Bukanlah hal yang luar biasa
Namun dapat membuatnya menjadi luar bisa
Melalui kesederhanaan
Namun tetap membuat kesan mewah
Kemudahan yang seakan terlihat sulit
Kebahagiaan meski hanya dirasakan beberapa orang saja
Itulah “Sederhana”~~~~ * * * ~~~~
seperti sebelumnya ,tahap seleksi pemilihan pengurus OSIS yang kedua yaitu tes kepemimpinan telah dilaluli oleh meidi dan hasilnya sama seperti tes sebelumnya,ia lolos dengan daftar nama paling atas dan nilai tertinggi. Tinggal tes tahap akhir yang akan menentukan lolos tidaknya meidi dalam pencalonan pengurus OSIS, yaitu tahap uji mental. Dan hari itu dimulai pada jam pulang sekolah hari ini, meidi yang telah mempersiapkan mentalnya jauh jauh hari dalam menghadapi tes terakhir itu pun menjadikan kepercayaan diri meidi begitu besar.
“eh me, ntar pulang sekolah kan ada tes akhir buat kepengurusan OSIS, pulang lo gimana, gue tunggu atau gue pulang duluan” tanya jeren kepada meidi sambil menyetir mobilnya
“oh iya ya, elo duluan aja gapapa je, ntar gue minta jemput ibu gue aja, kalo nggak bisa ntar elo aja yang jemput gue ,oke”
“oh gitu yudah ntar kalo emang tante ga bisa lo hubungin gue aja, soalnya gue mau nganterin keponakan gue beli mainan nanti”
“oke lah je, gampang, liat nanti aja”
“oke deh me”
Hari itupun disambut meidi dengan begitu semangatnya, bagaimana tidak ia sudah bersusah payah untuk berada pada posisinya sekarang, dan terlalu jauh melangkah untuk dapat kembali mundur baginya.
Setelah pelajaran hari itu selesai tiba saatnya meidi untuk mengahadapi tes terakhirnya dalam pencalonan pengurus OSIS di SMAnya.
“bagi para kandidat yang telah lolos tes kepengurusan OSIS tahap dua, silahkan berkumpul didepan ruang OSIS sekarang, trimakasih”
Terdengar suara pengumuman dari wakil ketua OSIS yang memberi petunjuk bagi para kandidat atau calon pengurus OSIS dari ruang pengumuman, mendengar hal tersebut meidi langsung bergegas menuju tempat ruang OSIS berada yang tak jauh dari kelassnya. Dan setibanya di depan ruang OSIS meidi beserta kandidat pengurus OSISyang lainya berbaris menunggu gilirannya memasuki ruang OSIS untuk menjlankan tes mental sebagai tes tahap akhir sebagi pengurus OSIS.
“meidina amelia” teriak ketua OSIS dari dalam ruang OSIS yang tertutup
“tot tok tok, permisi” ketuk meidi perlahan
“iya silahkan masuk”
Di dalam ruang OSIS yang lumaan luas itu telah berjejer 3 orang Pengurus OSIS yang diantaranya ketua OSIS ,wakil ketua serta sekretarisnya yang tak lain adalah senior yang membuat meidi kesal saat MOS. Setelah memasuki ruangan meidi langsung dipersialahkan untuk duduk didepan ketiga orang tersebut.
“meidina amelia, masih inget gue” tanya salah seorang didepannya
“iya inget kak ,kak meilyn kan”
“oke pertanyaan pertama, lo mau apa disini”
“saya mau mengikuti tes mental sebagai tes tahap akhir dari pencalonan kepengurusan OSIS tahun ajaran baru kak”
“apa persiapan lo sebagai calon pengurus OSIS”
“saya sudah menyiapkan segala kemampuan saya agar dapat menjadi pengurus OSIS yang bertanggung jawab kak”
“bertanggung jawab lo bilang, lo kira jadi pengurus OSIS tuh gampang ha” bentak meilyn kepada meidi
“semua hal itu pasti mempunyai kesulitannya masing masing kak, dan pasti ada cara untuk menjadikannya lebih mudah tergantung dari cara tiap individu dalam menemukan kemudahan dibalik kesulitan tersebut dan juga cara pandang mereka dalam melihat seberapa sulit kesulitan yang mereka alami” jawab meidi santi namun tegas
“oke, karena lo jawab pertanyaan kita dengan jwaban kayak gitu, sekarang gue kasih lo pertanyaan kedua, sebaik apa elo dalam nyleseiin masalah, sampe ngebuat lo berpendapat kalo semua kesulitan itu pasti ada kemudahannya”
“jika saya menilai diri saya sendiri ,saya sudah baik dalam penyelesaian masalah yang saya punya, namun saya yakin jika orang lain yang menilai seberapa baik saya ,pasti masik banyak kekurangan, karena seperti yang saya katakan ,bahwa setiap orang mempunyai cara pandang mereka masing masing”
“oke sekarang pertanyaan terakhir dari gue, apa yang lo lakuin pertama kali ketika lo udah jadi pengurus OSIS” pertanyaan yang terdengar dari mulut sang ketua OSIS dengan nada santainya namun tegas
“sama seperti yang kakak lakukan saat pertama kali kakak menjadi pengurus OSIS sekaligus ketua OSIS”
“emang lo tau gue nglakuin apa? dan lo sebagai orang ga bisa jadi diri lo sendiri gitu, kenapa harus ikut ikutan orang lain?”
“bukan karena saya tidak bisa jadi diri saya sendiri tapi karena saya belum punya pengalaman jadi saya rasa saya perlu mengikuti senior saya yang sudah terlebih dulu berpengalaman dari pada saya”
“oke silahkan keluar” perintah ketua OSIS terhadap meidi secara langsung
Setelah selesai menjalani tesnya itu, meidi langsung keluar ruangan dengan perasaan sedikit tegang karena pertanyaan terakhir dari sang ketua OSIS tersebut lumayan membuat meidi sedikit berpikir keras sebelum menjawabnya dan itu cukup membuat mental meidi sedikit menyusut.
Setelah beberapa saat akhirnya semua calon pengurus OSIS telah selesai menjalani tes terakhir mereka dan karena hari sudah hampir petang akhirnya hasil tes tidak jadi diumumkan hari itu.
“oke semuanya karena semua telah menajalani tes akhir hari ini, maka selanjutnya hanya tinggal menunggu pengumuman hasil tes ,karena hari juga udah hampir petang maka kami pihak pengurus OSIS sepakat untuk memberikan pengumumannya besok, sekian terimakasih”
“yahh... gimana sih ,ga jadi dong” ,“iya nih ,bikin kecewa” ,“yaudahlah sabar aja buat besok” keluh seluruh calon pengurus OSIS termasuk meidi karena mendengar pernyataan yang di ucapkan oleh pihak OSIS tersebut.