sedang bermesraan di bangku taman.

"Alfi..."Panggil Dea sambil berdiri dibelakang bangku tempat duduk alfi.

"Dea?" Tak ada ekspresi bersalah sama sekali dari raut wajah Alfi.

"Dea. Sebenernya, gue udah ngerasa gak nyaman lagi waktu dideket lo. Gue udah gak punya perasaan sama sekali ke lo. Jadi gue..." Ucapan Alfi itu menusuk hati dea dan secepatnya dipotong oleh dea.

"Minta putus?" Kata-kata itu keluar dari mulut dea, dengan nada rendah dan mata yang penuh dengan kekecewaan. "Bakal gue kabulin permintaan terakhir lo itu." Dea mengatkan itu dengan berat hati.

Alfi senyum. Dea rasa itu bakal jadi senyuman terakhir yang gue dapet dari Alfi. Gak mau nunggu lama lagi, Dea secepatnya pergi menghilang tanpa jejak dari hadapan Alfi.

Sore hari berlalu...

Alfi membuka pintu kamarnya dan membantingkan badannya ke atas kasur empuknya.

"Huh..." Alfi lelah dengan semua yang sudah dialaminya.

Ampe kapan gue harus gini mulu. Batin Alfi merasa bersalah karena mantannya masih kurang banyak.

Alfi berdiri dan mengambil pena diatas meja belajarnya. Alfi sudah siap dengan pena ditangannya dan membuka lemari pakaiannya dan menuliskan sesuatu dibelakang pintu lemari itu.

Tertulis banyak nama perempuan yang disusun secara berurutan.

"Nadea Tesilia..." Alfi mengejanya dan menuliskan nama dea disana. "Jadian tanggal 9 juli dan Putus tanggal 15 juli, bertahan cuma satu minggu." Alfi menuliskan tanggal dan kapan mereka jadian sampe putus.

Alfi sedang menuliskan daftar mantannya. Dea adalah korbannya yang ke-91. Alfi tidak pernah pacaran lebih dari 10 hari.

"Sekarang tinggal nyari korban ke-92. Kalo udah nyampe 100, gue bakal nambah lagi sampe 1000 korban." Alfi tertawa dan bergegas pergi ke tempat yang biasanya dia selalu berkumpul bersama temannya.

Alfi dalam perjalanan menuju cafe langgananya.

"Satu..satu..Gue banyak mantan
Dua..dua..Mantan gue banyak
Tiga..tiga..Mantan dimana-mana
Satu dua tiga Mantan kayak sampah!!" Alfi bernyanyi dengan keras sambil mengendarai motornya dan menarik perhatian banyak orang

Gila tu orang!. Seru salah satu pejalan kaki.

Tapi Ganteng gengs. Balas salah satu temannya.

Soal cowok nomor satu lo!. Jawab temannya.

Brumm...
Alfi menambah kecepatan motornya. Tiba-tiba seorang cewek manis sedang menyebrangi jalan dengan hati-hati.

Tinnn...
Alfi mengklakson. Tapi cewek itu tidak menyadarinya karena terbawa suasana oleh lagu yang sedang didengarnya.

"Budeg... minggir woy!" Alfi berteriak.

Cewek itu berhenti dan alfi langsung menghindarinya, agar mereka tidak bertabrakkan. Motor alfi melintas melewati tubuh gadis itu dan pergi begitu saja.

"B 17*9 AA." Cewek itu menghafal plat motor Alfi. "Motor ninja hitam dengan helm berwarna hitam. Mata hitam pekat, pake jaket hitam. Misterius banget tuh orang, pasti suka warna hitam. Awas aja tuh motor..gue bongkar baru tau rasa." Cewek itu mendengus kesal.

---
Keesokkan harinya...

SMA Pradiwal sangat ramai seperti biasanya. SMA itu adalah SMA milik keluarga Pradiwal yang akan diwariskan untuk Adik perempuannya alfi yang masih duduk dibangku kelas X.

Ditempat parkir sekolah, Alfi sedang mencarikan tempat untuk memarkirkan motornya. Semua sudah penuh, karena Alfi terlambat kesekolah.

"Sepeda siapa ni?" Ide aneh muncul dipikiran alfi. Alfi menjauhkan sepeda itu dari parkiran dan menempatkan motornya disana.

"Selesai." Alfi tersenyum.

"Ehh. Lo...!" Cewek memanggil alfi dari belakang.

"Siapa sih? Sok deket amat!" Cuek alfi.

"Itu sepeda gue kenapa lo parkirin di bawah pohon?" Protes cewek itu.

"Masalah ya? Ini sekolah punya nyokap gue!" Alfi pergi tanpa merasa bersalah.

"Sialan!" Umpat Cewek itu.

"Kok motornya kaya gue kenal?" Tanya cewek itu bicara sendiri. "Inikan motor yang kemaren mau nabrak gue." Cewek itu mulai ingat.

Setelah selesai mengerjai Alfi, anisa ingat tujuannya datang kesekolah. "Aduh..telat gue!" Cewek itu langsung pergi mencari ruang kepsek.

Kringg...kring...
Bel mulai jam pelajaran dimulai.

"Alfi." Panggil seorang guru.

"Bisa bantu ibu bawa ini ke ruang guru gak? Ibu minta tolong." Pinta guru itu.

"Siap bu. Alfi selalu siap sigap setia membantu." Alfi mengambil semua buku yang ada ditangan guru itu dan membawanya keruang guru. Alfi hanya ingin berkeliling sekolah sambil melihat-lihat cewek yang bakal jadi korban selanjutnya.

Dikelas XII IPA 2, kedatangan murid pindahan dari kota lain.

"Nak, silahkan perkenalkan nama kamu." Perintah ibu Ety. Cewek itu mengangguk.

"Nama saya, Anisa Putri Ahwika. Murid pindahan dari SMA Palembang. Mohon kerjasamanya." Ucap Anisa sambil tersenyum.

"Anisa..." seorang lelaki berdiri dari tempat duduknya. "Maksud lo kita harus kerja sama dalam hal apa?" Cowok itu bertanya sambil sedikit tertawa.

"Kerja sama kelompok, latihan, ngerjain pr-" ucapan anisa dipotong.

"Kalo ulangan kerja sama juga gak?" Balas cowok itu, semua yang dikelas tertawa.

Wajah anisa mulai kesal." Kerja sama buat ngebacok mulut lo juga bisa!" Anisa sudah kesal, semua orang terdiam termasuk gurunya juga.

Alfi masuk kedalam kelas. Anisa menoleh kearah Alfi, rambut anisa yang digerai sangat indah membuat alfi terpaku.

"Lo!" Anisa menunjuk kearah alfi.

"Siapa? Gue?" Alfi pura-pura gak tau.

"Iya elo!"

"Gue Alfi."

"Gue gak nanya nama lo." Anisa berubah jadi dingin.

"Gue cuma ngasih tau!" Balas Alfi.

"Tanggung jawab lo!" Bentak Anisa.

"Gue gak ngelakuin yang aneh-aneh,kok." Jawab alfi.

"Sudah-sudah" Ibu guru mencoba memisahkan mereka berdua.

"Kalian duduk ditempat masing-masing" perintah bu ety.

Alfi dan Anisa ternyata duduk berseblahan. Anisa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Pita panjang berwarna merah membatasi meja mereka.

"Disini area gue. Lo gak boleh ngelewatin bates!" Ucap Anisa.

"Kalo gue ngelewatin bates gimana?" Tanya Alfi nakal.

"Gue putusin tangan lo!" Jawab Anisa ketus.

Korban selanjutnya sudah ketemu. Batin Alfi puas.

Bersambung...

Thanks yang udah baca, vote, dan komen😉.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gone AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang