Sebuah kata yang teramat manis didengar, juga teramat mudah tuk diucap.
namun jika ingkar...
Mungkin akan sakit rasanya, bahkan tak jarang menyesali kepercayaan.
Mungkin itulah janji...
5 huruf yang yang mewakili arti kata itu sendiri
Jika, Andai, Nanti, Jarang, dan huruf terakhir Ingkar
Itulah fakta yang sering diucap dan dilakukan saat berjanji.
"Namun Sebuah Janji Terjadi Untuk Ditepati Bukan Di Ingkari"~~~~ * * * ~~~~
Hujan deras mengguyur ibu kota jakarta ,tak lain masalah yang timbul akibatnya adalah banjir, iya sebuah bencana langganan yang selalu datang tiap tahunya.
"huuff baru beberapa hari, kalau kaya gini akau ga bakal kuat pa, masih enak di rumah lama masih banyak pohon masih seger juga udaranya" ocehan meidi kecil saat melihat suasana rumah barunya yang tak menyenangkan itu
"udah.. entar lama-lama kamu juga betah tinggal disini, kalau nggak mau bosen kamu cari temen dong" jawab ayah meidi denagn santainya
Mendengar jawaban ayahya ,meidi kecilpun mendengus sambil mengkrucutkan bibir mungilnya lalu beranjak pergi ke kamarnya tanpa memperduikan ocehan ayahnya itu.
"kamu itu Cuma butuh penyesuaian aja di, kenapa di buat repot sih, minggu depan kamu juga udah dapet temen di sekolahan baru kamu ,iya kan ?"
"pasti setelah itu kamu bakal nggak bosen lagi" ayah meidi yang super cueg itu mengomel panjang lebar.
"huftt...." meidi pergi begitu saja sambil menutup telinganya.
Waktu cepat sekali berlalu, tak terasa sudah 1 tahun meidi sekeluarga tinggal dirumah baru mereka, hingga akhirnya mereka mendapat tetangga baru yang ramah. Tuan dan nyonya abraham dengan putra tunggalnya yaitu jeren agatha, suasana keseharian meidi yang sepi kini tak lagi ada, ia dengan cepat berteman baik dengan tetangga barunya itu, menghabiskan waktu bermain bersama, makan bersama berlibur bersama melakukan semua hal menyenangkan bersama sama, tak ada satu haripun tanpa bersenang senang.
"jeren jeren main yuk..." teriak meidi dari depan pintu rumah jeren
"hey meidi, masuk dulu dong, itu jeren masih tidur" ucap mama jeren menyuruh meidi untuk masuk dengan senangnya karena melihat sikap meidi yang imut.
"masak sih masih tidur, ini kan udah siang tante, jeren suka bangun siang ya tante?" jawab meidi dengan polosnya sambil melangkah masuk kedalam rumah jeren
"iya sayang, itu anak emang susah banget dibanguninnya, kamu ke atas deh, coba kamu bangunin jerennya" ucap mama jeren yng tengah menyiapan makanan.
"baiklah tante ,meidi bakalan buat jeren nggak bangun siang lagi mulai hari ini" jawab meidi dengan imutnya layaknya seorang prajuruit yang akan menyelesaian misinya.
"huuh jeren dasar ,ngrepotin.." meidi mendengus kesal sambil menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar jeren.
Tok tok tok......... diketuknya perlahan pintu kamar jeren takut jeren kaget jika terlalu keras mengetuknya. Namun tak kunjung ada respon ataupun jawaban dari dalam kamar jeren. Dok dok dok...... diketuknya lebih keras oleh meidi yang mulai kesal, namun tak ada respon juga hingga akhirnya meidi kesal dan membuka pintu kamar jeren dengan keras. Brakk... jeren tersentak kaget akibat ulah meidi itu.
"heh.. dasar kebo, jam segini belum bangun, katanya kemarin mau main abis itu berenang terus piknik di belakang rumah juga, tapi kamu jam segini belum bangun juga, dasar kebo" ocehan gadis kecil yang cukup membuat semua orang tutup telinga.
"apa sih ,aku udah bangun kok dari pagi, Cuma masih males aja keluar kamar" jawab jeren datar
"huuuu.. alasan dari tadi aku ketok pintu kamar kamu tapi kamunya nggak jawab makanya aku buka sendiri pintu kamar kamu" jawab meidi ketus
"haaahhh... aku maish ngantuk di, 10 menit lagi deh aku bangun, kamu minggir dulu sana" jawab jeren dengan malasnya
"eehh enggak boleh ayo buruan bangun ,mandi sana.." saut meidi sambil menarik tangan jeren berusaha untuk membangunkannya
"iya iya aku bangun ,kamu tunggu dibawah sana, aku mau mandi dulu." Jawab jeren dengan sedikit kesal.
Semenjak saat itulah mereka menjadi sahabat dekat bahkan sangat lengket bagaikan lem, kemana mana mereka selalu bersama tak perduli kapanpun waktu mereka bermain mereka tak pernah terpisahkan. Hingga suatu ketika saat mereka bearada di sebuah istana ,mereka menyebutnya padahal itu hanyalah sebuah rumah pohon sederhana yang dibuatkan oleh kedua orang tua jeren di belakang rumah mereka, meidi dan jeren membicarakan suatu hal yang seharusnya bukan pembicaraan anak seusia mereka, namun ya bagaimanapun tak salah jika mereka mulai memikirkan dan membicarakannya.
"meidi, aku mau kita tetep sahabatan sampai kapanpun ya" ucap jeren serius sambil bermain ular tangga
"iya pasti jeren, kita nggak boleh nyakitin satu sama lain, kita harus tetep kayak gini, seneng seneng bareng" jawab meidi yang tengah konsentrasi melempar dadu miliknya
"tapi kalo suatu saat kita besar, dan kita nggak bisa sama sama lagi gimana?" tanya jeren mulai serius (seserius pembicaraan anak seusia mereka)
"nggak boleh dong, kita harus tetep kayak gini, emang kamu mau ninggalin aku ya ?kok tanya kayak gitu" jawab meidi mulai penasaran
"iih enggak bukan gitu, maksud aku kalo kita udah sama sama punya pasangan atau suka sama seseorang apakah kita tetep bisa kayak gini?" jelas jeren kepada meidi
"yaudah kita buat janji ya, kalo kita suka sama seseorang kita harus saling cerita ,nggak boleh ada yang disembunyiin, oke" jawab meidi dengan gampangnya
"oke, kita juga janji ya kalo kita udah dewasa nanti kita nggak boleh saling suka, biar persahabatan kita nggak rusak" tambah jeren
"ihh mana mungkin aku suka sama kamu, kebo jelek.wlleeeekkk!!" saut meidi sambil menjulurkan lidahnya dan beranjak lari meninggalkan jeren
"eh awas ya,kalo aku udah besar aku bakal berubah jadi tampan" jawab jeren kesal
"emang kamu spiderman apa bisa berubah segala" ucap meidi meneruskan ejeknnya.
Saat itulah dimana sepasang sahabat yang membuat janji agar persahabatan mereka tidak pernah hancur. Meskipun dua orang anak berusia 11 tahun yang membuat janji, namun itu merupakan sebuah janji yang begitu berarti dan serius bagi mereka.