Page 5

282 25 2
                                    

    Taehyung menahan tawanya. Kali ini dia benar-benar ingin terlihat seperti sahabat sejati untuk Mark. Dia tidak ingin menertawakannya.

"Kau tau, ini pertama kalinya aku ditampar oleh perempuan."

Taehyung hanya mengangguk.

"Dan kau tau, dia mantan teraneh yang pernah kujadikan pacar."

Taehyung sekali lagi mengangguk.

"Dan kau tau, pipiku perih."

Mark menangis layaknya anak kecil yang tak diperbolehkan bermain bersama orang lain.

Taehyung menepuk kepala Mark. Berusaha tidak tertawa.

"huhuhuhu, kau tau..." Mark mencoba menjelaskan lagi namun tangisannya memecahkan kalimat itu.

"Ini hari ulang tahunnya.." Lanjutnya.

Taehyung menepuk pundak Mark kali ini.

"Datanglah untuk meminta maaf." Kali ini Taehyung berusaha memberi sebuah pencerahan.

"Gengsi, goblok!" ucap Mark sambil menjitak kepala Taehyung.

Merasa diperlakukan kasar oleh Mark, Taehyung pun menampar pipi Mark persis dibekas tamparan Lisa.

"AUU!" Mark mendesis kesakitan.

Mark menatap Taehyung sengit.

LISA'S POV

   ASTAGA! Bodohnya aku menampar dia seperti tadi. Pasti dia akan mengira aku masih suka padanya.

Iya, cemburu kan tandanya sayang. Dia pasti mengira aku masih sayang.

Ya... Walaupun aku memang masih (sedikit) sayang padanya.

Aku mengacak rambutku frustasi.

Merasa urat maluku diputuskan 2 kali.

Yang pertama! Aku hampir loncat dan malah dilabeli pengecut oleh pria di atap tadi.

Yang kedua! Menampar mantan di tempat umum!

Ya Tuhhhaaaaannn!!!!!! Call me now!

Kuhempaskan tubuhku dikasur. Menatap kosong langit-langit bewarna abu-abu kamarku. Mencoba mencari jalan keluarnya namun nihil.

Kali ini aku ingin merilekskan pikiranku. Mungkin dengan memejamkan mata beberapa menit?

Oke aku coba...

Mataku tertutup. Seperti sebuah layar lebar memotretkan moment bahagia. Aku ingin membuka mataku namun rasanya kelopak ini masih ingin menutup. Baiklah mungkin lebih baik menyaksikan sedikit potretan masa lalu ini.

Sejak kapan dan pada detik keberapa aku tak tahu, tiba-tiba Mark muncul tepat di sana. Membawa bunga dan sebatang coklat lalu duduk didepanku. Aku menatap matanya dalam.

Apa ini? Mimpi ya? Kok sepertinya sangat nyata untukku.

Mark terseyum tipis..
"Ikan hiu melayang-layang, I Love you, Lisayang!"

Pantun itu... Kenapa bisa...

Ahh sudahlah.

Aku hanya merindukannya saja.

Mata ku terbuka perlahan, kenapa harus ditemani oleh air mata, sih? Aku tidak secengeng ini!

Mungkin karena hanya Mark yang kumiliki di dunia ini.. Aku harus segera melupakannya. Aku bisa hidup tanpanya. Bersama dengan Mark sejak umur 2 tahun di panti asuhan bukan berarti kami harus bersama selamanya, kan?

Benar katanya dulu, dia mencintaiku hanya sebatas kakak untuk seorang adik. Kelahiran kami hanya beda sebulan.

Tapi, saat itu aku yang memaksanya. Aku menyatakan cinta duluan dengan bodohnya. Ditambah lagi Mark yang benar-benar polos tak tahu cinta-cintaan. Seperti biasa, dia tak akan menolak keinginanku. Jadilah kami sepasang kekasih saat umur 15 tahun. Tahun dimana kami mulai dimasukkan ke sekolah asrama ini. Dan sekarang kami kandas di anniv 2,5 tahun. Kami putus.

Kelopak mataku memanas.

Aku tak sanggup mengingat alasan putus kami berdua.

Aku memang cengeng!

♡♡♡

Masih dengan suasana yg sama. Aku berusaha kembali seperti biasa. Masuk ke kelas dengan ekspresi normal, mengikuti jam pelajaran seperti bisa, dan makan dikantin bersama temanku. Semua normal.

"Lis, aku dan rose mau ke asrama dulu, bukuku ketinggalan di kamar. Mau ikut?" Tanya jennie.

Aku sangat malas untuk bepergian.

"Pergi saja, aku akan menunggu kalian di kelas."

Mereka berduapun pergi. Sekarang aku sendiri nampan makanan yang isinya belum habis setengah pun.

"Boleh duduk disini?"

Suara itu menunda suapan sendok nasi yang akan masuk ke mulutku.

Aku mengangguk tanpa menoleh.

"BTW, siang ini kamu tidak ke atap? Di sana sedang sepi."

Aku mengunyah makananku sambil mencerna kalimat sang pembicara.

Aku memberanikan diri menoleh ke sampingku, dan... Dia pria yang kemarin. Oh sial.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanyanya membalas tatapanku sengit.

"Diam. Jangan bahas yang kemarin. Anggap tidak pernah melihatku." cetusku lalu berdiri dan meninggalkan kantin.

Ini benar-benar memalukan. Untung saja Jennie dan Rose tidak ada di sana. Kalau mereka mendengarkannya, tamatlah riwayatku.

—TBC— ♥♥♥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KisseuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang