Chapter 3
Note : Khusus chapter ini Oharu mau mendongeng bentar, anggap aja ini curahan isi hati Hinata #eeaaa
Di suatu lembah di sela-sela pegunungan batu, hiduplah sekumpulan domba berwarna putih.
Dan di antara anak-anak domba yang berbulu seputih awan, entah bagaimana tercampur seekor anak kambing gunung yang berwarna hitam seperti awan mendung.
Setiap hari, Si Anak Kambing Gunung diejek anak-anak domba itu.
Mereka berkata, "Awan Hitam, Awan Hitam, jangan turunkan hujan waktu kami bermain dan tidak mengajakmu!".
Waktu minum di mata air, para domba berdiri di sekeliling kolam dan tidak membiarkan Si Anak Kambing Gunung minum bersama mereka.
Para induk domba berkata, "Awan Hitam, Awan Hitam, ayo turunkan hujan untuk kau minum!".
Dan mereka tertawa sambil menjagai anak-anak mereka yang minum sepuas hati.
Waktu makan di padang rumput kecil di lembah itu, para domba berjajar dan tidak membukakan jalan untuknya makan rumput muda yang tumbuh di tengah-tengah padang.
Si Anak Kambing Gunung terpaksa memakan rumput kering yang tumbuh di pinggiran.
Waktu hujan turun, para domba masuk ke dalam gua dan meninggalkan Si Anak Kambing Gunung di luar.
Para domba jantan menjagai pintu masuknya dan domba-domba tua berkata, "Awan Hitam, Awan Hitam, hentikan saja hujannya!". Dan, mereka tertawa.
Si Anak Kambing Gunung tahu dirinya tidak bisa hidup dalam kumpulan domba itu, dia menuruni tebing untuk bisa minum di sungai.
Saat itu, muncullah buaya penunggu sungai yang lapar, tapi Si Anak Kambing Gunung berkata, "Jangan makan aku! Rasaku tidak enak seperti awan mendung!"
"Apa rasanya awan mendung itu?" tanya Si Buaya.
"Entahlah . . . mungkin seperti hujan"
"BWAH! Aku sudah kenyang minum air!" kata Si Buaya sambil pergi.
Si Anak Kambing Gunung bersyukur buaya itu bodoh.
Karena itu, setiap hari dia bisa meloncati batu-batu sungai untuk makan rumput yang tumbuh subur di seberang sana.
Setiap hari pula, Si Buaya bertanya, "Apakah hari ini kau cerah?"
"Masih mendung! Lihat, warnaku masih hitam!" jawab Si Anak Kambing Gunung.
Dan, Si Buaya tidak pernah membuka mulut untuk mencoba memakannya.
Suatu hari Si Kambing gunung bertemu Si Anak Serigala.
"Aku terjatuh dari padang rumput di atas gunung. Bisakah gendong aku kembali ke atas?" tanyanya.
"Kurasa aku bisa, asalkan kau berpegangan padaku dengan erat atau menggigitku!"
"Kau tidak perlu khawatir. Taringku belum cukup panjang melukaimu dan kukuku sudah tumpul karena aku mencoba memanjat sendiri" kata Si Anak Serigala sambil menunjukkan cakarnya.
Si Anak Kambing Gunung kemudian menggendong anak serigala itu ke atas gunung.
"Bagaimana dengan keluargamu? Bukankah mereka akan memakanku di atas sana?"
"Tidak akan!" jawab Si Anak Serigala.
"Aku adalah anak kesayangan kawananku. Kalau aku yang meminta, mereka tidak akan memangsamu karena kau sudah menolongku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Circle Of Death [Haikyuu]
HorrorSegala hal terhubung tanpa kau prediksi maupun kau sadari. "Aku membencimu shoyo, sampai akhir dunia pun perasaanku tidak akan berubah" - Kageyama Tobio "Hanya untuk kali ini jangan tatap aku seperti itu, jangan berikan aku tatapan kebencianmu, Nii...