3.0 (Beni Adijaya?)

121 9 0
                                    

Tak disangka, tak terduga cowok itu tiba-tiba teriak

"MAMI TOLONG BENI!Aaaa. Beni mau dibunuh mam" Teriakan cowok yang bernama Beni itu mengelegar mengalahkan suara sepeker tahu bulat.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang Kira-kira usianya 45 tahun datang menghampiri mereka.

Sinta dan Ica udah kalang-kabut kebingungan.

Eh kok tapi orang yang datang nggak sesuai ya?

Yang datang adalah ibu-ibu yang memakai daster lusuh yang compang-camping dan menggunakan gendongan bayi.

"Iya anakku sayang ibumu tercinta datang sayang, kemari anakku", ucap ibu itu pada Beni.

Beni yang menundukkan kepalanya tidak melihat dahulu wajah ibu itu, ia langsung memeluk ibu tersebut.

Sinta dan Ica masih di sana dan menjadi penonton kejadian mengharukan ini.

"Kok baunya beda ya", tanya Beni bingung. Lalu Beni mendongakkan kepalanya menatap ibu itu.

Seketika mata Beni membulat. "Kamu siapa?", raut wajah Beni seketika berubah.

"Aku ibumu anakku!" Ucap wanita itu senyam-senyum.

Seketika Beni terperanjat kaget lalu lari terbit-birit. "AAAAAA ORANG GILA AAAAAA MAMA.....", Beni teriak-teriak tapi orang gila itu malah mengejar Beni.

"ANAKKU SINI NAK INI IBUMU", teriak wanita gila itu sambil mengejar Beni.

Sinta dan Ica masih menjadi penonton dalam kejadian itu. Sinta dan Ica tidak berniat membantu Beni, mereka malah terawa terbahak-bahak dengan tawa mereka yang melebihi tawa kuntilanak itu.

Gara-gara tawa mereka yang membahayakan dunia, mereka jadi ketahuan tukang parkir yang tadi, dan niat untuk kaburpun pupus begitu saja.

Lepas dari mulut belalang masuk ke dalam mulut semut. Nasib yang sangat miris.

Mau tidak mau sekarang Sinta dan Ica harus membayar uang parkir dengan setulus hati.

"Gitu dong neng, kalo gini kan sama-sama enak", ucap tukang parkir nyengir tak berdosa.

"Enak pala lu tiga" ucap sinta sangat pelan.

"Apaan neng?" Mampus kang parkir speker tahu bulat denger.

"Nggak pa pa, mas ganteng" uwek maafkan hamba ya Allah.

"Tau" jawab kang parkir sombong.

Setelah itu Sinta dan Ica langsung pulang dengan hikmat menggunkan clara motor sinta yang nyentrik.

Dan melupakan laki-laki bodoh yang dikejar orang gila dan kang parkir laknat tadi

~~~~~

Sesampainya didepan rumah Ica

Ica masuk ke dalam duluan setelah menyalami ayahnya yang sedang duduk santai sambil ngopi di teras.

"Eh Om Abdul, lagi apa Om?", sapa Sinta pada bapaknya Ica.

"Sinta nama om bukan Abdul ya", jawab bapaknya Ica.

"Oh ya om Ali, pa kabar" Ucap Sinta membenahi.

"Bukan Ali juga Itaa" jawab bapaknya Ica mulai ice mo ci.

"Terus apa dong?"

"Om Oscar O-S-C-A-R ganteng. Ok!"

"Ok om otong", ucap Sinta tanpa dosa, lalu meminum kopi milik om oscar.

"Dasar bocah nakal kopi om tuh!" Bentak om oscar garang.

"Maap om otong abisnya aus. O ya om tau nggak.."

"Nggak" potong om oscar emosi

"Belom om, jadi tadi tu dimall aku sama ica nggak beli apa-apa coba, udah motor mogok, kang parkir nyebelin dan ketemu orang gila pula, sial banget kan om!" Ucap sinta

"Iya tu yah. Kan nyebelin, ita sih masak ngajak ke mall nggak bawa duit malu-maluin aja" lanjut ica yang baru aja keluar dari rumah.

"Ca ini ada tamu lho nggak dibuatin minum?", tanya sinta dengan alis yang naik turun.

"Nggak ada" bentak ica dan om oscar bersamaan.

"Ciee.. bareng cie.." goda sinta nggak nyambung.

"Apaan sih lu" jawab ica mulai sebal

"Bunda sama mbok sum mana om?" Tanya sinta

"Bunda lagi ada arisan emak-emak kalau mbok sum lagi belanja" jawab om oscar."emang kenapa ta?" Tanya om oscar karena memang tumben sinta basa-basi biasanya juga ngapain.

"Oh nggak papa om mau minta disuguhin aja" ucap sinta sambil menunjukkan dua jari "pulang dulu ya om otong dan my babi ica" pamit sinta langsung lari menuju motor kesayangannya dan pulang.

~~~~

Sampai dirumah sinta langsung masuk kerumahnya dengan tenang karena takut dimarahi ibunya.

"Anak bangor mau ke mana lu" ternyata emak sinta sudah berdiri tepat diruang tamu sambil memegamg sapu.

"Mau ke kamar mak" jawab sinta nyengir tanpa dosa.

"Enak aja ya, udah ngambil duit emak tanpa permisi sekarang nyelonong gitu aja?" Ucap emak dengan menunjuk-nunjukkan sapunya pada sinta

"Cuma duit duapuluh ribu aja mak" jawab sinta sambip manyun

"Cuma? Aja?" Amarah emak sepertinya sudah memuncak. "uang segitu tu bagi keluarga kita banyak apalagi kalo harga cabe lagi mahal, tuperware lagi nggak laku gimana nasib negara indonesia kalau anak mudanya seperti kamu, indonesia ini luas bla... bla.... bla...." omelan emak tak terhenti sampai kuping sinta panas.

"Udah mak?" Tanya sinta saat emak mulai selesai ngomel.

"Udah emak aus sana cuci piring, buatin emak minum abis itu cuci baju dah numpuk tu terus..." ucap emak tak terhenti

"Cukup mak cukup"

"Kamu tu anak perempuan jadi jangan ngeluh deh sana"

Setelah selesaikan semua pekerjaan rumah sinta langsung berbaring dikasur melemaskan tubuhnya yang mulai rontok. Tak terasa sudah azan magrib sudah berkumandang setelah salat magrib sinta langsung tidur nggak ngurus apapun lagi.

LOVE YOU TOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang