4.0 (Sekolah)

177 7 0
                                    

  Pada pagi harinya saat sinta baru aja bangun emak terus-menerus menggedor pintu kamar sinta mengajak untuk shalat subuh padahal sinta udah bangun tapi masih aja. Namanya juga ibu. Inilah yang membuat sinta senang walaupun kehidupan keluarganya sederhana ia masih memiliki seorang ibu yang perhatian.

  "Iya mak, udah bangun kok" ucap sinta agar emak tidak membangunkan tetangga sebelah karena triakannya yang mengalahkan toa mejit itu.

"Ya udah cepat shalat subuh nanti langsung mandi" ucap emak saat sinta baru saja membuka pintu kamarnya.

"Ok mak"

Setelah itu sinta pergi ke kamar mandi untuk ambil air wudhu dan menjalankan salat subuh.

"Udah salatnya?" Tanya emak saat sinta sudah selesai solat dan sekarang sedang siap-siap untuk mandi dengan handuk yang sudah nongkrong dipundak sinta.

"udah, BTW emak emang udah?"

"Udah apaan?"

"Kok malah balik nanya sih, udah salat lah!" Jawab sinta agak ditekan diakhir kalimatnya.

"Emak lagi dapet" ucap emak malu-malu dengan wahah melengos dan malah terlihat malu-makuin.

"Eh, emak masih dapet pa?, ku pikir emak udah menopause, soalnya emak kan udah tua" ucap sinta mengejek dan langsung lari terbirit-birit kekamar mandi, tak lupa dengan tawa ngakaknya itu.

"Awas lo anak nakal emak jadiin onde-onde tau rasa lo" ucap emak mencak- mencak dengan sendok ditangannya.

Setelah selesai mandi sinta membantu emak untuk mempersiapkan dagangan yang akan dititipkan di warung koh acong, yap selain jadi juragan tuperware atau toples keluarga sinta juga menjual berbagai macam kue basah.

Setelah semuanya selesai, sinta siap-siap untuk berangkat, Dengan menaiki clara motor kesayangannya ia berangkat dengan senyum lebar yang terus tercetak di wajahnya.

Dengan ramah ia menyapa setiap orang yang ada di pinggir jalan yang dilewatinya.

Dan sampailah sinta di toko koh acong yang akan dititipi kue dagangannya. Koh acong memang sudah menjadi langganan sinta untuk menitipkan dagangannya karena emak dan koh acong memiliki suatu hubuangan yang sinta sendiri tak tau dab tak ingin tau hubungan apa,  tetapi koh acong memang selalu baik hati. Entah mungkin koh acong sudah dijampe-jampe oleh emak.

Lelaki paruh baya itu berjalan dari arah belakang toko menghamipiri sinta dengan matanya yang sipit tak lupa dengan kacamata yang selalu melindungi mata sipit itu.

Pria berkulit putih yang tampak jelas sekali keturunan cina itu tersenyum ramah pada sinta.

"Pagi koh acong!", sapa sinta dengan ramah tak lupa senyum manisnya itu tak luntur dari wajahnya.

"Haiya, tumben pagi-pagi udah datang aja ta, biasanya juga jam tujuh baru datang" jawab koh acong meremehkan.

"Haiya, koh gini-gini sinta juga bisa jadi anak tertib lah, lagipula anak cantik ini lagi mau hijrah koh" jawab sinta tak mau kalah dengan logat yang menirukan koh acong.

"Haiya, hijrah? Anaknya bu siti?" Ucap koh acong dengan wajah bertanya.

"Ish, Koh acong bercanda aja. Ini kuenya, aku taro sini ya koh", ucap sinta sambil menaruh kotak kue nya diatas etalase kaca milik koh acong.

"Haiya ok taruh disitu aja, terimakasih. Ini duit untuk kue yang kemaren" ucap koh acong sambil memberikan beberapa lembar uang yang tampak sudah tidak bagus lagi dan banyak coretan yang menghiasi uang itu. Yang penting tetep duit lah. Ucap sinta dalam hati

LOVE YOU TOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang