Page 4

257 26 1
                                    


SOWON'S POV

   Bingkai foto yang tergantung ditembok mengalihkan pandanganku dari tumpukan buku-buku pelajaran yang membosankan.
   Di sana, 4 orang tersenyum dengan riang. Aku ada di sana. Ikut tersenyum seperti mereka.
   

Kelopak mataku memanas.

Ayolah, aku tak bisa terus mengharapkan masa lalu terulang.

Dia telah pergi. Dan bukan hanya aku yang merasa kehilangan. Taehyung dan Mark juga merasakannya.

Beri pengecualian untukku... Gerry bukan hanya sekedar sahabat untukku, He's my boyfriend.

Flashback on

   Hari itu, pemakaman akan segera digelar. Aku memberanikan diri mendekati tubuh Gerry yang telah terbujur kaku dan wajah pucat. Tangannya sedingin es. Dia terlihat tampan dengan jas terkahir yang ia kenakan.

   Aku menyalahkan diriku sendiri. Menyalahkan kebodohanku yang mengizinkan dia ikut membolos bersama Taehyung kemarin.

   Entah siapa yang aku salahkan. Aku hanya benar-benar membenci hari ini. Hari di mana, aku dan Gerry akan memberitahu Mark dan Taehyung kalau kami sebenarnya telah berpacaran sejak sebulan yang lalu. Yah, ini adalah hari jadi kami yang pertama. Sekaligus menjadi hari terakhir aku melihatnya.

    Taehyung dibelakang sana terus menyalahkan dirinya. Mark bergantian menenangkanku dan Taehyung.

Emosiku memuncak.

"Kau!" teriakku sambil menunjuk wajah Taehyung yang tiba-tiba terangkat mungkin karena kaget akan suaraku.

"jika saja, kau tidak menyetujui permintaan Gerry, dia tidak akan tenggelam di laut, dia mungkin masih bersamaku! Aku membencimu, Taehyung! Harusnya kau bisa menolongnya lebih cepat, harusnya kau bisa!"

Itu kalimat terkasarku. Apa mungkin karena itu dia terus menyesali kematian Gerry? Mungkin saja.

Setelah hari itu, detik itu, aku menjauh. Dari Taehyung dan Mark.

Tidak ada lagi persahabatan yang selalu kami banggakan. Hanya kebencian yang tertanam dalam hatiku.

Jika saja Gerry tau, aku sangat terluka karena kepergiannya.

Beberapa bulan setelah kepergian Gerry, aku mulai bisa menerima semuanya. Termasuk menerima permintaan maaf. Tapi kau tahu, permintaan maaf tidak akan merubah segalanya. Aku hanya mengiyakan.

Setidaknya cukup aku saja yang membencinya diam-diam.

Taehyung selalu memberi perhatian padaku. Walau aku tetap menjauhinya.

Apakah dia bodoh? Masih peduli denganku yang sama sekali tidak akan berbalik lagi?

Jangan bodoh, Taehyung. Menjauh dariku. Setidaknya aku merasa tidak bersalah tiap mengabaikanmu.

Melihatmu saja, membuat luka itu terbuka lagi. Tapi aku juga tak tega untuk memintamu berhenti. Jadi, aku hanya menunggumu lelah untuk peduli.

Flashback off

~♥~

    Setelah jam pelajaran, Taehyung dan Mark seperti biasanya, mencari makan ke kantin. Mereka mengambil kursi yang tak jauh dari pintu masuk.
"Kau tahu, Mr. Arnold hampir saja memenggal kepalaku."

Taehyung menoleh sekilas pada Mark yang melebih-lebihkan kejadian di kelas tadi.

"Kau pantas dipenggal." jawabnya.

KisseuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang