2.0 (kejadian dimall)

155 13 0
                                        

   "Ya elah ta kalau mau pisang goreng mah gak usah jauh-jauh ke mall kalik, diangkringan mang jajang juga banyak itu mah", ucap Ica menatap sinta malas.

   Namun karena Sinta yang traktir kali ini Ica nurut aja, daripada nggak jadi di traktir.

Karena kalau di pikir-pikir lagi Sinta emang nggak pernah baik gini apalagi pake acara traktir lagi.
 
     Karena Ica tahu betul Sinta kehilangan uang 100 perak aja nyarinya udah sampai sarang semut, lha ini mau naktir. Keajaiban dunia ini mah.

  Ica mengikuti Sinta yang sudah pergi ke kedai penjual pisang goreng.

    saat sampai didepan sang penjual pisang goreng Sinta langsung ngedumel sendiri

    "Mahal banget bang pisang gorengnya."

    "Lebih murah ditempat mang jajang!, masak disini pisang goreng lima belas ribu. Demi neneknya Muri yang suka godain brondong, demi king kong yang nggak mungkin jadi sapi. Ini mahal banget."
 
  "Bisa-bisa beli pisang goreng aja gue harus jual rumah nih" Heboh Sinta.
   
    "Ini normal kali mba. Namanya juga dimall beda sama ditempat mang jajang. Ini lebih higienis" ucap penjual pisang goreng.
  
    "Mana ada normal. Ini mah mahal bangggeett!. Sok kenal lagi sama mang jajang!."
 
    "Gua laporin Pak Jokowi lu bang. AWAS. WASPADALAH WASPADALAH WASPADALAH" jawab Sinta koar-koar yang otomatis sudah menjadi tontonan orang-orang yang lalu lalang.

    Di lain sisi Ica udah berusaha keras untuk menyembunyikan diri. Malu bang, ditempat umum lagi. "Pait-pait. Kenapa gue mau temenan sama king kong betina kayak gini"

    "Bukan temen gue. Bukan". Ucap Ica menutupi wajahnya sambil menarik kasar lengan Sinta pergi menjauhi sang penjual pisang goreng.

   ¤¤¤¤¤¤
   
  "Itaa lo tu kalau nggak mampu nggak usah sok-sokan pergi ke mall deh. Malu-maluin aja tau nggak!" Ucap Ica meluapkan rasa kesalnya pada Sinta yang sudah sangat memalukan menurutnya.
  
   Saat Ica ngomel-ngomel panjang kali lebar kali tinggi bagi dua kuadrat, Sinta mendapatkan ide pencerahan dari Tuhan yang maha agung.

    "Ica ada gambar oppa-oppa korea tuh!" Ucap Sinta menunjuk salah satu tempat penjual barang-barang korea untuk mengalihkan perhatian Ica.

Dan tentu saja Ica langsung melihat arah yang ditunjukkan Sinta dan ya, benar saja ditempat itu menjual berbagai barang korea.

    "Oh my god, kiyut banget sih gambarnya", ucap Ica yang langsung berlari ke tempat itu.

    "Liat deh ta. Bang Jung kook. Ganteng banget sumpah, gua sebagai army sejati harus beli!", ucap Ica lagi membara sambil mengepalkan tangannya.

    Disisi lain Sinta mengelus dadanya tanda ia bersyukur atas kehendak Allah yang telah menyelamatkan jiwa raga nya dari macan betina yang mengamuk.

    "Ta jungkook ganteng kan?", ucap Ica menyadarkan Sinta.

     "Eh... i..iya jongkok ganteng", jawab Sinta terbata-bata.

    "Jungkook Ta bukan jongkok!, lu nggak boleh seenaknya ganti-ganti nama gitu dong, entar dikroyok army baru tau rasa lu!", ucap Ica menghembuskan nafas kasar.

    "Sama aja kali" jawab Sinta.

     Tidak mau berlama-lama lagi, akhirnya Ica dan Sinta masuk ke dalam dan melihat-lihat barang-barang yang ada.

    Ica mengambil gambar jungkok yang ditunjuk Sinta tadi.

    "Ta beliin ini dong, katanya lu mau traktir gua", ucap Ica senyum lebar sambil mengangkat gambar itu.

    "Lha kapan gue bilang mau traktir?", ucap Sinta bingung

  Ica baru sadar kalau Sinta memang tidak bilang mau traktir, terus gimana nih Ica nggak bawa uang sama sekali.

  "Jadi lu nggak traktir gua?, terus gimana dong gue nggak bawa uang. Dasar king kong betina!", ucap Ica menaikkan satu oktaf suaranya.

  "Lha salah lu sendiri dong, gue cuma bawa uang bensin lagi, itupun ngambil dari dompet emak", jawab Sinta ikut bingung.

   Akhirnya mereka keluar dari mall dan memutuskan untuk pulang dengan muka tertuduk malu, apalagi tadi dimarahi sama petugas mall lagi.

Masak katanya gembel nggak boleh masuk. Apa kita seperti gembel?, Nggak kan orang cantik gini, lebih mirip Selena gomes daripada gembel.

Sesampainya diparkiran Sinta berdebat lagi sama tukang parkir. Dia tidak terima harus membayar parkir sebanyak itu.

"Bang ayolah korting dikit boleh lah", ucap Sinta menawar dengan tampag memelas.

"Nggak bisa mba, lagi pula cuma lima ribu aja kok masih mau nawar, saya disini cari uang mba anak saya dua di rumah masih kecil-kecil. Lagi pula saya sudah nunggu motor mba lho"

"apa hubungannya sama gue. Nggak ada hubungannya kali ",  jawab Sinta nggak mau kalah.

"Mas! mas!, parkirkan mobil saya", ucap seorang lelaki dari dalam mobil bmw hitam mewah.

"Siap boss", jawab tukang parkir sambil mengacungkan ibu jari.

"Mbak pokoknya mba harus bayar uang lima ribu saya pergi dulu", ucap tukang parkir pada Sinta.

"Enak aja. Panggil mba lagi, sejak kapan gue nikah sama mas lu.", ucap Sinta mencak-mencak.

"Udah lah Ta, pulang aja yuk! Kabur", ucap Ica menasihati.

"Sip sip. Yuk!", jawab Sinta menyetujui lalu pergi menuju motornya.

Daripada disuruh bayar parkir. Sinta dan Ica udah mau kabur dengan mengendap-endap, agar tidak ketahuan tukang parkir.

Tapi tiba-tiba ada cowok yang membelai tangan Sinta. Bercanda ada cowok yang memegang tangan Sinta.

Otomatis Sinta noleh dan. 'Buset ganteng amat. Tebar pesona dikit ah' batin Sinta.

"Ada apa mas?", tanya Sinta sok manis.

"Kalian mau nyolong ya?"

Jleb

'Bunuh aja dedek bang, bunuh, gantung dedek dipohon toge. Bunuh bang' sesal Sinta dalam hati.

Sinta membuang nafas panjang lalu mulai berbicara "Eh mas jangan sok tau ya!", ucap Sinta mulai kesal.

"Abisnya kalian ngandap-endap sih mana saya tahu kalau kalian bukan maling", ucap cowok itu lagi tak berdosa.

"Kayanya ni orang belum pernah ngrasain dicakar sama macan betina nih Ca", ucap Sinta pada Ica sambil menggulung lengan bajunya siap-siap mencakar cowok itu. Sinta menatap tajam cowok tadi sambil tersenyum licik. Dia mencoba menakut-nakuti cowok tadi.

"Eh.. eh nggak jadi deh mba maaf", ucap cowok itu mulai agak takut, tapi Sinta nggak mau kalah.

Sinta maju satu langkah ke depan ke arah cowok tadi, tangan Sintapun masih dalam posisi yang sama, otomatis cowok tadi mundur satu langkah untuk menghindar.

'Cowok gagah, tinggi gini ternyata takut sama gue ha ha ha' tawa Sinta dalam hati.

Tak disangka, tak terduga cowok itu tiba-tiba teriak






=========××××========

Cowok tadi siapa ya??
Apakah Sinta jadi mencakarnya?
Tunggu kelanjutan ceritaku ya teman-teman. Makasih udah baca dan vote cerita ini. Tetep baca dan jangan lupa tekan bintang di bawah ya. Karena vote yang banyak membuat aku senyam-senyum nggak jelas. Jangan lupa promosi ke teman-teman yang lain ya.
Lope yu pul

LOVE YOU TOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang