CHAPTER 1 of LCOD

5.5K 308 18
                                    

Life Circle Of Death

Notes :
Alur cerita berdasarkan manga; MORTE (EKYU), tokoh agak OOC, full of typo. No flame.

Summary :
Kageyama Tobio tidak pernah mengetahui bahwa keputusannya pergi dari rumah adalah keputusan yang berbahaya, di mana takdir dia dan adik angkatnya Hinata Shoyo, akan mengalami hal yang tak diduga.

Chapter 1

Seorang remaja bersur6ai hitam menatap sekeliling stasiun kereta api tempat pemberhentian mereka.

‘Ini namanya kampung asli’. Batin Kageyama.

“Ayo, Hinata! Siapa bilang kita punya waktu untuk duduk-duduk?”

Seorang bocah kecil bersurai orange yang agak berantakan tak jauh dari tempat Kageyama menatapnya bingung.

“Eh? Kita tidak dijemput, Nii-chan?”

Kageyama hanya mendengus mendengarnya.

“Siapa yang mau jemput tamu tak diundang?!, kalau kau tidak mau ikut, aku tinggal!”

Kageyama berjalan menjauhi Hinata, merasa akan ditinggalkan Hinata gelabakan membawa barang-barangnya.

“Ikut! Tunggu aku, Nii-chan!”

“Siapa suruh bawa barang banyak-banyak?, kan aku sudah bilang, bawa seperlunya saja!”

‘Menyebalkan’. Batin Kageyama.

~ Life Circle of Death ~

“Masih jauh ya, Nii-chan?”

Kageyama menghela nafas, lalu berbalik mengulurkan tangannya pada Hinata yang ada dibelakangnya.

Hinata yang mengira kakaknya ingin membantunnya membawakan barang-barangnya menyodorkan tasnya ke tangan Kageyama.

Dalam imajinasi Kageyama Hinata seperti anak anjing yang diajari bersalam dan Kageyama akan mengelus kepalannya dan mengatakan ‘anak baik’, tapi bukan itu yang akan dia lakukan dikenyataan.

PLETAK

“Aduh . . . sakit . . .“

Hinata mengaduh kesakitan saat Kageyama menjitak kepalanya.

“Ayo, cepat jalannya! Kalau sudah gelap, kita bisa tersesat di hutan!”

Hinata hanya tersenyum menanggapi tingkah kakaknya dan mulai menyusul Kageyama, memeluk tangan kanan Kageyama sambil tersenyum riang.

“Hinata sayang Tobio Nii-chan~”

“Oh, ya? Bagus, kalau begitu!”

‘Sayangnya, kakak membencimu!’. Batin Kageyama.

Sesaat dalam perjalanan, Hinata merasakan aura aneh saat melewati rumah kosong yang umurnya bisa dikira cukup tua.

Mengabaikan perasaan aneh tadi Hinata menyusul Kageyama.

~ Life Circle of Death ~

“Padahal kalau kalian telpon dari stasiun, suamiku bisa jemput pakai mobil”

Seorang wanita berumur sekitar 30-an menyambut mereka, di rumah yang mereka tuju.

“Tidak apa-apa, Bibi Kiyori. Ini pun, kami sudah merepotkan. Maaf . . , Ayah tiba-tiba menitipkan kami di sini”

“Ya, asal kalian tidak keberatan dengan kota kecil begini”

“Selamat malam!”. Hinata menyapa Kiyori dengan senyum manisnya.

“Aduh, aku sampai lupa mempersilahkan kalian masuk. Kalian pasti capek?”

Kageyama hanya tersenyum maklum menanggapi bibinya.

“Shoyo sudah besar, ya? Bibi sampai pangling. Dulu pernah liburan ke sini waktu umur tiga tahun, kan?, Ayo, masuk! Bibi akan hangatkan makan malam. Kamar kalian sudah disiapkan di lantai dua. Istirahatlah dulu."

“Terima kasih, Bibi Kiyori!”

Hinata langsung bernjak masuk diikuti Kageyama.

“Omong-omong, Tobio terakhir datang ke sini tujuh tahun lalu,ya?, dari stasiun jalan kaki ke sini tidak tersesat, kan?”

“Tidak, Bi. Jalannya kan cuma satu.”

“Oh, iya iya!”

Kageyama hanya menatap kosong bibinya.

~ Life Circle of Death ~

Kageyama menatap ke luar jendela kamarnya menerawang memori sebelum keberangkatannya, pertengkaran antara ibu dan ayahnya.

“Enak saja! Shoyo ikut denganku!, kamu pergi saja sama Tobio, dia kan anakmu!”

“Begitu, ya?, Cuma karena kamu tidak menginginkan Tobio, bukan berarti Shoyo ikut denganmu!”

“Oh, kamu mau memperebutkan hak asuh Shoyo di pengadilan? Boleh saja!”

“Baik kalau itu maumu!”

‘Kedengaran tau’. Batin Kageyam yang berdiri tidak jauh dari pintu kamar orang tuannya, dengan sengaja ia membuka pintu kamar itu, membuat kedua orang tua nya berjengit terkejut.

“Kamu lihat? Anakmu itu!”

“Oh, jadi itu salahku?”

“Heh!”

‘Lebih kedengaran, tahu!’. Kageyama makin jengkel melihat tingkah kedua orang tuannya.

Kageyama menghela, nafas mengingat itu hanya membuatnya tambah jengkel.

“Tobio Nii-chan~”

“Eh . . .”

Kageyama berbalik melihat Hinata yang datang membawa bantal dan boneka beruang yang tidak pernah dilihat sebelumnya.

“Malam ini saja, apa aku boleh tidur dengan Nii-chan?”

“Bibi Kiyori sudeh repot menyiapkan kamar untukmu, kan?”. Kageyama menjawab dengan nada datar.

“Tapi . . ., Bibi Kiyori bilang kalau memang tidak bisa tidur. Tidak apa-apa tidur sama Nii-chan”

‘Bibi dikasih muka sok imut begini pasti tidak bisa nolak!’. Kageyama menggaruk lehernya yang tidak gatal, menggantikan pelampiasan rasa jengkelnya.

“Tidur dekat dinding?”

“Oke!”

Hinata langsung mengambil posisinya di ranjang Kageyama.

‘Kapan-kapan aku harus minta gaji, jadi babysitter-nya!’. Batin kageyama.

“Omong-omong siapa yang memberikan boneka itu dan mendandanimu begitu sebelum tidur?”

“Bibi Kiyori~”

“ . . .”

‘Serasa main boneka kali, ya?, Bibi punya hobi cosplay?’

Kageyama memutuskan untuk cepat tidur, sesaat setelah melihat Hinata yang tertidur pulas.

‘Kalau begitu, apa aku . . . lagi main rumah-rumahan?’

~ Life Circle of Death ~

“Kalian tidak apa-apa tidak diantar?”

“Iya, Bi. Kami berangkat”. Sahut Kageyama sambil tersenyum tipis.

Dalam perjalanan menuju sekolah Hinata merengek tidak terima.

“Kenapa di sini harus sekolah, sih?”

“Kamu pikir kita mau liburan ya? Memangnya, maunya apa sekarang”

“Piknik sama Nii-chan!”

“Ini juga mau piknik di sekolah baru!”

“Enggak mauuu!”

Hinata tambah merengek tak terima.

“ . . . “

. . . IN.

MAIN.

AYO MAIN!

Mendengar suara asing Hinata berhenti di depan rumah kosong yang dilihatnya kemarin.

“ . . . Nii-chan . . . rumah ini . . . kelihatan menangis”

“Shoyo! Nii-chan tinggal, lho. Kamu pasti nyasar . . . kalau jalan sendirian”

“ . . . iya”

Jawab Hinata sekenannya, merasa diabaikan Kageyama langsung menyeret Hinata menuju sekolah.

“Gendong aku, Nii-chan!”

“Memangnya kamu bayi!”

~ Life Circle of Death ~

“Pulangnya, Nii-chan langsung jemput ya? Istirahat juga makan bareng, ya?”

“Iya, iya, bawel. Kalau ada apa-apa teriak pun kedengaran kok!, Nii-chan cuma masuk dari gedung di belakang ini!, Nii-chan pergi”

“ . . . “

Hinata hanya menatap sendu Kageyama yang sudah berjalan menjauh.

“Hallo anak kota!”

“ . . . “

Kageyama yang tengah duduk santai di tempat duduknya berbalik menghadap ke samping kirinya saat mendengar sapaan asing itu.

“Katanya, kamu tinggal dekat rumah keluarga Shidehara ya?”

Kageyama bingung dengan arah pembicaraan pemuda bersurai cokelat ini.

“Tidak tau? Itu rumah kosong yang katanya berhantu!, sudah coba masuk ke sana, anak kota?”

“Anak kota?”

“Hmmm . . . benar, kan? Kalau pindahan dari kampung juga, kamu tidak akan berbau kota begitu”

‘Mungkin maksudnya bau polusi jalan raya kali, ya. Biasa kena macet’. Batin Kageyama bingung.

“Hei, apa kamu tahu kenapa sekolah ini tidak punya seragam?”

‘Tiba-tiba ganti topik . . . ?’. Kageyama makin merasa aneh dengan alur pembicaraannya.

“ Di kota kecil ini. Cuma ada dua sekolah. Sayangnya, sekolah ini bukan yang elite makanya tidak ada seragam. Tapi, sekolah yang satu lagi dianggap elite Cuma karena mereka punya seragam. Licik, kan? Padahal pengajarnya sama saja?”

Oke, sekarang Kageyama mulai risih.

“Anak-anak sekolah ini diperlakukan enggak baik oleh anak-anak sekolah elite itu. Para orang tua jadi ikut-ikutan menganggap sekolah ini lebih buruk dan anak-anak yang masuk sini lebih bodoh! Menurutmu bagaimana solusinya?”

‘Memangnya urusanku?’. Batin Kageyam jengkel.

“Bagaiman kalau kamu masuk ke rumah keluarga Shidehara?”

“Hah?”. Kageyama kebingungan. ‘Kenapa jadi ke situ topiknya’.

“Benar! Cukup naik tangganya dan simpan pin sekolah ini di lantai dua!”

‘Eh, sejak kapan jadi berkumpul?’. Kageyama merasa makin banyak yang mengerumbunginya.

“Tapi, harus malam hari! Kalau siang, pintunya terkunci sendir lho! Aneh, kan?”

‘Aku ini kena tantangan uji keberanian, ya?’. Kageyama makin jengkel dengan alur ini.

“Kalau tidak berani, kami tidak akan mengakuimu, lho!”

‘Terus, memangnya kenapa? Kenal juga tidak!’. Kageyama mebatin rewel dengan segala macam pembicaran tak jelas tadi.

~ Life Circle of Death ~

“Hei, lihat sini deh!, ada bonek berdiri di bawah pohon!”

Hinata mengabaikan tatapan orang sekitar yang memperhatikannya.

“Tobio Nii-chan”

“ . . . “

“Eh, kakaknya yang itu?”

“Anak angkat kali”

“Kasian, kelihatan sekali ya!”

Kageyama mencoba mengabaikan suara-suara yang menurutnya cukup menggangu pendengarannya.

“Siapa yang bilang mau langsung dijemput?”

‘Kok, malah nunggu di kompleks SMA?’. Kageyama agak jengkel sekarang.

“Itu kan pulangnya. Tapi aku kan bilang makan siang sama-sama, NIH~”

Hinata menyodorkan sekantong penuh camilan ke arah Kageyama.

“Dapat dari mana?”. Kageyama terkejut setengah mati.

“Tadi, waktu gurunya keluar kelas, ada anak yang jail. Waktu, aku buka tas, ada tikus yang loncat. Terus, aku ambil kodok dari kotak pemeliharaan. Dan aku lempar ke mulut anak yang tertawa paling keras”
Orang-orang yang mendengar cerita Hinata agak terkejut.

“Terus, aku pura-pura menangis waktu guru datang. Di ruang guru, aku di kasih banyak makanan”


Hinata menyeringai mengingat kejadian tadi, membuat orang sekitar yang melihat seriangnnya bergidik ngeri.

“Kalau ketahuan guru, apa tidak dimarahi?”. Jawab Kageyama logis.

“Tobio Nii-chan~ kalau pasang muka begini, siapa yang mau marahin, aku?”. Sahut Hinata kelewatan logis.

“Huh!”

Kageyama cengengesan mendapati jawaban seperti itu.

~ Life Circle of Death ~

“ Pulangnya jemput ya, Nii-chan?”

“Iya . . .”

“Adikmu sayang sekali denganmu ya?”

Sesaat setelah Hinata pergi, seseorang menghampiri Kageyama.

“ . . . “

“Hai, Aku Kenma! Kita sama-sama ambil kelas sastra. Boleh duduk?”

“Kelas sastra-nya baru mau masuk habis ini, kan?”

“Iya. Tapi, anak baru cepat terkenal di kota kecil begini! Lagipula, kau sudah kena tantangan ‘Ayo masuk rumah keluarga Shidehara-nya, Oikawa kan?”

“Oikawa?”

“Lupa? Anak bersurai cokelat dengan banyak topik?”

“Oh . . .”

Seketika Kageyama merasa jengkel mengingat orang itu.

“Jadi, apa kau percaya hantu, aku sih tidak percaya”

“ . . . “

Awalnya kupikir . . .

Dia kelihatan seperti anak lemah yang biasa diganggu orang.

Tapi, tatapan mata lurusnya sesaat kelihatan begitu kuat.

“Nah, mau dengar hipotesisku tentang rumah itu, Kageyama?”

Guru voli ku bilang . . .

Manusia itu lemah. Tidak apa-apa kalau kau mengakui itu.

Tapi, hubungan antar manusia itu aneh.

Di suatu tempat . Di sudut dunia ini.

Pasti ada orang yang bisa jadi kekuatan bagimu.

Karenanya, tidak apa-apa kalau sesekali kau berlindung pada orang lain.

“ ! “

“Wah! Kenma si tak percaya hantu, dapat mangsa baru!”

Kenma yang asyik membaca buku dikejutkan oleh seseorang yang dengan sengaja merebut bukunya.

‘Oh, memang diganggu ternyata’. Batin kageyama lumrah.

“Kembalikan, Bokuto!”

“Nih, ayo ambil!”

“Bokutooo!”

TENG TENG

SRETTT

PLAK

“Bel masuknya sudah bunyi, tuh!”

Kageyama merebut buku milik Kenma dari tangan Bokuto plus menjitak kepala Kenma berhubung greget.

“Apa sih? Memangnya, kau bodyguardnya?”. Sahut Bokuto tak terima acaranya diganggu.

Seketika Kageyama memasang wajah horor sambil menyeret Kenma masuk kelas.

‘Kapan-kapan aku minta gaji jadi bodyguard bocah ini’. Heroin complex Kageyama kumat lagi.

~ Life Circle of Death ~

Kageyama POV On

Tadi, di kelas bahasa inggris, kena lagi!

Si Oikawa “Penantang” itu . . .

Apa enggak bosan terus-terusan ngomong tentang rumah keluarga Shidehara?

Tadi pagi Hinata bilang, rumahnnya kelihatan menagis.

Aku anatara percaya dan tidak percaya soal hal begitu.

Tapi, kalau sseorang mati dan jadi hantu  . . .

Lalu kehilangan orang yang disayanginya sebagai tempat berlindung . . .

Dan meski didatangi, orang itu tidak bisa melihatnya lagi karena mereka berbeda dunia.

Pasti sedih sekali!

‘ . . . TI!’

‘BERHENTI!’

KIIIT . . .

Suara tadi . . .

Pagarnya terbuka?!

ZRASSSH

Hujan?

“Hujan, Shoyo. Ayo kita lari!”

“Tunggu, Nii-chan!”

‘AYO MAIN!’

Kageyama POV Off

Hinata menatap sendu cuaca dari jendela kamar Kageyama.

“Ayo, Shoyo! Kalau sudah selesai mengerjakan PR nya cepat tidur! Besok sekolah kan?”

“Tapi, Nii-chan . . . rumah kosongnya kehujanan”

“Hah? Terus kenapa? Kalau kau lihat dari luar, rumah ini juga kehujanan”

Kageyama merasa aneh dengan tingkah Hinata.

“Habis . . . melihatnya kasihan. Nii-chan, tidak merasa apa-apa waktu melewatinya?”

“Tidak! Tidur sana!”

Hinata merengut tak terima.

“Iya, iya!”

Hinata langsung mengambil posisi di ranjang Kageyama.

“Selamat tidur, Tobio Nii-chan~”

“Iya”

Keheningan pun berlalu, Kageyama kembali menyibukan dirinya dengan tugas-tugasnya yang menumpuk. Tapi, ada yang janggal . . .

“Shoyo! Tidur di kamarmu!”

“Tidak mau. Kalau tidur sama Nii-chan, aku tidak akan mimpi buruk”

“Terserah”

MAIN . . .

AYO MAIN SHOYO!

“ . . . “

Suara itu muncul lagi, Nii-chan aku takut’

T.B.C



A/N : Ini coretan bukan cerita. Akhir kalimat terima kasih sudah berjuang membaca ini. Kata mutiara ku kali ini “Lebih baik terabaikan daripada diabaikan” /Sama aja woy.

Byee and . . .

Makin banyak saya mengupdate, makin cepat saya pergi dari dunia Wattpad.

Life Circle Of Death [Haikyuu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang