Ya Tuhan, Athea gak mau jadi pelajar gagal. Semoga Artha mau diajak kerjasama.
-Athea Diandra Prakusya
-o-
Minggu, 6 Mei 2018. Seminggu setelah pembagian kelompok tugas besar Bahasa Indonesia.
Besokannya, Artha masuk. Gua bisa denger kalau duo kwekwek-nya cerita tentang tugas besar itu dan perihal joke murahan yang Aldo lontarkan, dan tidak mendapat respon dari siapa pun.
Dan Aldo ketawa.
Lalu gua bingung.
Dan mereka gak nyinggung tentang siapa sama siapa anggota tugas kelompok itu.
Gua juga – masih - belum menghubungi Artha, atau mencoba memberi tau bahwa gua dan dia sekelompok – hingga detik ini, meski gua yakin dua kunyuk itu udah ngasih tau kalo Artha bakal sekelompok sama gua. Meski gua gak tau kapan.
Yang jelas gua yakin udah.
Semoga.
Tapi, Apa gak setidaknya dia berinisiatif nanya gitu loh sama gua yang notabennya sekretaris di kelas ini? Dia gak menghargai gua sebagai sekretaris apa? Bener-bener itu cowok, alergi manusia kali ya?
Sambil berselimut di kasur, gua mencari kontak Artha di ponsel kesayangan gua ini. Seinget gua, gua punya, gak tau kalau pernah gua blokir atau hapus, hehe. Hingga akhirnya setelah scrolling cukup lama, ketemu lah kontak sang pangeran es.
Athea: Sore ini, di rumah gua, ngerjain tugas besar, gak pake nolak, gak pake alesan, gak pake lu doang yang ngerjain, gak pake gua doang yang ngerjain. Berdua, gak pake nego.
sent.
Athea: Gua gak mau jadi pelajar gagal ya Artha Baghsyafra Mahendra!
Sent.
5 menit kemudian, belum ada balasan dari Artha. Gua melempar ponsel ke sembarang tempat, dan menarik selimut sampai menutupi kepala.
Kemungkinan dibales sama Artha itu kecil banget, gua gak tau emang hp dia itu jelek, gak punya kuota, atau gak ngerti cara bales pesan. Kalau lu chat hari ini, baru seminggu bakal dibales.
Dia pikir, gua bakal nungguin balesan dia selamanya gitu? Dasar cowo aneh.
Penantian itu ada batasnya, dan nunggu itu cape, mas.
Ew.
Line!
Artha: Jam 5, gak ada nego.
WHAT?!
Gua membulatkan mata menatap balasan kurang ajar dari sang pangeran es.
Ini manusia kaya dia yang punya rumah dah. Jadi gua yang malah kena perintah ini namanya. Tapi ya Tuhan, dari pada dia bales 'Sibuk' lebih susah lagi sih.
Athea: Oke.
-o-
Tepat jam 5 sore, kamar gua diketok dari luar. sempat berpikir bahwa yang ngetok adalah Artha, tapi gak mungkin. Dia terlalu baik untuk capek-capek naik ke lantai 2, hanya untuk menghampiri gua.
Tok! Tok! Tok!
Tapi firasat gua mengatakan hal lain.
"Kalau lu gak buka pintunya, gua pulang"
Kan.
"Sabar dong woy! Lu kira lu siapa bisa seenaknya nyuruh-nyuruh gua" teriak gua dari atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RE-UPLOAD [UNTOUCHABLE]
Teen FictionHe's not the only guy in the universe. But he's the only one that matters.